Liverpool vs Manchester United: Sejarah Rivalitas Klub Bertetangga
Serafin Unus Pasi | 14 Januari 2021 17:59
Bola.net - Laga pekan ke-18 Premier League 2002/2021 antara Liverpool dan Manchester United bisa dipastikan bukanlah sekadar laga biasa. Pertandingan yang bakal digelar di Anfield, Minggu (17/01) ini merupakan palagan sarat gengsi dan bertensi tinggi bagi kedua kubu.
Tingginya tensi pertandingan ini tak lepas dari sejarah rivalitas antara kedua klub bertetangga ini. Dalam penelitian yang digelar The Football Fans Census (FFC) pada 2003 lalu, rivalitas The Reds dan Setan Merah disebut yang paling sengit di kancah sepak bola Inggris.
Dalam penelitian tersebut ditemukan bahwa suporter Liverpool dan United sepakat bahwa tim kota tetangga merupakan rival utama tim kesayangan mereka.
Apa akar rivalitas Liverpool dan Manchester United? Bagaimana rivalitas ini berkembang dalam sejarah mereka? Simak artikel selengkapnya di bawah ini.
Dipicu Persaingan Antarkota
Seperti 35% rivalitas lainnya, menurut penelitian FFC, rivalitas antara Liverpool dan United dipicu persaingan antara kota tempat mereka berada. Sudah sejak lama Liverpool dan Manchester -yang sama-sama berada di Inggris Barat Laut- terlibat persaingan dalam bidang ekonomi dan industri.
Persaingan kian sengit ketika para pedagang dari Kota Manchester mendanai pembangunan Manchester Ship Canal. Upaya ini mendapat tentangan dari para politisi Kota Liverpool.
Persaingan kedua kota ini terus berlanjut sampai masa kini. Liverpool dan Manchester sama-sama berusaha berebut pengaruh sebagai area penting di Inggris.
Awal Pertemuan
Manchester United dan Liverpool memiliki sejarah panjang di sepak bola Inggris. Kedua klub ini sama-sama lahir pada pengujung abad ke-19 silam.
Dengan nama Newton Heath, United lahir dulu pada 1878. Empat belas tahun berselang, Liverpool menyusul hadir di kancah sepak bola Inggris.
Pertemuan pertama kedua langsung menjadi laga dengan tensi tinggi. Liverpool dan Newton Heath bertemu pada laga playoff, memperebutkan satu tempat di kasta tertinggi kompetisi Inggris musim 1893/1894,
Ketika United kembali ke kasta tertinggi kompetisi Inggris, kedua tim saling bersaing menjadi yang terbaik.
Raihan Kontras Pascaperang
Persaingan antara United dan Liverpool kian sengit usai Perang Dunia Kedua. Pada era tersebut, Setan Merah dan The Reds terus bersaing, terutama dalam perebutan trofi, kendati raihan trofi United mandek usai 1967.
Ketika keran gelar United macet, Liverpool justru berjaya. Mereka meraih gelar demi gelar dan menahbiskan diri sebagai yang terbaik di kancah sepak bola Inggris.
Namun, kendati sudah unggul secara raihan prestasi, kubu Liverpool masih menyimpan rasa tak sukanya terhadap kubu Setan Merah. Mereka menilai Manchester United merupakan sosok kesayangan media yang terlalu banyak mendapat publikasi.
Era Premier League
Cakra manggilingan berputar ketika kompetisi Liga Inggris bersalin menjadi Premier League. Manchester United lah yang moncer. Sementara, Liverpool, harus merasakan puasa gelar, sama seperti yang telah dirasakan Setan Merah beberapa waktu sebelumnya.
Pada era Premier League, United -di bawah Sir Alex Ferguson- merajai kancah sepak bola Inggris. Mereka sukses meraih 13 gelar juara Premier League. Sementara, The Reds baru bisa meraih gelar juara Premier League pada 2019/2020 kemarin.
Secara total, United masih unggul trofi gelar juara kasta tertinggi Liga Inggris. Mereka mengoleksi 20 trofi, lebih banyak satu trofi ketimbang Liverpool.
(Bola.net/Dendy Gandakusumah)
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Bye MU! Kobbie Mainoo Bakal Pindah ke Klub EPL Ini di Januari 2026
Liga Inggris 23 September 2025, 14:09 -
Nonton Live LaLiga Levante vs Real Madrid: Eksklusif di Vidio
Liga Spanyol 23 September 2025, 13:51 -
Kiper Arsenal Gak Ada Apa-apanya? Ketika Legenda Man United Memuji Kiper Man City
Liga Inggris 23 September 2025, 13:51 -
Penilaian Patrick Kluivert Soal Indonesia: Negara Indah, Orang-orangnya Sangat Baik
Tim Nasional 23 September 2025, 13:38 -
Pesan Untuk Timnas Indonesia Saat Jumpa Irak dan Arab Saudi: Haram Buang-buang Peluang
Tim Nasional 23 September 2025, 13:05
LATEST UPDATE
-
Juventus Siapkan Operasi Senyap Pulangkan Mantan Bintang Serie A Ini
Liga Italia 23 September 2025, 14:38 -
Ketika Diskusi Soal Konsistensi Juventus Kembali Mengemuka
Liga Italia 23 September 2025, 14:29 -
AC Milan Rombak Lini Tengah Lawan Lecce, Allegri Mainkan Gelandang Seharga Rp397 Miliar!
Liga Italia 23 September 2025, 14:26 -
Aston Villa Tuai Kecaman usai Datangkan Jadon Sancho dari MU
Liga Inggris 23 September 2025, 14:21 -
Sisi lain Ousmane Dembele: Seorang Muslim yang Pernah Membangun Masjid di Mauritania
Bolatainment 23 September 2025, 14:20 -
Kelemahan Mental dan Taktik Jadi Sorotan, Inilah 2 Borok Juventus Musim Ini
Liga Italia 23 September 2025, 14:15 -
Bye MU! Kobbie Mainoo Bakal Pindah ke Klub EPL Ini di Januari 2026
Liga Inggris 23 September 2025, 14:09 -
Jonathan David dan Perubahan Hierarki Striker di Juventus
Liga Italia 23 September 2025, 14:09 -
Vasilije Adzic: Solusi Internal untuk Lini Tengah Juventus
Liga Italia 23 September 2025, 13:54 -
Nonton Live LaLiga Levante vs Real Madrid: Eksklusif di Vidio
Liga Spanyol 23 September 2025, 13:51
LATEST EDITORIAL
-
Tampil Impresif di Lapangan, 11 Pemain Ini Malah Gagal Masuk Nominasi Ballon dOr
Editorial 22 September 2025, 21:56 -
5 Pemain Peraih Ballon dOr Terbanyak: Lionel Messi Tetap Rajanya
Editorial 22 September 2025, 20:27 -
5 Pemain yang Berpeluang Besar Raih Ballon dOr 2025
Editorial 22 September 2025, 19:52 -
10 Pemain Tercepat Raih 50 Gol Liga Champions: Haaland Lampaui Ronaldo dan Messi
Editorial 19 September 2025, 22:58