Liverpool Kacau dan Kalah Segalanya: Slot Harus Bercermin, Bukan Menyalahkan Lawan

Gia Yuda Pradana | 26 Oktober 2025 14:37
Liverpool Kacau dan Kalah Segalanya: Slot Harus Bercermin, Bukan Menyalahkan Lawan
PElatih Liverpool, Arne Slot, memasukkan Joe Gomez dalam pertandingan Premier League melawan Brentford di London, Sabtu, 25 Oktober 2025 (c) AP Photo/Dave Shopland

Bola.net - Arne Slot tampak mulai kehilangan arah. Pelatih asal Belanda itu menganggap perubahan pendekatan lawan sebagai penyebab utama merosotnya performa Liverpool musim ini, tetapi hasil memalukan di markas Brentford menunjukkan masalah sesungguhnya ada di tubuh timnya sendiri.

Kekalahan 2-3 di Gtech Community Stadium mungkin tampak tipis di papan skor, akan tetapi permainan di lapangan berkata lain. Liverpool benar-benar kalah di semua aspek — dari organisasi, determinasi, hingga mental bertanding. Jika mereka mencuri satu poin pun, itu akan terasa seperti pencurian besar.

Advertisement

Brentford tampil lebih hidup, lebih agresif, dan lebih paham bagaimana menghancurkan tim juara bertahan Premier League yang kini kehilangan identitas. Arne Slot boleh saja bicara tentang bola-bola panjang dan blok rendah lawan, tetapi publik tahu bahwa kelemahan Liverpool bukan karena lawan berubah — melainkan karena mereka sendiri tidak berkembang.

Kekalahan ini menjadi yang keempat secara beruntun di Premier League, menyamai catatan buruk Liverpool pada Februari 2021. Ini kejatuhan yang ironis untuk tim yang beberapa bulan lalu mengangkat trofi liga dengan gagah.

Kini, Slot tidak bisa lagi mencari kambing hitam di luar. Waktunya menatap cermin dan bertanya: apa yang sebenarnya salah di ruang ganti Anfield?

1 dari 6 halaman

Dari Juara ke Krisis: Kejatuhan yang Terjadi Terlalu Cepat

Dari Juara ke Krisis: Kejatuhan yang Terjadi Terlalu Cepat

Pemain Manchester United, Harry Maguire (2 dari kanan), mencetak gol dalam pertandingan Premier League antara Liverpool vs Manchester United di Anfield, 19 Oktober 2025 (c) AP Photo/Ian Hodgson

Empat kekalahan beruntun di Premier League membuat Liverpool sejajar dengan catatan suram Leicester 2016-17, Liverpool 2020-21, dan Manchester City musim lalu. Fakta bahwa juara bertahan kini terpuruk secepat ini menggambarkan betapa dalamnya krisis yang dihadapi.

Slot mengeluh tentang lawan yang bermain lebih direct dan bertahan rapat. Namun, justru pengakuan itu menjadi sinyal bahaya: pelatih yang menyadari celah di timnya, tetapi belum mampu menutupinya. Ia pun mengaku, “Kebobolan tiga gol jelas terlalu banyak jika ingin memenangkan pertandingan sepak bola. Gol pertama dari bola mati, yang kedua dari serangan balik — dua hal yang memang jadi keunggulan Brentford.”

Sejak Mei, Liverpool sudah sembilan kali kebobolan dua gol atau lebih — terbanyak di antara semua tim Premier League. Musim lalu, mereka baru mencapai angka 14 kebobolan setelah 16 laga. Tahun ini, catatan itu sudah tercipta hanya dalam sembilan pertandingan.

2 dari 6 halaman

Pertahanan Rapuh, Van Dijk dan Kerkez Jadi Simbol Kekacauan

Pertahanan Rapuh, Van Dijk dan Kerkez Jadi Simbol Kekacauan

Manajer Liverpool Arne Slot berbicara dengan Virgil van Dijk saat pertandingan Liga Champions melawan Eintracht Frankfurt, Kamis, 23 Oktober 2025. (c) AP Photo/Michael Probst

Jika lini belakang adalah fondasi sebuah tim, maka Liverpool kini berdiri di atas pasir. Duet Virgil van Dijk dan bek muda Milos Kerkez (yang ditebus seharga £40 juta atau sekitar Rp805 miliar) justru menjadi titik rawan.

Van Dijk yang dulu dikenal sebagai tembok tak tertembus kini tampak ragu dan sering salah posisi. Ia bahkan menjatuhkan Dango Ouattara di tepi kotak penalti, menghasilkan tendangan 12 pas yang diselesaikan sempurna oleh Igor Thiago. Ini momen yang mempertegas bahwa kapten Liverpool kini hanyalah bayangan dari dirinya yang dulu.

Slot memang masih mempercayai bek Belanda itu, tetapi sinyal frustrasi terlihat jelas di lapangan. Beberapa kali Van Dijk tampak saling pandang penuh tanya dengan Kerkez — ekspresi klasik dari sistem pertahanan yang kehilangan koordinasi dan rasa percaya diri.

3 dari 6 halaman

Midfield Tanpa Jiwa, Wirtz Gagal Jadi Solusi Mahal

Midfield Tanpa Jiwa, Wirtz Gagal Jadi Solusi Mahal

Pemain Liverpool, Florian Wirtz. (c) AP Photo/Rui Vieira

Liverpool bukan hanya bermasalah di belakang, melainkan juga kehilangan denyut di lini tengah. Florian Wirtz, gelandang yang didatangkan dengan harga fantastis £116 juta (sekitar Rp2,33 triliun), kembali tampil mengecewakan.

Penampilannya yang sempat menjanjikan saat kemenangan 5-1 di Liga Champions atas Eintracht Frankfurt lenyap begitu saja di London barat. Ia gagal memanfaatkan peluang emas di babak pertama dan akhirnya digantikan Joe Gomez ketika skor 1-3. Para suporter Brentford pun melepasnya dengan nyanyian sinis: “What a waste of money,” atau “Sungguh pemborosan uang.”

Slot tentu tidak bisa sepenuhnya menyalahkan Wirtz. Masalahnya lebih dalam: Liverpool kehilangan struktur. Tidak ada ritme, tidak ada koneksi antar lini. Bola mengalir tanpa arah, dan setiap serangan tampak seperti upaya individu tanpa orkestrasi.

4 dari 6 halaman

Salah Meredup, Ekitike Tak Tersentuh, dan Tantangan ke Depan

Salah Meredup, Ekitike Tak Tersentuh, dan Tantangan ke Depan

Ekspresi Mohamed Salah dalam laga Premier League antara Brentford vs Liverpool, Minggu (26/10/2025). (c) AP Photo/Dave Shopland

Mohamed Salah masih memberikan secercah harapan lewat golnya di menit-menit akhir, tetapi performa keseluruhan sang legenda Mesir jauh dari kata mengesankan. Ia terlihat frustrasi, sering kehilangan bola, dan kesulitan menemukan ruang seperti musim-musim sebelumnya.

Hugo Ekitike — salah satu rekrutan yang sebenarnya menunjukkan potensi — nyaris tak mendapat suplai bola. Ia sendirian di depan, tanpa dukungan nyata dari lini tengah. Absennya Alexander Isak (cedera, dibeli £125 juta, atau sekitar Rp2,51 triliun) dan Ryan Gravenberch membuat serangan Liverpool tumpul dan mudah dipatahkan.

Slot pun menegaskan, “Yang harus saya lakukan sekarang adalah melihat apa yang kami lakukan salah dan apa yang kami lakukan benar. Saya sudah punya gambaran jelas di mana kami harus memperbaiki diri, tetapi itu tidak terjadi di pertandingan-pertandingan sebelumnya. Kami tidak melakukan hal-hal dasar dengan benar.”

5 dari 6 halaman

Saatnya Bercermin, Bukan Menyalahkan Dunia

Saatnya Bercermin, Bukan Menyalahkan Dunia

Pelatih Liverpool, Arne Slot memberikan instruksi kepada pemainnya saat melawan Everton di Anfield pada lanjutan Liga Inggris 2025-2026. (c) AP Photo/Rui Vieira

Musim ini, Liverpool bukan hanya kalah dalam skor, melainkan dalam spirit. Mereka kehilangan arah, kehilangan ketenangan, dan kehilangan karakter juara. Slot perlu berhenti mencari penyebab di luar dirinya dan mulai memperbaiki apa yang rusak di dalam.

Dengan pengeluaran hampir £450 juta (sekitar Rp9,04 triliun) di bursa transfer, tak ada lagi alasan untuk tampil seperti tim medioker. Satu kemenangan di Frankfurt kini terasa seperti ilusi kecil di tengah mimpi buruk panjang yang belum berakhir.

Arne Slot tidak sedang menghadapi krisis taktik semata, melainkan krisis jati diri. Jika ia tak segera menemukan jawabannya, mimpi mempertahankan gelar Premier League akan berubah menjadi dongeng lama tentang kejayaan yang memudar.

Sumber: BBC Sport

LATEST UPDATE