Liverpool Kini Tahu Apa Yang Dirasakan AC Milan di Istanbul Waktu Itu
Gia Yuda Pradana | 22 November 2017 14:41
Bola.net - Bola.net - Ataturk Olympic Stadium, Istanbul, 25 Mei 2005, Liverpool menampilkan salah satu aksi comeback paling hebat sepanjang sejarah sepakbola. The Reds mengalahkan AC Milan lewat adu penalti untuk merengkuh gelar Liga Champions mereka yang kelima.
Liverpool memenangi final tersebut dengan cara yang luar biasa. Tertinggal 0-3 di babak pertama, Liverpool bangkit usai jeda dan mencetak tiga gol balasan. Setelah habis-habisan di extra time, juga berkat aksi heroik kiper Jerzy Dudek, Liverpool berjaya dalam adu tembakan 12 pas.
Comeback Liverpool di final itu terkenal dengan sebutan Miracle of Istanbul - Keajaiban Istanbul. Bagi Milan, final itu lebih tepat disebut sebagai Nightmare of Istanbul - Mimpi Buruk Istanbul.
Fast forward 4563 hari, Liverpool kembali jadi bagian dalam sebuah peristiwa yang hampir sama. Bedanya, kali ini Liverpool yang menjadi 'korban'. Pelakunya adalah .
Jika 12 tahun lalu Liverpool memaksa Rossoneri membuang keunggulan tiga gol di babak pertama, kali ini Liverpool yang dipaksa gigit jari oleh Sevilla dengan cara demikian. Liverpool memang tidak sampai kalah, dan ini pun cuma fase grup, bukan babak final yang berlanjut sampai extra time dan adu penalti untuk menentukan juara kompetisi elit Eropa.
Namun paling tidak Liverpool kini sedikit banyak tahu apa yang dirasakan Milan di Istanbul waktu itu.
Liverpool bertandang ke Ramon Sanchez Pizjuan untuk menghadapi Sevilla pada matchday 5 Grup E Liga Champions 2017/18, Rabu (22/11). Liverpool menggila di babak pertama, mencetak tiga gol lewat Roberto Firmino menit 2, Sadio Mane menit 22, dan Firmino lagi menit 30 untuk memimpin 3-0 hingga jeda. Namun Sevilla bangkit di babak kedua dan mencetak tiga gol balasan.
Gol Wissam Ben Yedder menit 51, penalti Ben Yedder menit 60 dan gol Guido Pizarro saat injury time memastikan laga berkesudahan imbang 3-3.
Keroposnya lini belakang Liverpool kembali jadi sorotan. Pembicaraan yang cukup mendominasi di media, terutama media sosial, adalah tentang bagaimana Liverpool membuang keunggulan tiga gol di babak pertama hingga akhirnya cuma bisa meraih hasil imbang 3-3.
‘Reverse Istanbul’. Liverpool di-Istanbul-kan oleh Sevilla, seperti itulah kira-kira yang dimaksud.
Ben Yedder saja ikut berpartisipasi dengan cuitannya. Di Twitter bahkan muncul #SEVILLASTANBUL.
Bicara tentang final Istanbul 2005, bagi Milan itu adalah luka yang takkan pernah bisa dilupakan. Meski sukses melakukan pembalasan terhadap Liverpool dua tahun setelahnya, tapi mimpi buruk dari Istanbul tidak bisa hilang dari memori mereka.
Milan unggul 3-0 lewat gol pembuka kapten Paolo Maldini di menit pertama, lalu menambah dua gol lagi sebelum jeda melalui Crespo (39', 44'). Di babak kedua, kapten Liverpool Steven Gerrard menipiskan selisih skor pada menit 54. Gerrard menginspirasi rekan-rekannya. The Reds lalu mencetak dua gol lagi lewat Vladimir Smicer dan Xabi Alonso.
Laga berlanjut ke extra time, kemudian Liverpool menang adu penalti. Milan tersentak. Andrea Pirlo saja mengungkapkan lewat autobiografinya bahwa kekalahan tragis itu sanggup membuatnya berpikir untuk berhenti main sepakbola.
Unggul 3-0 di babak pertama, dengan gol pembuka tercipta di menit-menit awal, itulah salah satu persamaan antara Milan vs Liverpool 2005 dan Sevilla vs Liverpool 2017. Setelah itu, tiga gol balasan tercipta di babak kedua. Hanya sayang bagi Liverpool, kali ini mereka yang jadi korban comeback lawan.
Duel di Pizjuan memang bukan final Liga Champions seperti 12 tahun silam, juga tak ada extra time maupun adu penalti. Hasil imbang ini juga tak lantas meloloskan Sevilla (maupun Liverpool) ke babak 16 besar.
Namun paling tidak Liverpool kini sedikit banyak tahu apa yang dirasakan Milan di Istanbul waktu itu.
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Kapan Donnarumma Tahu Dirinya Akan Dibuang PSG? Ini Jawabannya!
Liga Champions 5 September 2025, 07:22 -
Gabung AC Milan, David Odogu Tak Pernah Bayangkan Bisa Satu Tim dengan Luka Modric
Liga Italia 5 September 2025, 05:55 -
Apa Alasan Liverpool Coret Federico Chiesa Dari Skuad yang Berlaga di Liga Champions?
Liga Champions 4 September 2025, 23:42 -
Skuad Arsenal di Liga Champions: Max Dowman Bikin Kejutan, Gabriel Jesus Absen
Liga Inggris 4 September 2025, 23:03 -
Ayah Santiago Gimenez Sentil AC Milan Yang Ingin Tukar Putranya Dengan Striker Roma
Liga Italia 4 September 2025, 22:59
LATEST UPDATE
-
Prediksi Turki vs Spanyol 8 September 2025
Piala Dunia 6 September 2025, 19:35 -
Hasil Kualifikasi Moto2 Catalunya 2025: Sikat Jake Dixon, Daniel Holgado Sabet Pole
Otomotif 6 September 2025, 19:30 -
Susunan Pemain Timnas Indonesia U-23 vs Makau: Rotasi oleh Gerald Vanenburg
Tim Nasional 6 September 2025, 19:21 -
Prediksi Jerman vs Irlandia Utara 8 September 2025
Piala Dunia 6 September 2025, 19:11 -
Hasil Latihan Ketiga Formula 1 GP Italia 2025: Lando Norris Ungguli Charles Leclerc
Otomotif 6 September 2025, 18:37 -
Hasil Kualifikasi Moto3 Catalunya 2025: David Almansa Rebut Pole Perdana
Otomotif 6 September 2025, 18:32 -
Update Klasemen Pembalap WorldSSP300 2025
Otomotif 6 September 2025, 18:26 -
Hasil Race 1 WorldSSP300 Prancis 2025: Debut Arai Agaska, Loris Veneman Menang
Otomotif 6 September 2025, 18:22 -
Kualifikasi Piala Asia U-23 2026: Korea Selatan Habisi Laos Tujuh Gol Tanpa Balas
Tim Nasional 6 September 2025, 18:02 -
Prediksi Lithuania vs Belanda 7 September 2025
Piala Dunia 6 September 2025, 17:50 -
Update Klasemen Pembalap MotoE 2025
Otomotif 6 September 2025, 17:46 -
Update Klasemen Pembalap WorldWCR 2025
Otomotif 6 September 2025, 17:25 -
Hasil Race 1 WorldWCR Prancis 2025: Kalahkan Chloe Jones, Maria Herrera Rebut Kemenangan
Otomotif 6 September 2025, 17:21
LATEST EDITORIAL
-
Isak Catat Rekor Baru, Ini 5 Transfer Termahal Premier League
Editorial 3 September 2025, 14:48 -
Rekor Pecah Lagi! 5 Pemain Liverpool dengan Harga Fantastis
Editorial 3 September 2025, 13:18 -
6 Pemain yang Menolak Chelsea untuk Gabung Tottenham, Termasuk Xavi Simons
Editorial 1 September 2025, 17:24