Analisis Awal Era Ruben Amorim di Manchester United: Antara Data, Angka, dan Hasil di Lapangan
Richard Andreas | 26 September 2025 04:30
Bola.net - Kedatangan Ruben Amorim di Old Trafford menandai babak baru bagi Manchester United. Start musim ini memang belum sepenuhnya meyakinkan, tetapi manajemen klub menegaskan proyek jangka panjang tetap berjalan. Sir Jim Ratcliffe bahkan turun langsung menemui Amorim untuk menunjukkan dukungan, meski sorotan publik semakin tajam.
Amorim sendiri menegaskan bahwa pertemuan itu sebatas normal. Namun, ada satu hal menarik: penekanan pada data dan metrik performa. Sang pelatih beberapa kali menyebut statistik sebagai dasar evaluasi timnya, dari jumlah tembakan hingga expected goals (xG).
Dengan lima pertandingan sudah berlalu, muncul perdebatan: apakah data yang terlihat menjanjikan benar-benar mencerminkan progres United, atau sekadar ilusi dari sampel kecil yang bisa menyesatkan?
Data Serangan: Produktif Tapi Kurang Tajam

Manchester United mencatatkan 15,8 tembakan dan 1,9 xG per laga, angka tertinggi di Premier League sejauh ini. Angka tersebut sebagian dipengaruhi dua penalti Bruno Fernandes, namun tanpa penalti sekalipun United masih berada di posisi kedua di bawah Manchester City.
Kehadiran lini depan yang lebih cepat dan fisikal membuat United sering menekan pertahanan lawan. Statistik sentuhan di kotak penalti dan umpan progresif juga meningkat, menandakan pola serangan yang lebih agresif. Amorim menilai timnya bermain baik hingga memasuki area kotak penalti, hanya saja penyelesaian akhir masih bermasalah.
Hal ini terbukti dari konversi tembakan yang baru mencapai 4 persen, salah satu yang terendah di liga. United juga tercatat underperforming dalam xG sebesar -1,1, menandakan peluang yang seharusnya menjadi gol belum bisa dimaksimalkan.
Pertahanan: Lebih Solid Tapi Masih Rentan
Secara kuantitas, United hanya kebobolan 46 tembakan, kelima terbaik di liga. Angka itu kontras dengan era sebelumnya saat mereka pernah membiarkan Brentford menembak lebih dari 30 kali dalam satu laga. Amorim berhasil memperketat lini belakang, meski masih ada celah signifikan.
Rata-rata xG per tembakan lawan mencapai 0,16, tertinggi di liga. Artinya, meski jumlah peluang lawan sedikit, kualitasnya sangat berbahaya. Gol Riccardo Calafiori untuk Arsenal dan peluang emas Erling Haaland di derby menjadi contoh nyata bagaimana satu momen bisa mengubah arah data.
Sejauh ini, United sudah kebobolan 7,3 xG, catatan keenam terburuk di liga. Namun sebagian besar angka itu dipengaruhi dua peluang besar tadi, yang secara statistik mendistorsi keseluruhan data pertahanan mereka.
Pola Bermain: Lebih Cepat, Lebih Langsung

Musim lalu, United adalah tim dengan sentuhan terbanyak di area pertahanan sendiri. Kini, dalam lima laga pertama, mereka justru termasuk yang paling sedikit menyentuh bola di area itu. Perubahan ini menunjukkan Amorim mengurangi risiko kehilangan bola di zona berbahaya.
Sebagai gantinya, United lebih sering memainkan bola panjang. Bayindir, misalnya, beberapa kali meluncurkan umpan langsung yang berbuah peluang. Tempo permainan pun meningkat drastis, dari yang sebelumnya lamban menjadi salah satu yang tercepat di liga.
Namun gaya ini masih perlu diuji konsistensinya. Bermain cepat melawan tim besar seperti Arsenal dan City mungkin efektif, tetapi menghadapi tim dengan blok rendah seperti Brentford atau Sunderland akan jadi ujian berbeda.
Sampel Kecil, Pertanyaan Besar
Lima laga pertama memberi banyak data, tetapi juga banyak noise. Penalti, kartu merah, dan peluang ekstrem seperti milik Haaland atau Calafiori membuat angka bisa terlihat lebih baik atau lebih buruk dari kenyataan.
Yang jelas, United sudah menunjukkan perbaikan dalam hal pressing, kualitas serangan, dan distribusi bola. Namun masalah efektivitas finishing dan konsistensi bertahan masih menjadi pekerjaan rumah besar.
Bagi Ratcliffe dan jajaran direksi, data ini cukup memberi sinyal positif untuk melanjutkan proyek jangka panjang. Bagi Amorim, tantangan berikutnya adalah menerjemahkan tren statistik itu menjadi kemenangan reguler, bukan sekadar angka di atas kertas.
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Wayne Rooney Kembali Kritik Virgil van Dijk: Fokus Saja pada Permainanmu
Liga Inggris 12 November 2025, 14:17
-
Bukan Wacana, MU Lancarkan Manuver Senyap untuk Gelandang Timnas Inggris Ini
Liga Inggris 12 November 2025, 13:44
LATEST UPDATE
-
Eric Garcia: Sang Prajurit Bertopeng Barcelona yang Bekerja dalam Diam
Liga Spanyol 12 November 2025, 23:53
-
Gejolak di Real Madrid: Gestur Dingin Rodrygo Picu Isu Keretakan Tim
Liga Spanyol 12 November 2025, 23:40
-
Menjarah Bayern Munchen: Barcelona Bidik Kane Sebagai Penerus Lewandowski
Liga Spanyol 12 November 2025, 23:29
-
Tragisnya Karier Sterling: Ketika Kejayaan Berubah Jadi Keheningan di Usia Emas
Liga Inggris 12 November 2025, 21:17
-
The Tactical Miracle: Bagaimana Sunderland Mengalahkan Logika Premier League
Liga Inggris 12 November 2025, 20:55
-
Prediksi Inggris vs Serbia 14 November 2025
Piala Dunia 12 November 2025, 20:08
-
BRI Super League: Persib Panen Efek Positif dari Panggung Asia
Bola Indonesia 12 November 2025, 20:07
-
PSSI Bidik Heimir Hallgrimsson, Pelatih yang Kini Melatih Timnas Irlandia
Tim Nasional 12 November 2025, 19:57
-
Soal Isu Timur Kapadze ke Timnas Indonesia, Ketua BTN Sumardji Buka Suara: Masih Proses
Tim Nasional 12 November 2025, 19:06
-
Timur Kapadze: Saya Siap Melatih Timnas Indonesia
Tim Nasional 12 November 2025, 19:02
-
Prediksi Moldova vs Italia 14 November 2025
Piala Dunia 12 November 2025, 18:55
LATEST EDITORIAL
-
Florian Wirtz Selanjutnya? 10 Rekrutan Terburuk dari Juara Bertahan Premier League
Editorial 12 November 2025, 11:23
-
6 Gelandang yang Bisa Jadi Target Manchester United pada Bursa Transfer Januari 2026
Editorial 12 November 2025, 10:55
-
8 Penendang Penalti Terbaik Sepanjang Masa di Premier League, Siapa Paling Akurat?
Editorial 11 November 2025, 13:01
-
10 Pemain Termuda Sepanjang Sejarah Liga Champions, Ada yang Baru 15 Tahun!
Editorial 11 November 2025, 12:20






