Pelatih Yang Dipecat Setelah Meraih Gelar Juara
Aga Deta | 27 Februari 2017 10:27
Bola.net - Bola.net - Sepakbola bisa jadi olahraga yang kejam dari sudut pandang pelatih. Meski telah mempersembahkan prestasi luar biasa berupa gelar juara, pelatih tidak pernah aman dari ancaman pemecatan.
Itulah yang sedang terjadi dengan Claudio Ranieri. Pria asal Italia itu dipecat setelah sembilan bulan lalu mengantarkan Leicester City meraih gelar juara Premier League dengan cara yang ajaib.
Namun, ini bukan pertama kalinya seorang pelatih di liga-liga top Eropa didepak setelah memimpin timnya meraih gelar. Berikut ini adalah lima pelatih yang dipecat satu musim setelah memenangkan gelar dengan timnya.
Jose Mourinho

Jose Mourinho dipecat untuk kedua kalinya sebagai manajer Chelsea pada musim 2015-16 setelah ia memimpin klub meraih gelar Premier League pada musim 2014-15. Setelah finis ketiga di musim pertamanya setelah kembali ke Stamford Bridge, Mourinho dan anak buahnya benar-benar mendominasi Premier League di musim berikutnya dengan memenangkan liga setelah hanya kalah dalam tiga pertandingan.
Di musim selanjutnya, Mourinho menandatangani kontrak empat tahun di klub dan mereka sekali lagi diharapkan bisa meraih gelar. Namun, setelah kalah sembilan dari 16 pertandingan di Premier League, Chelsea memutuskan untuk memecat Jose Mourinho.
Vicente del Bosque

Tidak banyak orang yang ingat, tapi Vincent Del Bosque memiliki karir yang sangat sukses sebagai pelatih Real Madrid selama akhir 90-an dan awal tahun 2000 setelah ia memenangkan sejumlah trofi bergengsi mulai dari La Liga hingga Liga Champions.
Meskipun begitu, Del Bosque tidak mampu mempertahankan pekerjaannya. Setelah mengantarkan Madrid meraih gelar La Liga ke -29, petinggi Los Blancos memutuskan untuk memecat mantan pemainnya hanya berselang 48 jam setelah menjuarai liga domestik. Namun, mereka akhirnya menyesali keputusan tersebut.
Del Bosque kemudian menikmati kesuksesan besar sebagai pelatih timnas Spanyol setelah memenangkan Piala Dunia 2010 dan Euro 2012. Sementara itu, Madrid kesulitan meraih trofi sehingga menjadi terburuk mereka dalam 50 tahun.
Louis van Gaal

Louis Van Gaal sudah membuktikan dirinya sebagai salah satu manajer top di Eropa dan meski kesulitan di Manchester United, ia mampu memenangkan Piala FA di musim terakhirnya.
Mantan pelatih Belanda ini sudah meraih banyak sukses di Ajax, Barcelona dan Bayern Munchen. Bahkan ia mampu memenangkan Bundesliga dan DFB-Pokal di musim debutnya dan hampir memenangkan treble setelah kalah dari Inter Milan di final Liga Champions.
Namun, hal itu tidak cukup untuk menyelamatkan pekerjaannya di musim berikutnya setelah Bayern tersingkir di babak 16 besar Liga Champions dan tertinggal dari perburuan gelar Bundesliga membuat Van Gaal dipecat.
Roberto Di Matteo

Roberto Di Matteo awalnya bergabung dengan Chelsea sebagai asisten manajer Andre Villas-Boas pada musim 2011-12. Setelah pemecatan Villas-Boas, Pria Italia itu diangkat menjadi manajer sementara sampai akhir musim, memenangkan Piala FA dan juga membimbing klub meraih trofi Liga Champions untuk pertama kalinya.
Setelah mempersembahkan prestasi yang luar biasa tersebut, Roman Abramovich memutuskan menawarkan mantan pemain Chelsea itu dengan kontrak dua tahun. Namun, ia tidak bisa melanjutkan performa yang sama di musim berikutnya dan setelah kalah 3-0 dari Juventus di Liga Champions, yang membuat The Blues tersingkir dari kompetsi, Di Matteo akhirnya dipecat. Dia hanya bertahan selama delapan bulan sebagai manajer Chelsea.
Fabio Capello

Selama periode kedua bertugas di Real Madrid, Fabio Capello tiba di klub pada saat mereka mengalai puasa gelar yang terburuk. Setelah meraih kesuksesan dengan AC Milan, AS Roma dan periode pertamanya di Madrid, mereka yakin Capello bisa mengubah nasib klub dan pria Italia itu mampu melakukannya.
Capello memimpin Madrid meraih gelar La Liga ke 30 setelah timnya mengalahkan Mallorca dalam pertandingan terakhir musim. Meskipun begitu, ia tidak bisa mempertahankan pekerjaannya dan dipecat sebelum awal musim depan karena petinggi Los Blancos tidak puas dengan gaya permainan Capello.
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
MU Utus 'Agen Rahasia' untuk Boyong Carlos Baleba ke Old Trafford
Liga Inggris 24 Oktober 2025, 12:36
-
Bukan Gelandang, MU Bakal Beli Striker Baru di Januari 2026
Liga Inggris 24 Oktober 2025, 12:21
-
Riccardo Calafiori: Bek Unik yang Mengubah Cara Bermain Arsenal di Era Mikel Arteta
Liga Inggris 24 Oktober 2025, 12:17
-
Mohamed Salah di Persimpangan: Apakah Ia Masih Layak di Skuad Inti Liverpool?
Liga Inggris 24 Oktober 2025, 12:11
LATEST UPDATE
-
Prediksi BRI Super League: Persik Kediri vs PSM Makassar 25 Oktober 2025
Bola Indonesia 24 Oktober 2025, 18:35
-
Prediksi BRI Super League: Bali United vs Persita Tangerang 25 Oktober 2025
Bola Indonesia 24 Oktober 2025, 18:29
-
Prediksi Real Madrid vs Barcelona 26 Oktober 2025
Liga Spanyol 24 Oktober 2025, 18:29
-
Saksikan dan Nonton Liga Inggris 2025/26: Chelsea vs Sunderland Tayang di Vidio
Liga Inggris 24 Oktober 2025, 18:26
-
Jadwal Liga Inggris Pekan Ini Live di SCTV, MOJI, dan Vidio, 25-26 Oktober 2025
Liga Inggris 24 Oktober 2025, 18:15
-
Prediksi Sassuolo vs AS Roma 26 Oktober 2025
Liga Italia 24 Oktober 2025, 17:53
-
Prediksi Aston Villa vs Manchester City 26 Oktober 2025
Liga Inggris 24 Oktober 2025, 17:09
-
Manuver Baru Menkeu Purbaya: Rekrut 'Hacker' Perkuat Sistem Coretax
News 24 Oktober 2025, 16:56
-
Cara Cek BLT Kesra 2025 dengan Mudah: Panduan Lengkap Penerima dan Pendaftaran
News 24 Oktober 2025, 16:55
-
Jadwal Lengkap BRI Super League 2025/2026
Bola Indonesia 24 Oktober 2025, 16:46
-
Jadwal Persib Bandung di BRI Super League 2025/2026
Bola Indonesia 24 Oktober 2025, 16:44
LATEST EDITORIAL
-
3 Manajer Premier League yang Kontraknya Habis pada Musim Panas 2026
Editorial 23 Oktober 2025, 21:39
-
10 Gelandang Tengah Terbaik di Dunia Saat Ini: Dari Vitinha hingga Mac Allister
Editorial 23 Oktober 2025, 20:56






