5 Pelajaran dari Tumbangnya Liverpool di Kandang Brighton: Kekalahan yang Tidak Sia-sia
Ari Prayoga | 20 Mei 2025 08:30
Bola.net - Musim Premier League sudah hampir rampung. Gelar juara sudah di tangan Liverpool, dan bagi sebagian orang, pertandingan melawan Brighton, Selasa (20/5/20250 dini hari WIB ini tak lebih dari formalitas.
Tapi bagi mereka yang turun ke lapangan di Amex Stadium, malam itu adalah panggung — untuk membuktikan, bereksperimen, dan mungkin, untuk meninggalkan jejak terakhir.
Begitu peluit dibunyikan, Harvey Elliott langsung mengingatkan semua orang bahwa gairah itu belum padam. Lewat kerja sama tim yang rapi, ia membuka skor untuk The Reds. Sebuah gol yang tampak ringan di layar, tapi penuh tenaga dari kaki-kaki yang ingin tetap relevan meski trofi sudah diamankan.
Namun seperti ombak yang tak pernah lelah memukul karang, Brighton merespons. Yasin Ayari menyamakan kedudukan dengan gol yang tak kalah indahnya.
Dan saat babak pertama nyaris selesai, sorotan bergeser ke sosok Dominik Szoboszlai. Dari posisi yang lebih dalam dari biasanya, ia melepaskan sepakan yang menggetarkan jala — dan mungkin juga, cara pandang Arne Slot terhadap peran barunya.
Peran Berbeda Dominik Szoboszlai
Kisah malam itu tak akan lengkap tanpa menyebut Szoboszlai. Bukan hanya karena golnya yang memesona, tapi karena penampilannya yang membuat banyak orang berpikir ulang.
Ia bukan hanya pemain serang; dari tengah lapangan, ia menjadi arsitek. Memberi ritme, menyebar bola, dan mengendalikan permainan.
Eksperimen ini, yang semula dianggap hanya uji coba akhir musim, berubah jadi bahan diskusi serius. Mungkinkah ini adalah peran terbaiknya ke depan? Atau hanya momen cemerlang di hari yang tak terlalu menentukan?
Chiesa dan Kesempatan yag Terlambat
Di sisi lain lapangan, ada Federico Chiesa. Ia berdiri dengan tugas berat: membuktikan dirinya di liga yang belum banyak memberinya waktu. Hanya 41 menit sebelumnya ia bermain di Premier League, tapi sore itu ia dipercaya sebagai starter.
Bukan di posisi ideal, bukan di waktu sempurna, tapi Chiesa menerima tantangan. Ia mencoba menghubungkan lini depan, menyodorkan bola ke ruang-ruang sempit, dan berlari mengejar lawan hingga ke garis pertahanan.
Ia tahu, ini mungkin bukan panggung utama — tapi dia ingin menyampaikan sesuatu: Saya belum selesai.
Salah dan Bayang-bayang Rekor
Di tengah upaya mencari makna dari pertandingan ini, Mohamed Salah menyimpan ambisi pribadi. Dengan 46 kontribusi gol, ia tinggal satu langkah lagi memecahkan rekor Premier League.
Tapi hari itu bukan harinya. Bahkan peluang dari jarak delapan meter pun melayang begitu saja — dan wajah Salah, biasanya tegas dan tenang, menunjukkan sedikit frustrasi di bawah ban kapten yang melingkar di lengannya.
Ia masih punya satu pertandingan lagi. Satu kesempatan terakhir untuk menyentuh sejarah.
Quansah dan Masa Depan
Sementara itu, Jarell Quansah, masih muda dan belum banyak sorotan, tampil tenang di lini belakang.
Tanpa Van Dijk di sisinya, ia berduet dengan Konate dan menunjukkan bahwa darah muda Liverpool tak hanya sekadar pelapis. Melawan Mitoma dan Welbeck, ia bertahan dengan kedewasaan yang melampaui usianya.
Tak banyak selebrasi atau sorotan untuk Quansah. Tapi penampilannya malam itu adalah pesan diam: Saya siap, ketika waktunya tiba.
Kekalahan yang Tidak Sia-sia
Brighton akhirnya menang. Jack Hinshelwood mencetak gol penentu setelah proses VAR yang membuat jantung berhenti sesaat. Liverpool pulang dengan tangan kosong — setidaknya dari sisi skor.
Namun dalam kekalahan ini, ada pelajaran yang berharga. Bagi Arne Slot, ini bukan sekadar laga penutup musim tandang. Ini adalah laboratorium — tempat mencoba, menilai, dan mungkin, merancang masa depan.
Dan bagi para pemain, ini adalah panggung terakhir. Bukan untuk trofi, tapi untuk harga diri. Untuk peluang. Dan untuk mengingatkan dunia bahwa setiap menit di Premier League — bahkan setelah gelar sudah dikunci — tetap berarti.
Satu laga tersisa. Satu rekor lagi yang bisa dipecahkan. Satu kesempatan terakhir sebelum musim benar-benar berakhir.
Klasemen Premier League
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Klasemen Sementara MotoGP 2025 Usai Seri Australia di Phillip Island
Otomotif 19 Oktober 2025, 12:04 -
Jadwal Lengkap, Hasil Balapan, dan Klasemen MotoGP 2025
Otomotif 19 Oktober 2025, 12:04
LATEST UPDATE
-
Manchester United Ingin Rekrut Endrick, Xabi Alonso: Ogah!
Liga Spanyol 19 Oktober 2025, 13:47 -
Klasemen Sementara MotoGP 2025 Usai Seri Australia di Phillip Island
Otomotif 19 Oktober 2025, 12:04 -
Jadwal Lengkap, Hasil Balapan, dan Klasemen MotoGP 2025
Otomotif 19 Oktober 2025, 12:04 -
Apresiasi Tinggi Prabowo usai Kepala BGN Kembalikan Dana MBG Rp70 Triliun: Ini Sejarah Baru!
News 19 Oktober 2025, 11:54 -
Bawa Hoki, MU Berharap Tuah Jersey Putih Saat Tantang Liverpool di Anfield
Liga Inggris 19 Oktober 2025, 11:49 -
Liverpool Kalah Tiga Kali Beruntun, Ruben Amorim: MU Tidak Boleh Gegabah!
Liga Inggris 19 Oktober 2025, 11:29 -
MU Diprediksi Bakal Curi Poin di Kandang Liverpool
Liga Inggris 19 Oktober 2025, 10:42 -
Jadwal Lengkap, Hasil Balapan, dan Klasemen Moto2 2025
Otomotif 19 Oktober 2025, 10:07 -
Klasemen Sementara Moto2 2025 Usai Seri Australia di Phillip Island
Otomotif 19 Oktober 2025, 10:05 -
Hasil Balapan Moto2 Australia 2025: Tampil Dominan, Senna Agius Menang di Rumah Sendiri
Otomotif 19 Oktober 2025, 09:57
LATEST EDITORIAL
-
5 Pemain yang Pernah Membela Liverpool dan Manchester United
Editorial 17 Oktober 2025, 21:02 -
4 Bek Tengah Incaran Real Madrid untuk Musim Depan
Editorial 17 Oktober 2025, 20:32 -
Ronaldo Masih Raja! Ini 10 Pesepak Bola dengan Bayaran Tertinggi di Dunia Tahun 2025
Editorial 17 Oktober 2025, 19:53 -
5 Pemenang Golden Boy yang Gagal Penuhi Ekspektasi
Editorial 16 Oktober 2025, 21:44 -
Terancam Gagal ke Piala Dunia, 6 Pemain Inggris Ini Harus Cari Klub Baru di Januari
Editorial 16 Oktober 2025, 21:07