Mafia Sepakbola Indonesia Berasal Dari Malaysia
Editor Bolanet | 15 Desember 2014 00:39
- Pengusutan kasus mafia sepakbola di Indonesia mulai menemukan titik terang. PSSI disebut sudah mengantongi beberapa nama aktor intelektual yang menjadi dalang pengaturan skor di sepakbola Indonesia.
Keberhasilan PSSI menelusuri dalang mafia sepakbola Indonesia disampaikan oleh Ketua Komisi Disiplin PSSI, Hinca Panjaitan dalam acara talkshow Mata Najwa bertajuk Dagelan Bola. Menariknya, nama-nama aktor yang dikantongi PSSI bukan berasal dari Indonesia melainkan Malaysia.
Saya telah mendapatkan 6 aktor intelektual yang bukan dari Indonesia, tetapi dari Malaysia. Mereka itu yang kemudian membagikan uang ini, ucap Hinca dalam acara Mata Najwa
Sayangnya Hinca menolak membeberkan ke-6 nama tadi kepada publik. Ia beralasan saat ini bukanlah waktu yang tepat. Tunggu waktunya, ujar Hinca menolak memberikan nama mafia bola dari Malaysia tadi.
Dalam kesempatan yang sama, Hinca meminta semua pihak untuk bersabar karena proses pengusutan mafia bola ini membutuhkan waktu. Tetapi Hinca juga tak bisa memberikan kisaran waktu yang tepat agar kasus ini bisa terpecahkan.
Tengara jika mafia sepakbola berasal dari Malaysia diperkuat dengan bukti rekaman percakapan telepon yang disodorkan oleh Save Our Soccer (SOS). Masih dalam acara yang sama, saat itu diputarkan percakapan yang ditengarai proses pengaturan skor laga Persik melawan Barito tanggal 17 Mei 2014.
Dalam rekaman percakapan yang diputar tersebut, nampak proses negosiasi seseorang dengan logat melayu dengan orang yang berbahasa Indonesia. Tetapi dalam acara Mata Najwa tersebut tidak ada penjelasan lebih lanjut mengenai rencana pengaturan skor tadi. [initial]
(bola/mac)
Keberhasilan PSSI menelusuri dalang mafia sepakbola Indonesia disampaikan oleh Ketua Komisi Disiplin PSSI, Hinca Panjaitan dalam acara talkshow Mata Najwa bertajuk Dagelan Bola. Menariknya, nama-nama aktor yang dikantongi PSSI bukan berasal dari Indonesia melainkan Malaysia.
Saya telah mendapatkan 6 aktor intelektual yang bukan dari Indonesia, tetapi dari Malaysia. Mereka itu yang kemudian membagikan uang ini, ucap Hinca dalam acara Mata Najwa
Sayangnya Hinca menolak membeberkan ke-6 nama tadi kepada publik. Ia beralasan saat ini bukanlah waktu yang tepat. Tunggu waktunya, ujar Hinca menolak memberikan nama mafia bola dari Malaysia tadi.
Dalam kesempatan yang sama, Hinca meminta semua pihak untuk bersabar karena proses pengusutan mafia bola ini membutuhkan waktu. Tetapi Hinca juga tak bisa memberikan kisaran waktu yang tepat agar kasus ini bisa terpecahkan.
Tengara jika mafia sepakbola berasal dari Malaysia diperkuat dengan bukti rekaman percakapan telepon yang disodorkan oleh Save Our Soccer (SOS). Masih dalam acara yang sama, saat itu diputarkan percakapan yang ditengarai proses pengaturan skor laga Persik melawan Barito tanggal 17 Mei 2014.
Dalam rekaman percakapan yang diputar tersebut, nampak proses negosiasi seseorang dengan logat melayu dengan orang yang berbahasa Indonesia. Tetapi dalam acara Mata Najwa tersebut tidak ada penjelasan lebih lanjut mengenai rencana pengaturan skor tadi. [initial]
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
LATEST UPDATE
-
Xabi Alonso Kepincut Kenan Yildiz, Juventus Pasang Harga 100 Juta Euro
Liga Spanyol 24 Oktober 2025, 22:05
-
Barcelona Dapat Pukulan Berat, Raphinha Dipastikan Absen di El Clasico
Liga Spanyol 24 Oktober 2025, 21:28
-
Napoli vs Inter Milan: Dilema di Lini Serang Tuan Rumah
Liga Italia 24 Oktober 2025, 21:24
-
Lamine Yamal Panaskan El Clasico: Sebut Real Madrid Sebagai Maling!
Liga Spanyol 24 Oktober 2025, 21:15
-
Enzo Maresca Beri Kabar Gembira: Liam Delap Segera Comeback Bela Chelsea!
Liga Inggris 24 Oktober 2025, 21:15
-
Napoli vs Inter Milan: Bagian dari Perjalanan Panjang
Liga Italia 24 Oktober 2025, 21:13
-
Arne Slot Yakin Mohamed Salah Segera Kembali Tajam
Liga Inggris 24 Oktober 2025, 20:55
LATEST EDITORIAL
-
3 Manajer Premier League yang Kontraknya Habis pada Musim Panas 2026
Editorial 23 Oktober 2025, 21:39
-
10 Gelandang Tengah Terbaik di Dunia Saat Ini: Dari Vitinha hingga Mac Allister
Editorial 23 Oktober 2025, 20:56










