Cerita 85 Rotasi Pemain dalam 16 Laga Chelsea: Mau Apa Enzo Maresca?

Editor Bolanet | 6 November 2025 13:30
Cerita 85 Rotasi Pemain dalam 16 Laga Chelsea: Mau Apa Enzo Maresca?
Para pemain Chelsea berpose sebelum pertandingan Liga Champions antara Qarabag dan Chelsea di Baku, Azerbaijan, Kamis, 6 November 2025. (c) AP Photo

Bola.net - Rotasi ekstrem Chelsea nyaris berujung petaka di Azerbaijan. The Blues hampir saja dipermalukan Qarabag dalam hasil imbang 2-2 di Liga Champions. Sorotan tajam kini mengarah pada sang manajer, Enzo Maresca.

Skuad senilai 1 miliar Paun itu tertinggal 1-2 di babak pertama. Mereka melawan tim yang nilai total skuadnya hanya 22 juta Paun. Alejandro Garnacho harus masuk dari bangku cadangan untuk menyelamatkan muka.

Advertisement

Ini bukan insiden biasa, melainkan puncak dari sebuah kebijakan radikal. Maresca tercatat sudah melakukan 85 pergantian susunan pemain musim ini. Angka itu adalah yang tertinggi di antara semua klub Premier League.

Manajer asal Italia itu kini disamakan dengan kompatriotnya, Claudio Ranieri. Ia mendapat julukan 'Tinkerman' yang dulu tidak diinginkan. Apakah sistem rotasi besar-besaran ini benar-benar berfungsi?

Maresca sendiri memiliki pembelaan kuat atas kebijakannya. Ia menunjuk jadwal padat dan kelelahan pemain sebagai biang keladi. Namun, ironisnya, cedera baru terus menghantui tim di tengah upaya rotasi.

1 dari 6 halaman

Malam Mimpi Buruk di Baku

Malam Mimpi Buruk di Baku

Pemain Chelsea, Alejandro Garnacho (tengah), menguasai bola dalam pertandingan Liga Champions antara Qarabag dan Chelsea di Baku, Azerbaijan, Kamis, 6 November 2025. (c) AP Photo

Chelsea datang ke Baku dengan modal kemenangan dominan 1-0 atas Tottenham. Namun, wajah tim yang turun di Tofiq Bahramov Republican Stadium sangat berbeda. Hanya empat pemain inti dari laga di London Utara yang dipertahankan.

Mereka sempat unggul cepat lewat aksi brilian Estevao Willian. Tapi mimpi buruk dimulai ketika bek muda, Jorrel Hato, membuat dua kesalahan fatal. Qarabag berbalik unggul 2-1 di hadapan pendukungnya yang antusias.

Tim tuan rumah tampil berani dan membuktikan diri sebagai pembunuh raksasa. Mereka sebelumnya sudah mengalahkan Benfica dan Kopenhagen di kandang. Chelsea, dengan skuad tambal sulamnya, terlihat sangat miskin koordinasi di babak pertama.

Maresca terpaksa melakukan tiga pergantian sekaligus di babak kedua. Para pemain kunci yang rencananya diistirahatkan, harus dimasukkan hanya karena timnya tertinggal. Sebuah ironi, mengingat rencana awalnya adalah menghemat tenaga mereka.

2 dari 6 halaman

Angka 85 yang Menjadi Sorotan

Angka 85 yang Menjadi Sorotan

Aksi Estevao Willian di laga Chelsea melawan Qarabag pada lanjutan Liga Champions, 6 November 2025. (c) AP Photo

Anda tidak pernah tahu Chelsea mana yang akan muncul di starting XI musim ini. Itulah gambaran paling pas untuk inkonsistensi The Blues. Mereka tampil baik melawan tim besar, tapi seringkali melempem saat melawan tim yang dianggap lebih lemah.

Biang keroknya diyakini adalah rotasi gila-gilaan Maresca. Laga melawan Qarabag adalah kali kelima beruntun ia membuat setidaknya tujuh perubahan di starting XI. Total 85 perubahan dari 16 laga di semua kompetisi adalah bukti nyata.

Jumlah itu jauh melampaui rival mereka di Premier League. Liverpool (69), Arsenal (67), dan Brentford (66) jauh lebih stabil. Kritik bahwa Maresca adalah 'Tinkerman' baru pun tak terhindarkan lagi.

Parahnya, para pemain pelapis gagal menjawab kepercayaan di laga ini. Selain Hato, pemain muda Jamie Gittens dan Tyrique George juga kesulitan. Mereka gagal membuktikan diri di panggung selevel Liga Champions.

3 dari 6 halaman

Alasan Sang Pelatih: Mereka Bukan Robot

Alasan Sang Pelatih: Mereka Bukan Robot

Pelatih Chelsea, Enzo Maresca, duduk di bangku cadangan sebelum pertandingan Liga Champions antara Qarabag vs Chelsea, 6 November 2025 (c) AP Photo

Enzo Maresca punya pembelaan kuat atas kebijakannya. Ia menuding jadwal brutal sebagai biang keladi.

Ia menyebut musim lalu berjalan 13 bulan. Kemenangan di Piala Dunia Antarklub memperpendek pramusim mereka.

"Niatnya malam ini adalah mengistirahatkan Enzo , Moises , Malo , dan pemain lain, karena mereka tidak bisa bermain setiap tiga hari," ujar Maresca.

"Mereka butuh pemulihan dari musim lalu, Piala Dunia Antarklub sangat berpengaruh. Kami mencoba merotasi. Ketika Anda menang, tidak ada yang menyebutkannya. Saya tahu bahwa ketika kami tidak menang, semua orang fokus pada itu," tegasnya.

4 dari 6 halaman

Dampak Nyata: Konsistensi yang Hilang

Dampak Nyata: Konsistensi yang Hilang

Aksi penyerang Chelsea, Joao Pedro saat mencoba melewati hadangan pemain Qarabag di laga Liga Champions, 6 November 2025. (c) AP Photo

Pembelaan Maresca ada benarnya. Namun, dampak rotasi ekstrem ini adalah inkonsistensi.

Anda tidak akan pernah tahu Chelsea mana yang akan muncul. Mereka main bagus lawan tim besar, tapi sering loyo lawan tim kecil.

Pakar sepak bola Eropa, Julien Laurens, menyoroti hal ini. Ia menyebut strategi ini tidak akan berhasil di Liga Champions.

"Melakukannya dan bersaing di Liga Champions dan Premier League sangat berbeda dengan melakukannya di musim di mana Anda bermain di Conference League, saat Anda bisa dengan mudah menang dengan tim B Anda," kata Laurens.

5 dari 6 halaman

Eksperimen Mahal: Saat 'Tinkerman' Menjadi Bumerang

Rotasi Maresca tidak terbantu oleh performa pemain pelapis. Para pemain muda yang masuk terlihat kewalahan.

Jorrel Hato, Jamie Gittens, dan Tyrique George kesulitan. Padahal, mereka melawan tim yang musim ini sudah mengalahkan Benfica.

"Dengan pemain muda seperti Hato - dan Gittens sedikit - Anda bisa melihat bahwa level Liga Champions sedikit terlalu tinggi," lanjut Laurens.

"Itu sebabnya Pep Guardiola tidak membuat begitu banyak perubahan, atau Mikel Arteta juga, bahkan dengan skuad yang jauh lebih dalam dan lebih berpengalaman. Terlalu banyak perubahan menjadi kontra-produktif," jelasnya.

6 dari 6 halaman

Tragedi Romeo Lavia

Malam yang buruk di Baku diperparah oleh satu insiden lagi. Romeo Lavia, yang baru masuk, harus ditarik keluar.

Gelandang asal Belgia itu cedera hanya setelah empat menit. Ini menambah daftar panjang penderitaannya di klub.

Lavia didatangkan seharga 53 juta Poundsterling pada 2023. Sejak itu, ia sudah absen 568 hari karena 10 cedera berbeda.

Ia baru bermain 29 kali. Mirisnya, ia tidak pernah sekalipun menyelesaikan 90 menit penuh untuk Chelsea.

Sumber: BBC

LATEST UPDATE