Kedatangan Varane Bikin Manchester United Pede Tampil Menyerang!

Menyerang atau Counter-Attack?

Varane ibarat kepingan terakhir untuk membuat Manchester United berjaya di musim 2021/22. Sang pelatih, Ole Gunnar Solskjaer, sudah membayangkan kalau kehadiran pria asal Prancis itu bisa membuatnya memainkan strategi berbeda.

"Kami juga jadi punya beberapa cara bermain yang berbeda, saya bisa melihat perbedaan cara bermain dengan Rapha, saya tak sabar ingin bertemu dengannya. Harapannya kami bisa mendapatkannya sesegera mungkin," ungkapnya seperti yang dikutip dari Goal International beberapa waktu lalu.

Mungkin, Manchester United jadi bisa memainkan strategi yang lebih menyerang dan atraktif musim depan dengan kehadiran Varane ditambah Jadon Sancho. Namun eks Arsenal, Paul Merson, meragukan itu.

"Mereka senang melakukan serangan balik dan saya pikir mereka bakalan melakukannya lebih sering mulai dari sekarang." tulis Merson dalam kolom khusus di Daily Star.

MU Pede Tampil Menyerang!

Apakah keraguan Merson bakalan terbukti? Sepertinya tidak. Menurut the Athletic, kehadiran Varane membuat Solskjaer merasa kalau Manchester United tidak membutuhkan proteksi yang lebih di lini pertahanan.

Manchester United diklaim akan menerapkan strategi yang lebih menyerang musim depan dengan memainkan satu gelandang bertahan saja. Sementara yang lainnya bakalan menemani Bruno Fernandes untuk mengacak-acak lawan.

Ini bisa jadi kabar baik buat Donny van de Beek. Musim lalu, porsi bermainnya sangat minim dan ketika diberi waktu tampil, pria berkebangsaan Belanda tersebut mengecewakan banyak kalangan.

Posisi dan peran diduga sebagai penyebab performa Van de Beek yang mengecewakan. Ia sering dimainkan lebih ke dalam selama di Manchester United. Padahal, ia dikenal sebagai gelandang box-to-box kreatif ketika masih memperkuat Ajax Amsterdam dulu.

Ini juga bisa menjadi kabar baik buat Paul Pogba. Ia juga kerap tampil lebih ke dalam selama berseragam Manchester United dan walaupun performanya tidak begitu mengecewakan, Pogba sering dikritik karena inkonsisten.

(the Athletic - via Express Sport)