Alessandro Gabrielloni: Kapten yang Setia Menemani Perjuangan Como dari Kasta Keempat Liga Italia hingga Serie A
Ari Prayoga | 28 Agustus 2025 15:48
Bola.net - Sepak bola Italia selalu punya kisah tentang kesetiaan. Dari Del Piero dan Buffon yang tak meninggalkan Juventus saat terjerumus ke Serie B, hingga Lucarelli yang menghidupkan kembali Parma dari Serie D.
Namun, setia bukan sekadar bertahan di masa sulit, ada juga bentuk kesetiaan yang diwujudkan dengan menemani klub dari bawah hingga kembali ke level tertinggi.
Itu yang diperlihatkan Alessandro Gabrielloni bersama Como 1907. Namanya memang tidak populer, tetapi perannya besar dalam perjalanan Como dari tim buangan di Serie D hingga promosi ke Serie A.
Berkat loyalitasnya yang istimewa, Como belum lama ini menghadiahi Gabrielloni sebuah patung yang ditempatkan di markas klub. Kehadiran patung tersebut sempat membuat sang kapten terkejut saat pertama kali melihatnya setibanya di sana.
Perjalanan Karier yang Sederhana
Gabrielloni bukanlah pemain yang penuh sorotan. Lahir di Jesi, ia menghabiskan sebagian besar karier di klub-klub kecil Italia.
Mulai dari Jesina, Maceratese, Martina Franca, Campobasso, Cavese, sampai Bisceglie. Tidak ada satu pun yang membuatnya dikenal luas. Serie A pun belum pernah ia cicipi, begitu juga panggilan timnas.
Sebagai striker, ia tidak selalu menakutkan di depan gawang. Namun, produktivitasnya cukup lumayan di level bawah. Lebih dari itu, Gabrielloni memiliki sesuatu yang kini langka di sepakbola modern: komitmen jangka panjang.
Titik Balik di Tahun 2018
Awal kisahnya bersama Como dimulai pada 2018. Saat itu ia baru saja dilepas Bisceglie karena mandul gol. Kariernya seolah jalan buntu. Sampai akhirnya, Como yang tengah berjuang di Serie D memberinya tawaran kontrak.
Bermain di kasta keempat jelas langkah mundur, tetapi Gabrielloni tak punya banyak pilihan. Ia pun menerima. Siapa sangka, keputusan sederhana itu justru mengubah hidupnya.
Sejak paruh musim pertamanya, Gabrielloni langsung tampil tajam dengan torehan 10 gol dari 14 laga. Musim berikutnya, ia makin percaya diri. Dua belas golnya menjadi kunci promosi Como ke Serie C. Dari titik itulah, hubungan antara Gabrielloni dan klub mulai terjalin erat.
Era Baru Bersama Investor Indonesia
Perubahan besar datang ketika Como diambil alih PT Djarum melalui SENT Entertainment. Klub melakukan perombakan menyeluruh, dari sisi manajemen hingga strategi bisnis. Banyak pemain dilepas, tetapi Gabrielloni tetap dipertahankan.
Pilihan itu terbukti tepat. Pada musim 2020/21, ia menjadi bagian penting dari skuad yang membawa Como juara Serie C sekaligus promosi ke Serie B. Gol-golnya, terutama ke gawang Alessandrini, masih diingat fans sebagai momen kunci.
Tergusur tapi Tak Mengeluh
Masuk ke Serie B, Como mendatangkan nama besar seperti Leonardo Mancuso dan Patrick Cutrone. Kehadiran mereka membuat menit bermain Gabrielloni berkurang drastis. Dari biasanya tampil penuh, kini ia lebih banyak jadi pelapis.
Situasi itu sempat membuatnya ragu. Ia bahkan kembali kuliah untuk meraih gelar ekonomi, seakan menyiapkan jalur lain di luar sepakbola. Namun, hati kecilnya tak rela meninggalkan Como. Ia memilih bertahan, meski hanya sebagai pemain cadangan.
Hadiah Kesetiaan
Pilihan itu akhirnya terbayar pada 2024. Setelah penantian panjang, Como sukses promosi ke Serie A untuk pertama kalinya dalam 21 tahun. Gabrielloni mungkin bukan aktor utama di lapangan, tapi emosinya yang pecah dalam tangisan memperlihatkan betapa dalam cintanya pada klub.
Dalam wawancara, ia menyebut momen itu membuat semua kenangan sejak Serie D kembali terputar. Dari titik terendah saat nyaris tanpa klub, hingga kini bisa merayakan sejarah bersama Como.
Ikatan yang Tak Tergantikan
Atas dedikasinya, Como memberikan kontrak baru hingga 2027. Bagi Gabrielloni, ini lebih berharga daripada status bintang atau gelar pribadi. Ia sudah menjadi simbol kesetiaan di mata fans dan manajemen.
Dari pemain “biasa” yang nyaris tak dilirik, Gabrielloni kini dikenang sebagai bagian penting kebangkitan Como. Kisahnya menegaskan, bahwa dalam sepakbola, loyalitas dan cinta kadang jauh lebih bernilai daripada popularitas.
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Milan vs Roma: Antara Dybala, Modric, dan Asa Scudetto Serie A
Liga Italia 2 November 2025, 00:11
-
Duel Panas di San Siro: Milan Andalkan Duet Nkunku-Leao Hadapi Roma dan Dybala
Liga Italia 2 November 2025, 00:02
-
Daftar Lengkap Pembalap WorldSBK 2026
Otomotif 1 November 2025, 23:38
LATEST UPDATE
-
Man of the Match Burnley vs Arsenal: Gabriel Magalhaes
Liga Inggris 2 November 2025, 00:41
-
Ujian Berat Milan: Hadapi Roma yang Percaya Diri dan Dybala yang Penuh Ancaman
Liga Italia 2 November 2025, 00:36
-
Roma yang Membesarkannya, Milan Tempat Ia Menutup Kariernya
Liga Italia 2 November 2025, 00:23
-
Man of the Match Nottingham Forest vs Manchester United: Amad Diallo
Liga Inggris 2 November 2025, 00:21
-
Hasil Burnley vs Arsenal: Gyokeres Cetak Gol, The Gunners Mantap di Puncak Klasemen
Liga Inggris 2 November 2025, 00:13
-
Milan vs Roma: Antara Dybala, Modric, dan Asa Scudetto Serie A
Liga Italia 2 November 2025, 00:11
-
Duel Panas di San Siro: Milan Andalkan Duet Nkunku-Leao Hadapi Roma dan Dybala
Liga Italia 2 November 2025, 00:02
LATEST EDITORIAL
-
10 Pemain dengan Total Transfer Paling Gila di Dunia, Neymar Tembus Rp7,68 Triliun!
Editorial 31 Oktober 2025, 15:01
-
4 Klub yang Bisa Jadi Pelabuhan Baru Vinicius Junior Jika Hengkang dari Real Madrid
Editorial 29 Oktober 2025, 14:17
-
6 Alasan Mengapa Manchester United Bisa Jadi Penantang Gelar Premier League Musim Ini
Editorial 29 Oktober 2025, 14:06
-
Arne Slot di Ujung Tanduk? 5 Pelatih Premier League yang Terancam Dipecat
Editorial 28 Oktober 2025, 14:36





