Kualitas Dunia, Nol Gelar UCL: Starting XI Pemain yang Tak Pernah Juara

Aga Deta | 30 Januari 2025 14:03
Kualitas Dunia, Nol Gelar UCL: Starting XI Pemain yang Tak Pernah Juara
Trofi Liga Champions (c) AP Photo/Gregorio Borgia

Bola.net - Banyak pemain top pernah bersinar di Liga Champions. Namun, tidak semua berhasil mengangkat trofi Si Kuping Besar.

Beberapa di antaranya pernah mencapai final. Sayangnya, keberuntungan tidak berpihak kepada mereka.

Advertisement

Ada juga yang selalu tampil luar biasa setiap musim. Tetapi, tim mereka tidak cukup kuat untuk juara.

Mereka sudah memenangkan banyak trofi lainnya. Namun, Liga Champions tetap jadi trofi yang tak pernah diraih.

Berikut adalah susunan sebelas pemain terbaik yang belum pernah juara Liga Champions.

1 dari 11 halaman

Kiper: Gianluigi Buffon

Kiper: Gianluigi Buffon

Kiper Parma, Gianluigi Buffon saat melawan Inter Milan pada Coppa Italia 2022/2023, Rabu (11/1/2023) WIB. (c) Parma Official

Gianluigi Buffon adalah satu-satunya kiper yang pernah memenangkan UEFA Club Footballer of the Year. Namun, ia kalah di tiga final Liga Champions bersama Juventus.

Pada 2003, ia hampir menang setelah menyelamatkan dua penalti dalam adu tos-tosan melawan AC Milan. Sayangnya, Juventus gagal karena tiga eksekutor mereka tidak berhasil mencetak gol.

Buffon pernah mengatakan bahwa kegagalannya menjadi motivasi besar. Namun, impiannya tak pernah terwujud hingga akhirnya pensiun pada 2023.

2 dari 11 halaman

Bek Kanan: Lilian Thuram

Bek Kanan: Lilian Thuram

Lilian Thuram ketika memperkuat Timnas Prancis. (c) AP Photo

Lilian Thuram adalah finalis lainnya yang kalah pada 2003. Ia dikenal sebagai salah satu bek paling konsisten di Eropa.

Kariernya meliputi AS Monaco, Parma, Juventus, dan Barcelona, dengan sukses terbesar bersama Prancis. Sayangnya, ia pensiun setahun sebelum Barcelona juara pada 2009.

Thuram sebenarnya sudah menandatangani kontrak dengan PSG. Namun, ia membatalkannya dan pensiun setelah didiagnosis memiliki masalah jantung.

3 dari 11 halaman

Bek Tengah: Fabio Cannavaro

Bek Tengah: Fabio Cannavaro

Mantan bek Italia Fabio Cannavaro. (c) AP Photo/Michel Euler

Fabio Cannavaro adalah bek elegan dalam sejarah sepak bola Italia. Namun, karier klubnya terbilang nomaden, kecuali tujuh tahun di Parma.

Cannavaro bagian dari Inter yang kalah di semifinal Liga Champions 2003 melawan AC Milan. Kekalahan itu terasa pahit karena terjadi dengan aturan gol tandang di San Siro.

Di Real Madrid, Cannavaro mengalami nasib kurang baik. Selama tiga musim di sana, timnya selalu gagal melewati babak 16 besar.

4 dari 11 halaman

Bek Tengah: Laurent Blanc

Bek Tengah: Laurent Blanc

Laurent Blanc, bek ini didatangkan MU dari Inter Milan saat usianya 35 tahun pada musim 2001/2002. Didatangkan secara gratis, pria Prancis ini mampu mengantar Setan Merah meraih gelar liga pada musim 2003. (c) AFP/Philippe Huguen

Laurent Blanc dipilih ketimbang Giorgio Chiellini agar lini belakang tidak didominasi pemain Juventus. Ia adalah bek berkualitas yang sukses di level internasional.

Bersama Prancis, Blanc memenangkan Piala Dunia dan Piala Eropa. Namun, ia tak pernah meraih trofi Liga Champions.

Padahal, Blanc sempat bermain untuk klub besar seperti Inter Milan, Barcelona, dan Manchester United. Sayangnya, keberuntungan tidak berpihak padanya.

5 dari 11 halaman

Bek Kiri: Gianluca Zambrotta

Gianluca Zambrotta mengalami nasib serupa dengan Lilian Thuram. Ia kalah di final Liga Champions 2003 bersama Juventus.

Pada 2006, ia bergabung dengan Barcelona yang baru saja juara. Harapannya meraih trofi Liga Champions pun semakin besar.

Namun, impiannya kandas di semifinal 2008. Barcelona kalah dari Manchester United yang terinspirasi permainan Paul Scholes.

6 dari 11 halaman

Gelandang: Lothar Matthaus

Gelandang: Lothar Matthaus

Legenda Bayern Munchen dan Timnas Jerman, Lothar Matthaus saat melakukan wawancara eksklusif dengan Bola.net pada hari Jumat (15/11/2019) (c) Bola.net/Muhammad Adiyaksa

Lothar Matthaus bisa bermain sebagai bek atau gelandang. Ia hampir memenangkan Liga Champions bersama Bayern Munchen pada 1999.

Bayern Munchen hanya tinggal dua menit lagi meraih trofi itu. Namun, Teddy Sheringham dan Ole Gunnar Solskjaer mengubah segalanya.

Kekalahan itu dikenang sebagai salah satu momen tragis dalam sejarah Liga Champions. Sepak bola memang penuh kejutan.

7 dari 11 halaman

Gelandang: Michael Ballack

Michael Ballack sering merasakan kekecewaan dalam kariernya. Ia finis sebagai runner-up di Bundesliga, DFB-Pokal, Liga Champions, dan Piala Dunia bersama Bayer Leverkusen dan Jerman.

Pindah ke Bayern Munchen memberinya tiga gelar ganda liga dan piala. Namun, trofi Liga Champions tetap sulit diraih, dan ia kalah lagi di final 2008 bersama Chelsea.

Kekalahan 2009 dari Barcelona membuatnya sangat marah. Keputusan wasit Tom Henning Ovrebo semakin memperburuk situasi bagi Ballack dan Chelsea.

8 dari 11 halaman

Gelandang: Pavel Nedved

Gelandang: Pavel Nedved

Mantan pemain Juventus, Pavel Nedved. (c) Juventus FC

Pavel Nedved hampir mengubah jalannya sejarah Liga Champions 2003. Jika ia tidak mendapatkan kartu kuning di leg kedua semifinal melawan Real Madrid, ia pasti akan bermain di final.

Nedved sukses menggantikan Zinedine Zidane di Juventus dan mencetak gol yang mengeluarkan Zidane serta juara bertahan dari kompetisi. Namun, tanpa kreativitas Nedved, Juventus kesulitan menghadapi AC Milan di final.

Pada akhirnya, Juventus kalah lewat adu penalti di Old Trafford. Kekecewaan mendalam bagi tim yang seharusnya bisa lebih baik.

9 dari 11 halaman

Gelandang: Francesco Totti

Gelandang: Francesco Totti

Francesco Totti (c) AS Roma

Legenda AS Roma Francesco Totti dikenal sebagai salah satu pemain terbaik dalam sejarah sepak bola. Meskipun punya nama besar di Serie A, Totti tidak pernah meraih trofi Liga Champions.

Pada musim 2006/2007, Roma sempat tampil di babak perempat final. Namun, impian Totti untuk meraih gelar tersebut selalu terhalang oleh tim-tim besar Eropa.

Totti menghabiskan seluruh karirnya di Roma dan mempersembahkan beberapa gelar domestik. Sayangnya, gelar Liga Champions tetap menjadi impian yang tak tercapai.

10 dari 11 halaman

Striker: Gabriel Batistuta

Striker: Gabriel Batistuta

Aksi Gabriel Batistuta bersama Timnas Argentina (c) FIFA

Gabriel Batistuta adalah salah satu legenda sepak bola Argentina yang terkenal karena kemampuan mencetak golnya. Ia dikenal sebagai striker tajam, memiliki kekuatan fisik yang luar biasa dan tembakan jarak jauh yang mematikan.

Setelah menghabiskan sebagian besar kariernya di Fiorentina, Batistuta bergabung dengan AS Roma pada 2000. Di Roma, ia berhasil meraih gelar Serie A pada musim 2000/2001, menambah prestasi penting dalam kariernya.

Selain sukses di level klub, Batistuta juga merupakan bintang untuk timnas Argentina. Ia mencetak banyak gol di panggung internasional, menjadikannya salah satu striker terbaik dalam sejarah Argentina.

11 dari 11 halaman

Striker: Ronaldo

Striker: Ronaldo

Mantan striker Brasil Ronaldo. (c) AP Photo/Michel Euler

Ronaldo Nazario, salah satu striker terbaik dalam sejarah sepak bola, dikenal dengan kecepatan dan teknik luar biasa. Meskipun meraih banyak trofi, ia tidak pernah menjuarai Liga Champions.

Karier Ronaldo di Eropa mencakup klub-klub besar seperti Barcelona, Inter Milan, dan Real Madrid. Namun, meskipun tampil gemilang, trofi Liga Champions tetap lepas dari genggamannya.

Ronaldo meraih sukses besar di level domestik dan internasional, termasuk Piala Dunia. Meski begitu, Liga Champions tetap menjadi gelar yang tidak pernah ia raih sepanjang kariernya.

Sumber: Planet Football

LATEST UPDATE