Dilema Besar Arne Slot: Saatnya Coret Mohamed Salah atau Alexander Isak?

Richard Andreas | 21 Oktober 2025 05:37
Dilema Besar Arne Slot: Saatnya Coret Mohamed Salah atau Alexander Isak?
Mohamed Salah melakukan selebrasi ala Diogo jota di laga Liverpool vs Bournemouth, Sabtu (16/08/2025). (c) AP Photo/Ian Hodgson

Bola.net - Arne Slot tengah menghadapi ujian terbesar sejak menjadi pelatih Liverpool. Ia harus membuat keputusan yang berpotensi mengguncang ruang ganti: mencadangkan Mohamed Salah, ikon klub selama hampir satu dekade, atau Alexander Isak, rekrutan mahal senilai 125 juta pounds yang baru datang sebulan lalu.

Kedua pemain itu, dengan segala reputasi dan pengalaman mereka, kini sedang berada dalam performa yang jauh dari harapan. Baik Salah maupun Isak belum menunjukkan kontribusi yang sepadan dengan nama besar mereka, membuat posisi mereka di tim utama semakin dipertanyakan.

Advertisement

Di tengah perubahan besar yang terjadi di Anfield musim panas ini, tujuh pemain masuk, tujuh keluar, dengan total pergerakan mencapai sekitar 450 juta pounds, Liverpool juga kehilangan Diogo Jota akibat kecelakaan tragis pada Juli lalu. Situasi ini membuat keseimbangan tim terguncang.

Namun di antara semua masalah itu, persoalan terbesar Slot tetap sama: berani atau tidak ia menepikan dua pemain yang selama ini dianggap tak tergantikan di mata publik dan para pendukung Liverpool.

1 dari 4 halaman

Salah dan Isak: Dua Nama Besar yang Kehilangan Daya Ledak

Salah dan Isak: Dua Nama Besar yang Kehilangan Daya Ledak

Penyerang Liverpool, Alexander Isak. (c) AP Photo/Jon Super

Kinerja Salah dan Isak musim ini bisa dibilang mengecewakan. Dari 11 pertandingan, Salah hanya mencatat tiga gol dan tiga assist. Kontribusinya di Premier League bahkan lebih minim, hanya dua gol dan dua assist. Isak pun tak lebih baik, dengan satu gol dan satu assist dari tujuh laga sejak pindah dari Newcastle United.

Yang lebih mengkhawatirkan, keduanya juga gagal menunjukkan intensitas kerja yang dibutuhkan dalam sistem Slot. Tekanan tinggi yang selama ini menjadi identitas Liverpool kini mengendur karena lemahnya pressing dari dua pemain tersebut.

Salah memang tak pernah dikenal sebagai pemain dengan etos bertahan tinggi. Namun, selama bertahun-tahun, kekurangannya ditutupi oleh kerja keras trio Darwin Nunez, Luis Diaz, dan Jota. Kini, dengan ketiganya tak lagi di Anfield, kelemahan itu menjadi celah besar yang kian terekspos.

Slot kini dihadapkan pada fakta pahit, performa buruk dua penyerang seniornya tidak hanya soal produktivitas, tetapi juga soal intensitas dan semangat yang memudar di lapangan.

2 dari 4 halaman

Florian Wirtz dan Masalah di Lini Serang

Masalah Liverpool tak berhenti di lini depan. Florian Wirtz, gelandang serang muda yang direkrut dari Bayer Leverkusen dengan harga 100 juta pounds, belum memberikan kontribusi signifikan. Dalam delapan pertandingan pertamanya, Wirtz belum mencatat satu pun gol atau assist.

Keterpurukan ini sebagian disebabkan oleh ketidakstabilan taktik Slot. Formasi yang berubah-ubah membuat pemain seperti Wirtz kesulitan menemukan ruang terbaiknya di antara lini tengah dan serangan. Liverpool kehilangan koneksi alami yang dulu sering tercipta antara lini tengah dan sayap.

Di sisi lain, ketidakhadiran pemain seperti Jota yang biasa membantu menekan lawan juga membuat Wirtz terisolasi. Ia sering terlihat berjuang sendirian dalam menghubungkan serangan, tanpa dukungan yang cukup dari pemain depan.

Jika Slot gagal menemukan cara memaksimalkan Wirtz, maka investasi besar itu berisiko menjadi beban baru di tengah performa tim yang semakin goyah.

3 dari 4 halaman

Lini Belakang Rapuh, Masalah yang Tak Kalah Serius

Lini Belakang Rapuh, Masalah yang Tak Kalah Serius

Bek Liverpool Virgil van Dijk melambaikan tangan kepada para suporter usai laga Liga Champions melawan Atletico Madrid. (c) AP Photo/Jon Super

Sementara perhatian tertuju pada penyerang, lini belakang Liverpool juga mulai menunjukkan retakan serius. Penampilan Virgil van Dijk dan Ibrahima Konate saat kalah 1-2 dari Manchester United akhir pekan lalu menimbulkan banyak tanda tanya.

Kesalahan koordinasi dan lemahnya transisi bertahan membuat gawang Liverpool kerap terancam. Situasi ini semakin diperburuk oleh performa buruk Milos Kerkez, bek kiri baru seharga 40 juta pounds, yang belum mampu menggantikan peran Andy Robertson secara konsisten.

Upaya Liverpool mendatangkan Marc Guehi dari Crystal Palace sebenarnya bisa menjadi solusi, tetapi langkah itu gagal terwujud di detik akhir bursa transfer karena negosiasi senilai 35 juta pounds tak mencapai kesepakatan.

Kini, Slot bukan hanya harus memperbaiki serangan, tapi juga menata kembali pertahanan yang rapuh, tugas berat yang menuntut keputusan berani di setiap lini.

4 dari 4 halaman

Hugo Ekitike dan Peluang Rotasi di Liga Champions

Pertandingan Liga Champions melawan Eintracht Frankfurt pada Rabu malam mungkin menjadi momen terbaik bagi Slot untuk bereksperimen. Format fase liga memungkinkan margin kesalahan, dan Slot bisa menggunakan alasan rotasi untuk mengistirahatkan Salah dan Isak.

Hugo Ekitike berpotensi menjadi solusi sementara. Striker Prancis berusia 23 tahun itu sejauh ini menjadi pemain paling produktif di lini depan Liverpool, dengan lima gol dan satu assist dari 11 penampilan. Ironisnya, ia justru belum menjadi starter dalam tiga laga terakhir.

Slot sebenarnya memiliki alasan awal untuk tidak memainkan Ekitike, karena sang pemain sempat absen akibat skorsing. Namun setelah itu, keputusannya untuk tetap menepikan Ekitike mulai dipertanyakan.

Publik kini menunggu apakah pelatih asal Belanda itu berani memberikan kesempatan kedua bagi penyerang yang justru paling efektif di skuadnya.

Namun jika Slot memilih jalan aman dengan alasan rotasi tanpa menyentuh akar masalah, keputusan itu hanya akan menunda krisis yang pada akhirnya tetap harus ia hadapi.

Bagaimanapun, krisis ini bukan hanya soal dua pemain yang tampil di bawah standar, tetapi juga tentang kemampuan seorang manajer baru dalam mengambil keputusan berani di klub sebesar Liverpool.

LATEST UPDATE