BTN Ngotot Tolak Panggil Irfan ke Timnas

- Badan Tim Nasional (BTN) Indonesia menegaskan bahwa mereka hanya akan memanggil pemain yang berlaga di kompetisi resmi dan mendapat pengakuan oleh FIFA.

"Saya tetap pada keputusan sebelumnya bahwa yang bisa main di timnas adalah mereka yang tampil di kompetisi resmi," tegas Direktur Bidang Teknis BTN, Iman Arif, kepada Bola.net, Minggu (03/4).

Penegasan Iman ini bertolak belakang dengan pernyataan Menpora, Andi Mallarangeng dan Komandan Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima) Tono Suratman, yang berencana untuk kembali memanggil sejumlah pemain yang merumput di Liga Primer Indonesia (LPI) untuk menjalani seleksi timnas.

"Sesuai dengan permintaan pelatih, kami hanya memanggil pemain-pemain yang tampil di kompetisi resmi PSSI bukan lainnya," kilah Iman.

Sejumlah pemain, dikabarkan bakal dipanggil Satlak Prima. Diantaranya, Irfan Bachdim, Andik Vermansyah, Lucky Wahyu, dan Kim Kurniawan.

Keputusan ini diambil menyusul keputusan Andi Mallarangeng yang tidak lagi mengakui pengurus PSSI di bawah kepemimpinan Nurdin Halid.

Irfan dan Kim sebenarnya sempat dimasukkan BTN dalam daftar nama pemain yang akan menjalani seleksi timnas. Namun, pelatih Alfred Riedl akhirnya memutuskan untuk tidak memanggil keduanya karena merujuk kepada peraturan FIFA.

Lanjut Iman, pihaknya masih mentaati ketentuan FIFA yakni pasal 79 bahwa tim-tim yang pemainnya terlibat dalam klub atau liga yang tidak berafiliasi kepada anggota FIFA dilarang tampil.

"Kalau kami melanggar aturan itu Indonesia bisa didiskualifikasi. Bahkan mungkin dikenai sanksi yang cukup berat," tambahnya.

Apalagi tambahnya, FIFA sudah jelas-jelas meminta PSSI untuk segera menyelesaikan persoalan di seputar keberadaan LPI yang disebut FIFA sebuah breakaway league atau liga yang memisahkan diri.

"Sikap itu jelas. Makanya kita tidak akan melanggarnya," tandas Iman.

Irfan dan Kim beberapa minggu lalu sudah menyatakan siap bermain untuk Timnas Garuda. Terlebih lagi Irfan yang mengaku bahwa bermain kembali di Timnas adalah satu-satunya keinginan yang ingin diwujudkannya saat ini.  (esa/mac)