Mengenang Fans PSM di Era Perserikatan, Berlayar Jauh demi ke GBK
Yaumil Azis | 17 April 2020 10:22
Bola.net - PSM Makassar dikenal sebagai salah satu klub besar di era perserikatan. Salah satu alasannya adalah karena seringnya klub tersebut bertandang ke Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) Senayan, Jakarta, guna melakoni laga putaran final.
Loyalitas fans klub berjuluk Juku Eja tersebut terlihat dalam momen ini. Mereka dengan sukarela berkunjung ke ibukota hanya untuk mendukung tim favoritnya secara langsung dari pinggir lapangan.
Letak geografis Makassar yang berbeda pulau dengan Jakarta membuat suporter PSM tak punya jalan lain selain memakai moda tranportasi pesawat terbang atau kapal laut.
Moda transportasi yang terakhir jadi favorit suporter kala itu. Selain harga tiketnya jauh lebih murah dibandingkan pesawat, dengan kapal laut mereka bisa berangkat bersama dengan jumlah besar ke Jakarta.
"Jumlahnya antara 2.500-3.000 orang yang berangkat ke Jakarta dengan kapal laut sama. Itulah mengapa kami selalu menjalin kerja sama dengan PT Pelni selaku operator," ujar Karaeng Iskandar, pentolan suporter PSM era Perserikatan kepada Bola.com, Kamis (16/4/2020).
Menurut Karaeng, rata-rata suporter menyiapkan dana Rp300 ribu sebagai modal mendukung PSM di Stadion GBK. Dana itu diperuntukkan untuk tiket kapal laut pulang-pergi, transportasi lokal dan akomodasi di Jakarta.
"Kalau tiket nonton PSM Makassar di GBK, biasanya kami mendapat sponsor dari warga Sulawesi Selatan di Jakarta," terang Iskandar.
Scroll ke bawah untuk membaca informasi selengkapnya
Dibantu Pengusaha
Karaeng menambahkan, dana itu jelas tak memadai untuk bertahan hidup di Jakarta. Apapun hasil yang digapai PSM, mereka harus tinggal minimal 10 hari di ibu kota karena jadwal kapal laut ke Makassar per 10 hari.
Beruntung, ada sejumlah pengusaha atau orang kaya asal Sulsel memberikan bantuan, di antaranya Ande Latief dan Arifuddin Pangka.
"Ada juga dari pengurus Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan yang memberikan perhatian. Intinya, kami jarang mendapatkan masalah berarti saat mendukung PSM di Jakarta," timpal Arifin Majid, suporter PSM lainnya yang kini menjadi pejabat di Kementerian Pemuda dan Olahraga RI.
Karaeng dan Arifin menegaskan, kebersamaan antar suporter betul-betul terjalin saat itu. "Kami satu bendera yakni suporter PSM Makassar. Saling membantu tanpa melihat latar belakang masing-masing," tutur Arifin.
Tak Ada Gesekan
Makassar sebagai gerbang Indonesia Timur sedikit mempermudah suporter mendapatkan moda transportasi. Khususnya saat mendukung PSM Makassar pada penyisihan grup.
Juku Eja kerap berada satu grup dengan tim Jawa Timur seperti Persebaya Surabaya, Persegres Gresik dan Persema Malang. Juga PSIS Semarang dan Balikpapan.
"Biasanya jadwal pertandingannya satu paket. Jadi kalau bermain di Jawa Timur, PSM minimal bermain dua kali. Jadi, kami sedikit berhemat dalam pengeluaran. Begitupun kalau PSM dijamu PSIS, kami naik bus atau kereta api ke Semarang dari Surabaya," ungkap Fredy, pentolan suporter lainnya.
Jumlah suporter PSM yang ikut mendukung tak sebanyak kalau berlaga di putaran final. Meski begitu, jumlah suporter PSM tetap besar karena banyak warga asal Sulsel yang berdomisili di sekitar lokasi pertandingan.
"Dulu gesekan antar suporter tidak ada. Kami selalu berusaha menyesuaikan diri dengan kondisi setempat," ucapnya.
Khusus pada laga penyisihan melawan tuan ruman Persiba Balikpapan, suporter PSM sesekali menggunakan kendaraan mobil. Mereka bertolak dari Makassar ke Mamuju (Sulawesi Barat) dengan waktu perjalanan 10-12 jam. Di Mamuju, mereka menyeberang ke Banjarmasin (Kalimantan Selatan) via kapal feri. Dari Banjarmasin, menggunakan jalur darat ke Balikpapan.
"Total waktu yang dibutuhkan hampir dua hari. Tapi, dengan kebersamaan kami tetap menikmati perjalanan. Apalagi kalau PSM memenangkan pertandingan," pungkas Karaeng mengakhiri pembicaraan.
Sumber: Bola.com (Abdi Satria/Wiwig Prayugi)
Diunggah pada: 17 April 2020
Baca juga:
- Osas Saha Ajak Masyarakat Ingat Tuhan saat Pandemi Virus Corona
- Kelompok Suporter PSM Semprot Disinfektan di Masjid-masjid di Makassar
- Mengenang Kiprah Luciano Leandro di PSM Makassar
- Rela Potong Gaji, Alberto Goncalves dan Osas Saha: Rasional dan Demi Tim
- PSM Makassar, Tempat yang 'Kejam' untuk Striker-striker Asing
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Debut Manis Miliano Jonathans, Apresiasi Sananta buat Suporter Timnas Indonesia
Tim Nasional 6 September 2025, 00:33 -
Dukungan Suporter Timnas Indonesia Tinggalkan Kesan Mendalam buat Pemain Lawan
Tim Nasional 6 September 2025, 00:22 -
Menang Tak Meyakinkan, Irak Cemas Jelang Lawan Timnas Indonesia
Tim Nasional 5 September 2025, 18:07 -
Mees Hilgers Mundur dari Timnas Indonesia, Kepala Pemandu Bakat PSSI Angkat Bicara
Tim Nasional 5 September 2025, 17:12 -
Miliano Jonathans Disorot Media Vietnam usai Resmi Bela Timnas Indonesia
Tim Nasional 5 September 2025, 17:03
LATEST UPDATE
-
Pakar Cedera Ungkap Detail Kondisi Matheus Cunha di Manchester United
Liga Inggris 6 September 2025, 11:28 -
Efek Tamparan Gattuso, Italia Bangkit dengan Perkasa
Piala Dunia 6 September 2025, 11:10 -
Manchester United Masih Belum Lepaskan Pandangannya dari Eks Pemain Chelsea Ini
Liga Inggris 6 September 2025, 11:05 -
Gattuso: Italia Harus Ambil Risiko untuk Bisa Menang
Liga Inggris 6 September 2025, 10:52 -
Harga 75 Juta Poundsterling Tapi Belum Juga Moncer di MU, Benjamin Sesko Kena Sentil
Liga Inggris 6 September 2025, 10:49 -
Rasa Hormat Fans Timnas Indonesia pada Jhon Benchy, Didier Drogba-nya Chinese Taipei
Tim Nasional 6 September 2025, 10:18 -
Pemain Chinese Taipei Terkesima dengan Dukungan Suporter Indonesia di GBT
Tim Nasional 6 September 2025, 09:19
LATEST EDITORIAL
-
Isak Catat Rekor Baru, Ini 5 Transfer Termahal Premier League
Editorial 3 September 2025, 14:48 -
Rekor Pecah Lagi! 5 Pemain Liverpool dengan Harga Fantastis
Editorial 3 September 2025, 13:18 -
6 Pemain yang Menolak Chelsea untuk Gabung Tottenham, Termasuk Xavi Simons
Editorial 1 September 2025, 17:24