Ingat Pengalaman Pahit, Eks Persebaya Berpesan: Suporter Boleh Fanatik, tapi Jangan Anarkis
Gia Yuda Pradana | 3 Agustus 2021 15:49
Bola.net - Tanggal 26 Desember 1995 silam, sebuah peristiwa nahas menimpa Nurkiman. Pemain asal Surabaya yang kala itu membela Persebaya Surabaya tersebut sampai harus pensiun dari sepak bola. Dari pengalaman pahit itu, dia pun berpesan kepada para suporter Indonesia.
Peristiwa ini terjadi ketika Nurkiman bersama Persebaya bertanding melawan tuan rumah Persema Malang di Stadion Gajayana dalam kompetisi Perserikatan edisi terakhir sebelum digabung dengan Galatama. Laga yang dibalut rivalitas suporter Malang dan Surabaya itu berakhir imbang 1-1.
Sepertinya tidak ada peristiwa atau insiden berarti sepanjang pertandingan. Namun nahas setelah laga dalam perjalanan pulang dari stadion, bus yang membawa rombongan tim Persebaya, mendadak diserang oleh suporter.
Nurkiman duduk di pinggir atau dekat dengan kaca bus, ia bersebelahan dengan Mursyid Effendi. Seketika kaca di sampingnya pecah akibat terkena ketapel oleh oknum suporter tuan rumah.
"Setelah laga kami pulang dengan bus, tapi jalannya melambat karena di pinggir jalan banyak suporter Malang. Di tikungan dilempari batu, saya tengok ke kiri, kaca pecah diketapel, di sebelah kanan saya itu Mursyid," kenang Nurkiman dalam obrolan di kanal YouTube Omah Bal-Balan, belum lama ini.
"Busnya tidak ada kaca film, sehingga membuat mata kiri saya terkena serpihan kaca hingga cacat sampai sekarang," lanjut dia.
Pukulan yang Menyakitkan
Nurkiman lantas dilarikan ke Rumah Sakit dengan menggunakan ambulans. Dalam hatinya terus bertanya apakah masih bisa melanjutkan karier di sepak bola, karena mata kirinya mengalami cacat.
Itu jelas menjadi sebuah pukulan yang menyakitkan untuknya. Sebab, Nurkiman masih berusia 22 tahun saat kejadian itu menimpanya. Banyak kesempatan yang sebenarnya bisa ia dapatkan baik di level klubnya bersama Persebaya atau hingga ke jenjang Timnas Indonesia.
Hingga akhirnya dokter memvonis Nurkiman memang tidak bisa melanjutkan karier di sepak bola. Dirinya berjuang untuk sembuh dan mengaku masih sempat bermain meski hanya setengah musim, yang kemudian harus pensiun untuk selamanya dari lapangan hijau.
"Usia saya saat itu baru 22 tahun, susah, kacau hati saya mendengar kabar itu, bahwa saya tidak bisa lagi bermain bola. Nggak karu-karuan sepanjang perjalanan ambulans," tuturnya.
"Sampai sekarang di dalam mata kiri saya masih ada serpihan kacanya. Kata dokter kalau diambil bola mata bisa gembos. Saya masih sempat bermain tapi setengah kompetisi, karena memang pandangan terbatas," beber Nurkiman.
Berbesar Hati, Memaafkan, dan Berpesan
Setelah insiden di Malang saat itu, ia lebih banyak menjalani penyembuhan dan bekerja di lingkungan PDAM Kota Surabaya. Pekerjaan yang sudah ia jalani sebelum peristiwa nahas itu.
Nurkiman mengaku mencoba menjauh dari sepak bola, karena setiap melihat bola membuatnya teringat dan ingin kembali bermain lagi. Nurkiman dan keluarganya sempat bertemu dengan pelaku yang melempari bus dan membuatnya cacat.
Mereka bertemu di persidangan. Sebelumnya ia punya rasa marah, kecewa, dan penuh dendam seketika insiden itu terjadi. Bahkan keluarga besarnya mencoba terus mencari pelaku tindakan keji itu. Perlahan rasa itu luntur dan kebesaran hati Nurkiman membuatnya memaafkan pelaku.
"Sempat ketemu dengan pelaku, dipanggil di kejaksaan, karena setelah insiden itu malamnya sudah tertangkap polisi. Waktu pertama ya dendam, keluarga mau cari orang itu. Tapi percuma mata saya juga tidak kembali. Pas ketemu saya maafkan, anaknya masih kecil usia SMP kalau nggak salah," ungkap Nurkiman.
Saat ini atau 25 tahun sudah berlalu, Nurkiman punya kegiatan untuk mengisi hari-harinya selain bekerja di PDAM. Ia kembali di lapangan hijau sebagai pelatih usia muda. Namun sebuah pesan mendalam ia sampaikan kepada generasi muda khususnya para suporter atas peristiwa yang pernah menimpa dirinya.
"Pesan saya, boleh fanatik tapi jangan anarkis. Kalah menang dihargai, pemain sudah berjuang. Kemudian suporter hanya mendukung, selesai pertandingan ya sudah. Suporter sekarang lebih dewasa," pungkasnya.
Disadur dari: Bola.com/Vincentius Atmaja/Hendry Wibowo
Published: 3 Agustus 2021
Baca Artikel-artikel Menarik Lainnya:
- Liga 1 Masih Belum Pasti, Bek Persib Tetap Semangat Berlatih Mandiri
- PPKM Kembali Diperpanjang, Persebaya Ogah Liburkan Pemain
- Liga 1 2021 Belum Jelas, Pemain Persela Dituntut Tetap Serius Berlatih
- Aji Santoso Hadirkan Aura Kompetisi pada Latihan Persebaya
- Atlet Cantik Olimpiade 2020: Pernille Blume, Penyumbang Medali untuk Denmark dari Renang
- Atlet Cantik Olimpiade 2020: Charlotte Worthington dan Sensasi di Cabang BMX Freestyle
- Atlet Cantik Olimpiade 2020: Elina Svitolina, Petenis Putri Andalan Ukraina
- Atlet Cantik Olimpiade 2020: Angelina Melnikova, Menawan di Gelanggang Senam
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Hasil Persebaya vs Persija: Macan Kemayoran Mengaum, Bantai Bajul Ijo 3-1 di GBT
Bola Indonesia 18 Oktober 2025, 21:15 -
Hasil BRI Super League: Tumpas Persik Kediri, Borneo FC Terus Perkasa di Puncak
Bola Indonesia 18 Oktober 2025, 17:36
LATEST UPDATE
-
Man of the Match Arsenal vs Atletico Madrid: Viktor Gyokeres
Liga Champions 22 Oktober 2025, 08:17 -
Man of the Match Barcelona vs Olympiakos: Fermin Lopez
Liga Champions 22 Oktober 2025, 08:05 -
Mengintip Forum Diplomasi: AWMUN XII Hadirkan 5 Dewan PBB di Bali.
News 22 Oktober 2025, 08:00 -
Gak Jadi Main di Benua Lain! Laga Barcelona vs Villarreal di Miami Resmi Dibatalkan
Liga Spanyol 22 Oktober 2025, 06:47 -
Daftar Peraih Man of The Match Liga Champions 2025/2026
Liga Champions 22 Oktober 2025, 05:59 -
Setelah Cetak Hat-trick Perdana, Fermin Lopez Pede Tatap Laga El Clasico
Liga Champions 22 Oktober 2025, 04:59 -
Hasil Union Saint-Gilloise vs Inter Milan: Tim Tamu Bantai Tuan Rumah Tanpa Ampun
Liga Champions 22 Oktober 2025, 04:35
LATEST EDITORIAL
-
6 Kandidat Pengganti Igor Tudor di Juventus: Ada Eks Inter Milan
Editorial 21 Oktober 2025, 22:27 -
4 Pemain Baru Manchester United yang Bantu Ruben Amorim Taklukkan Liverpool di Anfield
Editorial 21 Oktober 2025, 22:04