Deretan Final Liga Champions Terbaik Sepanjang Masa
Editor Bolanet | 4 Juni 2015 12:40Bola.net - Bola.net - Akhir pekan ini, perhatian publik sepakbola dunia akan tertuju pada Olympiastadion di Berlin, yang akan menjadi tuan rumah laga final Liga Champions antara dan .
Barcelona sedikit lebih diunggulkan, lantaran musim ini mereka tengah berada dalam kondisi on fire. Penampilan apik tim Catalan ditopang oleh trio MSN: Lionel Messi, Luis Suarez, dan , yang hingga saat ini telah membuat 120 gol.
Sementara meski tak begitu banyak difavoritkan, Juventus tak bisa dianggap remeh. Tim asuhan Massimiliano Allegri sejauh ini sudah membuktikan bahwa label favorit tak ada artinya di atas lapangan. Hal tersebut terbukti benar, kala mereka menyingkirkan tim kuat Real Madrid di semifinal.
Laga antara kedua tim akhir pekan ini diharapkan bakal berjalan seru, menarik, serta tentunya menghibur. Bola.net mengajak pembaca semua menyimak deretan laga final terbaik yang pernah terjadi di sepanjang gelaran Liga Champions.
Mari kita simak satu-persatu.
Ajax 2-0 Inter Milan (1972)
Kala itu Ajax yang diasuh oleh Stefan Kovacs mengusung filosofo 'total football' warisan Rinus Michel, melawan Helenio Herrera, yang dikenal punya taktik Catenaccio alias pertahanan gerendel.
Ajax mendominasi sepanjang 90 menit laga, Cruyff mencetak gol usai memanfaatkan kesalahan kiper dan kemudian kembali menggetarkan jala lawan usai memanfaatkan umpan Piet Kaizer.
Celtic 2-1 Inter Milan (1967)
Inter mampu unggul terlebih dahulu di laga ini. Sesuai dengan filosofi bertahan total, pelatih Helenio Herrera lantas meminta timnya menumpuk pemain di lini belakang. Giuliano Sarti tampil menawan di bawah mistar gawang Inter dan sanggup membendung gelombang serangan yang dibangun oleh Jimmy Johnstone dan Bobby Lenox di sisi lebar, serta Stevie Chalmers dan Willie Walace di tengah.
Namun demikian, tembok Catenaccio Inter akhirnya pecah juga. Tommy Gemmel mencetak gol pembuka dan dilanjutkan oleh Bobby Murdoch, guna memastikan Cetic menjadi tim Britania Pertama yang memenangkan gelar juara Eropa.
Milan 4-1 Ajax (1969)
Prati merupakan pahlawan di laga tersebut. Tendangannya sempat membentur tiang di menit pertama, sebelum akhirnya mencetak gol kurang dari 10 menit dan menggandakan keunggulan timnya sebelum babak pertama. Ajax sempat mengejutkan lewat pendekatan serangan balik mereka, namun hal tersebut tak sanggup mencegah Milan menjadi juara.
Manchester United 2-1 Bayern Munchen (1999)
Bayern berada dalam posisi unggul selama 84 menit, namun United yang akhirnya tertawa paling keras. Laga ditutup dengan kemenangan Setan Merah dan ekspresi kesedihan Sami Kuffour, yang tetap terus dikenang hingga saat ini.
Manchester United 4-1 Benfica (1968)
Tiga gol lantas terjadi di waktu tambahan. George Best melakukan aksi solo untuk mencetak gol kedua yang indah. 10 tahun pasca dihantam tragedi memilukan, United kembali bangkit di pentas tertinggi di Eropa.
Real Madrid 4-3 Stade Reims (1956)
Reims unggul dua gol lebih dulu dalam tempo kurang dari 10 menit, sebelum Alfredo Di Stefano mencetak gol lima menit kemudian, dan klub Spanyol lantas sukses menyamakan kedudukan sebelum babak pertama berakhir, usai Hector Rial mencetak gol dari sundulan memanfaatkan tendangan sudut. Kopa lantas memberikan assist kedua pada Michel Hidalgo, yang membantu juara Prancis kembali memimpin 3-2.
Namun tekanan ekstra tinggi yang diberikan oleh Madrid membuat Los Blancos akhirnya keluar sebagai juara Eropa.
AC Milan 4-0 Barcelona (1994)
Rossoneri bermain dalam kondisi compang camping. Meski menjadi juara Italia, mereka kalah di enam laga terakhir di liga domestik dan tidak bisa memainkan Franco Baresi dan Alesandro Costacurta akibat akumulasi kartu. Ditambah lagi Marco van Basten dan Gianluigi Lentini absen akibat cedera.
Namun begitu laga digelar, Milan secara ajaib justru tampil dominan. Gol dari Daniele Massaro (2), Dejan Savicevic, dan Marcel Desailly membuat tim unggul 4-0 meski laga masih menyisakan 30 menit.
Benfica 5-3 Real Madrid (1962)
Tim Portugal saat itu juga memiliki pesepakbola muda bernama Eusebio, yang masih berusia 20 tahun, dan menunjukkan aksi brilian di babak keda kala Benfica bangkit dari keteringgalan 0-2 dan 2-3, sebelum akhirnya menang dengan skor 5-3, sekaligus membuat hat-trick Puskas di babak pertama seolah tak ada artinya.
Real Madrid 7-3 Eintracht Frankfurt (1960)
Kubu Jerman sempat mengejutkan ketika mereka mampu unggul lebih dulu lewat Richard Kress, namun ketika Erwin Stein mencetak gol kedua Frankfurt usai laga berjalan 72 menit, Madrid sudah mencetak tak kurang dari enam gol, sebuah demonstrasi sepakbola menyerang yang belum pernah lagi ditunjukkan oleh finalis Liga Champions manapun hingga saat ini.
Real akhirnya menang 7-3, Puskas mencetak empat gol dan Di Stefano tiga. Frankfurt mencetak 20 gol di enam pertandingan sebelum akhirnya masuk final, namun mereka tampak linglung di laga puncak, melawan klub yang mungkin tengah memiliki kekuatan ofensif terhebat sepanjang sejarah mereka.
Liverpool 3-3 Milan (Liverpool Menang Adu Penalti 3-2) 2005
The Reds tampak tak punya lagi harapan untuk menjadi juara, usai di babak pertama mereka tertinggal 0-3 oleh gol Paolo Maldini dan Hernan Crespo (2), Liverpool lantas membuat yang tidak mungkin menjadi mungkin lewat Steven Gerrard, Vladimir Smicer, dan Xabi Alonso, serta aksi brilian Jerzy Dudek di babak adu penalti.
Ketika saya melihat pementasan Hamlet di teater, saya benar-benar menikmatinya, namun saya tahu apa yang akan terjadi di akhir nanti, demikian tutur seorang penulis puisi Ian McMillan. Namun di sepakbola, anda tidak pernah tahu. Itulah yang membuatnya begitu hebat.
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Arda Guler Tanggapi Perbandingan dengan Lamine Yamal: Gaya Kami Berbeda!
Liga Spanyol 7 September 2025, 05:22 -
Situasi Pelik Inter Milan terkait Lautaro Martinez jelang Duel Kontra Juventus
Liga Italia 7 September 2025, 00:11 -
AC Milan Masih Minati Vlahovic: Ada Kendala dan Pesaing yang Harus Diwaspadai
Liga Italia 6 September 2025, 23:55 -
Nkunku Bukan Penyerang Tengah, Gimenez Masih Layak Tempati Posisi Nomor 9 AC Milan
Liga Italia 6 September 2025, 20:33
LATEST UPDATE
-
Bad News untuk Arsenal, William Saliba Harus Absen hingga Sebulan
Liga Inggris 8 September 2025, 00:47 -
Masa Depan Cerah Benjamin Sesko di Manchester United: Potensi Bomber Kelas Dunia
Liga Inggris 7 September 2025, 23:40 -
Kisah 20 Tahun Presnel Kimpembe di PSG Resmi Berakhir
Liga Eropa Lain 7 September 2025, 22:22 -
Daftar Pembalap Formula 1 dengan Kemenangan Terbanyak Sepanjang Sejarah
Otomotif 7 September 2025, 21:39 -
Hasil Lengkap dan Klasemen Pembalap Formula 1 2025
Otomotif 7 September 2025, 21:29 -
Update Klasemen Pembalap Formula 1 2025
Otomotif 7 September 2025, 21:28 -
Klasemen Sementara Formula 1 2025 Usai Seri Italia di Monza
Otomotif 7 September 2025, 21:27 -
Hasil Balapan Formula 1 GP Italia 2025: Max Verstappen Kalahkan Duet McLaren
Otomotif 7 September 2025, 21:22 -
Update Klasemen Pembalap WorldSBK 2025
Otomotif 7 September 2025, 21:18 -
Hasil Race 2 WorldSBK Prancis 2025: Toprak Razgatlioglu Bawa Pulang Hat-trick Kemenangan
Otomotif 7 September 2025, 21:14 -
Matheus Cunha Tebar Kode Sudah Fit untuk Perkuat MU Lawan Man City
Liga Inggris 7 September 2025, 20:55
LATEST EDITORIAL
-
Isak Catat Rekor Baru, Ini 5 Transfer Termahal Premier League
Editorial 3 September 2025, 14:48 -
Rekor Pecah Lagi! 5 Pemain Liverpool dengan Harga Fantastis
Editorial 3 September 2025, 13:18 -
6 Pemain yang Menolak Chelsea untuk Gabung Tottenham, Termasuk Xavi Simons
Editorial 1 September 2025, 17:24