Usia PSSI ke-83, Titik Tolak Kemajuan Sepakbola Nasional
Editor Bolanet | 19 April 2013 20:02
- Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), Jumat (19/4) berusia 83 tahun. Juru bicara sekaligus Komite Media PSSI, Eddy Elison, tidak ingin ketinggalan memberikan pandangan.
Menurutnya, dalam usia yang kini mencapai ke-83, harus bisa dijadikan titik tolak bagi kemajuan sepak bola nasional. Sebab, sudah lama Indonesia tidak meraih prestasi gemilang.
Faktanya, PSSI masih jadi anak bawang dalam percaturan sepakbola dunia. Itu tercermin dalam posisi Indonesia yang berada di ranking FIFA ke-170 dari 208 anggota FIFA, ujarnya.
Berkaca dari hal tersebut, seluruh masyarakat Indonesia, pengurus PSSI dan pihak-pihak terkait, seharusnya resah dan berpikir bagaimana meningkatkan mutu sepakbola. Salah satunya, melalui pembinaan Timnas yang terus menerus dan terjamin
Dua kubu yang selama ini berseteru, kini sudah bersatu. Namun, apakah benar-benar bersatu? Karena itu, harus dibuktikan dengan keseriusan, tanggungjawab, loyalitas dan akhirnya memberikan prestasi yang diharapkan, imbuhnya.
Pengurus PSSI harus bisa menampilkan Timnas yang berkualitas dalam waktu dekat. Sebab, kinerjanya terus menjadi sorotan dan tentunya tidak ingin terus dipersalahkan. Karena itu, PSSI harus solid dan Timnasnya juga kuat, tuntasnya.
Sementara itu, Ketua Umum Badan Sepak Bola Rakyat Indonesia (Basri) periode 2013/2018, Eddy Sofyan, menilai jika kepengurusan PSSI, masih meninggalkan pekerjaan rumah yang harus segera diselesaikan.
Misalnya, mayoritas komposisi pengurus PSSI bukanlah berasal dari tokoh yang memiliki catatan apik atau melalui proses panjang dalam perjalanan sepak bola nasional.
Karena itu, ada baiknya PSSI melibatkan profesional ataupun figur-figur sepak bola yang selama ini terlibat aktif di pentas sepak bola nasional. Dengan begitu, PSSI dapat memperkuat kepengurusannya. Bagaimanapun juga, membangun organisasi sepak bola tingkat federasi, 70 persennya faktor teknis, paparnya.
Selain itu, PSSI diminta tidak melulu terfokus dalam pembinaan kompetisi profesional dan selalu mengagungkan pengurus pusat. Melainkan, konsisten dalam menggulirkan kompetisi di tingkat usia.
Dengan diberlakukannya statuta FIFA, dimana anggota yang diakui sebagai pemilik suara hanya 98, PSSI harus tetap memiliki konsep untuk memperhatikan dan membina anggota yang berada di luar jumlah tersebut. Karena, pembinaan grass root ada di situ, tuntasnya. (esa/dzi)
Menurutnya, dalam usia yang kini mencapai ke-83, harus bisa dijadikan titik tolak bagi kemajuan sepak bola nasional. Sebab, sudah lama Indonesia tidak meraih prestasi gemilang.
Faktanya, PSSI masih jadi anak bawang dalam percaturan sepakbola dunia. Itu tercermin dalam posisi Indonesia yang berada di ranking FIFA ke-170 dari 208 anggota FIFA, ujarnya.
Berkaca dari hal tersebut, seluruh masyarakat Indonesia, pengurus PSSI dan pihak-pihak terkait, seharusnya resah dan berpikir bagaimana meningkatkan mutu sepakbola. Salah satunya, melalui pembinaan Timnas yang terus menerus dan terjamin
Dua kubu yang selama ini berseteru, kini sudah bersatu. Namun, apakah benar-benar bersatu? Karena itu, harus dibuktikan dengan keseriusan, tanggungjawab, loyalitas dan akhirnya memberikan prestasi yang diharapkan, imbuhnya.
Pengurus PSSI harus bisa menampilkan Timnas yang berkualitas dalam waktu dekat. Sebab, kinerjanya terus menjadi sorotan dan tentunya tidak ingin terus dipersalahkan. Karena itu, PSSI harus solid dan Timnasnya juga kuat, tuntasnya.
Sementara itu, Ketua Umum Badan Sepak Bola Rakyat Indonesia (Basri) periode 2013/2018, Eddy Sofyan, menilai jika kepengurusan PSSI, masih meninggalkan pekerjaan rumah yang harus segera diselesaikan.
Misalnya, mayoritas komposisi pengurus PSSI bukanlah berasal dari tokoh yang memiliki catatan apik atau melalui proses panjang dalam perjalanan sepak bola nasional.
Karena itu, ada baiknya PSSI melibatkan profesional ataupun figur-figur sepak bola yang selama ini terlibat aktif di pentas sepak bola nasional. Dengan begitu, PSSI dapat memperkuat kepengurusannya. Bagaimanapun juga, membangun organisasi sepak bola tingkat federasi, 70 persennya faktor teknis, paparnya.
Selain itu, PSSI diminta tidak melulu terfokus dalam pembinaan kompetisi profesional dan selalu mengagungkan pengurus pusat. Melainkan, konsisten dalam menggulirkan kompetisi di tingkat usia.
Dengan diberlakukannya statuta FIFA, dimana anggota yang diakui sebagai pemilik suara hanya 98, PSSI harus tetap memiliki konsep untuk memperhatikan dan membina anggota yang berada di luar jumlah tersebut. Karena, pembinaan grass root ada di situ, tuntasnya. (esa/dzi)
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Cari Pelatih Timnas Indonesia, PSSI Janji Lebih Hati-hati
Tim Nasional 17 Desember 2025, 13:24
-
Paling Lambat Januari 2026, PSSI bakal Umumkan Pelatih Baru Timnas Indonesia
Tim Nasional 16 Desember 2025, 22:36
LATEST UPDATE
-
Emas Dapat Rp1 Miliar, Kapan Atlet Indonesia Terima Bonus Medali SEA Games 2025?
Tim Nasional 24 Desember 2025, 19:17
-
Melihat Persaingan Zona Degradasi BRI Super League 2025/26, Persis Solo Dalam Bahaya
Bola Indonesia 24 Desember 2025, 17:59
-
Jadwal Persib Bandung di BRI Super League 2025/2026
Bola Indonesia 24 Desember 2025, 17:15
LATEST EDITORIAL
-
5 Bek Tengah yang Bisa Dibidik Barcelona di Bursa Transfer Januari
Editorial 23 Desember 2025, 20:59
-
5 Pemain yang Bisa Direkrut Liverpool pada Januari Usai Cedera Alexander Isak
Editorial 23 Desember 2025, 20:40
-
10 Pemain Premier League yang Berpotensi Pindah pada Bursa Transfer Januari 2026
Editorial 22 Desember 2025, 20:27
-
4 Opsi Transfer Darurat Manchester United Usai Bruno Fernandes Cedera
Editorial 22 Desember 2025, 20:01









