Hanya Ada Satu Jalan bagi Inter Untuk Menebus Kegagalan di Serie A
Gia Yuda Pradana | 24 Mei 2025 12:53
Bola.net - Inter Milan mengakhiri Serie A musim ini dengan kepala tertunduk. Meski menang atas Como di pekan terakhir, Scudetto tetap jatuh ke tangan Napoli. Hanya berjarak satu poin, tapi terasa begitu jauh saat peluit panjang dibunyikan.
Kristjan Asllani tak menutup rasa hampa itu. "Kesedihan sangat terasa," ujarnya tentang suasana di ruang ganti usai laga, seperti dikutip Sempre Inter. Ini bukan karena kalah, tapi karena tahu perjuangan mereka belum cukup.
Musim panjang yang dilalui Inter dipenuhi pasang surut. Mereka sempat memimpin, lalu terpeleset di momen-momen yang krusial. Kini, hanya ada satu jalan untuk menebus semuanya: Liga Champions.
Terlalu Banyak Poin Hilang
Inter tahu mereka tak kalah secara kualitas. Namun, di liga, gelar juara ditentukan oleh konsistensi, bukan nama besar. Di situlah mereka kurang tajam—terutama saat momen kecil tidak direspons dengan serius.
"Aslinya kami membuang terlalu banyak poin sepanjang musim," ungkap Asllani. Dia menunjuk beberapa laga yang seharusnya bisa dimenangkan, tapi berakhir dengan hasil imbang melawan Genoa, Parma, dan Lazio.
Tak ketinggalan, kekalahan beruntun dari Bologna dan AS Roma menjadi titik jatuh paling menyakitkan. "Sekarang, kami harus mengisi ulang tenaga dan pikiran," lanjut Asllani, mencoba bangkit dari bayang-bayang kegagalan.
Tak Ada Ruang untuk Menyesal
Bagi Inter, tak ada waktu untuk larut dalam kekecewaan. Partai final Liga Champions melawan PSG sudah menunggu. Di situlah mereka akan menaruh semua energi, semua dendam, dan semua harapan yang tersisa.
Massimiliano Farris, asisten pelatih Inter, menegaskan hal itu. "Kami semua tahu artinya satu pekan menjelang final Liga Champions," ujarnya. "Namun, kami juga paham betapa panjang dan sulitnya jalan yang membawa kami ke final ini."
Dia menegaskan, tak boleh ada ruang bagi rasa sesal. "Mulai malam ini, kami akan hidup dalam mimpi ini," katanya. "Kami punya pemimpin hebat secara teknis dan emosional yang akan menuntun tim."
Misi di Munchen: Pelampiasan dan Penebusan
Final Liga Champions bukan sekadar laga perebutan gelar juara. Bagi Inter, ini adalah ruang penebusan. “Kami harus pergi ke Munich untuk mencoba mengubah kekecewaan ini menjadi semangat,” ucap Asllani.
PSG bukan lawan yang mudah, semua tahu itu. Namun, final bukan tentang siapa yang lebih unggul di atas kertas, melainkan siapa yang lebih siap secara mental. Inter sudah melewati jalan terjal untuk tiba di sini.
Jika trofi Scudetto jadi luka yang tak bisa sembuh, maka gelar Liga Champions bisa menjadi obatnya. Mungkin bukan musim yang sempurna. Akan tetapi, di Munchen nanti, Inter ingin menuliskan akhir cerita yang tak terlupakan.
Klasemen Serie A
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Ousmane Dembele Dukung Mbappe Raih Ballon dOr: Dia Layak Dapat!
Liga Champions 22 Oktober 2025, 14:37 -
Pengakuan Jujur Denzem Dumfries: Union SG Bikin Inter Milan Merana!
Liga Italia 22 Oktober 2025, 14:01
LATEST UPDATE
-
Prediksi Persib Bandung vs Selangor FC 23 Oktober 2025
Bola Indonesia 22 Oktober 2025, 18:14 -
Frankfurt Mencari Pijakan, Liverpool Berambisi Mempertahankan Superioritasnya
Liga Champions 22 Oktober 2025, 18:02 -
Tradisi Apik Monaco, Tren Positif Tottenham
Liga Champions 22 Oktober 2025, 17:21 -
Karya Jurnalistik Akan Masuk Revisi UU Hak Cipta, Menteri Hukum: Harus Dilindungi
News 22 Oktober 2025, 17:17 -
Luka Modric Akui Eks Real Madrid Ini Jadi Alasan Utamanya Pindah ke AC Milan
Liga Italia 22 Oktober 2025, 16:56 -
Cek Jadwal Aksi Pemain Indonesia di Liga Europa 2025/26: Tayang di Vidio
Liga Eropa UEFA 22 Oktober 2025, 16:12
LATEST EDITORIAL
-
6 Kandidat Pengganti Igor Tudor di Juventus: Ada Eks Inter Milan
Editorial 21 Oktober 2025, 22:27 -
4 Pemain Baru Manchester United yang Bantu Ruben Amorim Taklukkan Liverpool di Anfield
Editorial 21 Oktober 2025, 22:04