Analisis Awal Era Ruben Amorim di Manchester United: Antara Data, Angka, dan Hasil di Lapangan

Richard Andreas | 26 September 2025 04:30
Analisis Awal Era Ruben Amorim di Manchester United: Antara Data, Angka, dan Hasil di Lapangan
Para pemain Manchester United berjalan meninggalkan Etihad Stadium setelah kalah 0-3 dari Manchester City di Liga Inggris, 14 September 2025. (c) AP Photo/Dave Thompson

Bola.net - Kedatangan Ruben Amorim di Old Trafford menandai babak baru bagi Manchester United. Start musim ini memang belum sepenuhnya meyakinkan, tetapi manajemen klub menegaskan proyek jangka panjang tetap berjalan. Sir Jim Ratcliffe bahkan turun langsung menemui Amorim untuk menunjukkan dukungan, meski sorotan publik semakin tajam.

Amorim sendiri menegaskan bahwa pertemuan itu sebatas normal. Namun, ada satu hal menarik: penekanan pada data dan metrik performa. Sang pelatih beberapa kali menyebut statistik sebagai dasar evaluasi timnya, dari jumlah tembakan hingga expected goals (xG).

Advertisement

Dengan lima pertandingan sudah berlalu, muncul perdebatan: apakah data yang terlihat menjanjikan benar-benar mencerminkan progres United, atau sekadar ilusi dari sampel kecil yang bisa menyesatkan?

1 dari 4 halaman

Data Serangan: Produktif Tapi Kurang Tajam

Data Serangan: Produktif Tapi Kurang Tajam

Penyerang Manchester United, Bryan Mbeumo. (c) AP Photo/Dave Thompson

Manchester United mencatatkan 15,8 tembakan dan 1,9 xG per laga, angka tertinggi di Premier League sejauh ini. Angka tersebut sebagian dipengaruhi dua penalti Bruno Fernandes, namun tanpa penalti sekalipun United masih berada di posisi kedua di bawah Manchester City.

Kehadiran lini depan yang lebih cepat dan fisikal membuat United sering menekan pertahanan lawan. Statistik sentuhan di kotak penalti dan umpan progresif juga meningkat, menandakan pola serangan yang lebih agresif. Amorim menilai timnya bermain baik hingga memasuki area kotak penalti, hanya saja penyelesaian akhir masih bermasalah.

Hal ini terbukti dari konversi tembakan yang baru mencapai 4 persen, salah satu yang terendah di liga. United juga tercatat underperforming dalam xG sebesar -1,1, menandakan peluang yang seharusnya menjadi gol belum bisa dimaksimalkan.

2 dari 4 halaman

Pertahanan: Lebih Solid Tapi Masih Rentan

Secara kuantitas, United hanya kebobolan 46 tembakan, kelima terbaik di liga. Angka itu kontras dengan era sebelumnya saat mereka pernah membiarkan Brentford menembak lebih dari 30 kali dalam satu laga. Amorim berhasil memperketat lini belakang, meski masih ada celah signifikan.

Rata-rata xG per tembakan lawan mencapai 0,16, tertinggi di liga. Artinya, meski jumlah peluang lawan sedikit, kualitasnya sangat berbahaya. Gol Riccardo Calafiori untuk Arsenal dan peluang emas Erling Haaland di derby menjadi contoh nyata bagaimana satu momen bisa mengubah arah data.

Sejauh ini, United sudah kebobolan 7,3 xG, catatan keenam terburuk di liga. Namun sebagian besar angka itu dipengaruhi dua peluang besar tadi, yang secara statistik mendistorsi keseluruhan data pertahanan mereka.

3 dari 4 halaman

Pola Bermain: Lebih Cepat, Lebih Langsung

Pola Bermain: Lebih Cepat, Lebih Langsung

Selebrasi kapten Manchester United, Bruno Fernandes setelah mencetak gol ke gawang Chelsea di Old Trafford. (c) AP Photo/Dave Thompson

Musim lalu, United adalah tim dengan sentuhan terbanyak di area pertahanan sendiri. Kini, dalam lima laga pertama, mereka justru termasuk yang paling sedikit menyentuh bola di area itu. Perubahan ini menunjukkan Amorim mengurangi risiko kehilangan bola di zona berbahaya.

Sebagai gantinya, United lebih sering memainkan bola panjang. Bayindir, misalnya, beberapa kali meluncurkan umpan langsung yang berbuah peluang. Tempo permainan pun meningkat drastis, dari yang sebelumnya lamban menjadi salah satu yang tercepat di liga.

Namun gaya ini masih perlu diuji konsistensinya. Bermain cepat melawan tim besar seperti Arsenal dan City mungkin efektif, tetapi menghadapi tim dengan blok rendah seperti Brentford atau Sunderland akan jadi ujian berbeda.

4 dari 4 halaman

Sampel Kecil, Pertanyaan Besar

Lima laga pertama memberi banyak data, tetapi juga banyak noise. Penalti, kartu merah, dan peluang ekstrem seperti milik Haaland atau Calafiori membuat angka bisa terlihat lebih baik atau lebih buruk dari kenyataan.

Yang jelas, United sudah menunjukkan perbaikan dalam hal pressing, kualitas serangan, dan distribusi bola. Namun masalah efektivitas finishing dan konsistensi bertahan masih menjadi pekerjaan rumah besar.

Bagi Ratcliffe dan jajaran direksi, data ini cukup memberi sinyal positif untuk melanjutkan proyek jangka panjang. Bagi Amorim, tantangan berikutnya adalah menerjemahkan tren statistik itu menjadi kemenangan reguler, bukan sekadar angka di atas kertas.

LATEST UPDATE