Pesan Kunci Prabowo di Hari Pahlawan 2025: Jangan Lupakan Pengorbanan Lawan Kekuatan Asing

Afdholud Dzikry | 10 November 2025 08:33
Pesan Kunci Prabowo di Hari Pahlawan 2025: Jangan Lupakan Pengorbanan Lawan Kekuatan Asing
Presiden Prabowo Subianto memimpin upacara ziarah nasional dan renungan suci dalam rangka memperingati Hari Pahlawan 10 November 2025. ( (c) Biro Pers

Bola.net - Presiden Prabowo Subianto memimpin Upacara Ziarah Nasional di TMP Kalibata. Acara ini digelar tepat tengah malam untuk memperingati Hari Pahlawan, Senin (10/11/2025). Momen ini menjadi refleksi kenegaraan atas perjuangan kedaulatan bangsa.

Kepala negara secara khusus mengenang kembali sejarah Pertempuran Surabaya 1945. Pertempuran itu menjadi simbol perlawanan terhadap kekuatan asing pasca kemerdekaan. Prabowo menegaskan besarnya pengorbanan para pahlawan saat itu.

Advertisement

Upacara ini dihadiri oleh Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Seluruh jajaran Kabinet Merah Putih dan pimpinan lembaga tinggi negara juga turut hadir. Kehadiran lengkap ini menunjukkan kesatuan dalam penghormatan kenegaraan.

Dalam amanatnya, Presiden mengingatkan nilai fundamental pengorbanan para pahlawan. Mereka gugur melawan kekuatan besar pemenang Perang Dunia II. Jasa mereka adalah fondasi kedaulatan yang dinikmati saat ini.

Ritual kenegaraan ini menjadi agenda wajib untuk meneguhkan ingatan kolektif bangsa. Ini adalah penegasan nilai yang harus dijaga oleh generasi penerus.

1 dari 3 halaman

Ritual Kenegaraan Tepat Tengah Malam

Presiden Prabowo Subianto memimpin langsung upacara ziarah nasional dan renungan suci. Upacara digelar di Taman Makam Pahlawan Nasional Utama (TMPNU) Kalibata. Prosesi dimulai tepat pukul 00.00 WIB, Senin (10/11/2025).

Rangkaian acara diawali dengan laporan Perwira Upacara kepada Presiden. Prabowo bertindak sebagai Pimpinan Ziarah dalam prosesi resmi ini. Ini menandai dimulainya peringatan Hari Pahlawan 2025.

Presiden kemudian meletakkan karangan bunga di tugu makam pahlawan. Tindakan ini menjadi simbol penghargaan tertinggi bangsa. Upacara juga didampingi oleh Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.

Suasana hening menyelimuti area pemakaman saat prosesi Mengheningkan Cipta. Prosesi ini dipimpin langsung oleh Presiden Prabowo. Penghormatan kepada arwah pahlawan dilanjutkan oleh Komandan Pasukan.

Upacara ini diikuti hampir seluruh jajaran Kabinet Merah Putih serta pimpinan TNI dan Polri. Para pejabat negara mengenakan Pakaian Sipil Lengkap (PSL) dengan kopiah hitam. Prosesi berlangsung khidmat di pergantian hari.

2 dari 3 halaman

Penegasan Kedaulatan dalam Amanat Presiden

Dalam momen Mengheningkan Cipta, Presiden Prabowo menyampaikan pesan kunci. Ia mengingatkan kembali perjuangan berat para pahlawan. Momen ini menjadi penghormatan mendalam atas pengorbanan mereka.

"Pada tahun 1945, 10 November, para pahlawan telah dengan berani melawan kekuatan asing yang begitu besar, terutama kekuatan Inggris, pemenang Perang Dunia II," ucap Prabowo.

Presiden menegaskan bahwa perlawanan itu yang mempertahankan kedaulatan Indonesia. Tanpa pengorbanan itu, kemerdekaan tidak akan tegak.

"Dengan perlawanan, pengorbanan yang begitu besar, mereka telah mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan bangsa Indonesia," sambung Presiden Prabowo.

Prabowo secara tegas meminta masyarakat Indonesia tidak melupakan sejarah ini.

"Janganlah kita sekali-sekali melupakan jasa mereka, kepahlawanan mereka," tutur Prabowo.

3 dari 3 halaman

Refleksi Pertempuran Surabaya

Presiden mengajak seluruh peserta upacara mendoakan arwah pahlawan. Jasa mereka gugur saat membela bangsa dan negara.

"Marilah kita mengenang arwah dan jasa para pahlawan yang telah gugur membela kemerdekaan, kedaulatan, dan kehormatan bangsa Indonesia," kata Prabowo.

"Khususnya mereka-mereka yang gugur dalam perlawanan terhadap kekuatan asing, yang mendukung penjajahan kembali bangsa Indonesia oleh bangsa Asing," lanjut Prabowo.

Konteks Pertempuran Surabaya memang dipicu tewasnya Brigjen Mallaby. Insiden Hotel Yamato juga menjadi pemantik kemarahan rakyat. Ultimatum pasukan sekutu justru dilawan selama tiga minggu.

Dalam pertempuran itu, Bung Tomo membakar semangat pejuang. Ia mengeluarkan semboyan "Merdeka atau Mati". Semboyan ini terus dikenang sebagai simbol perlawanan tanpa kompromi.

LATEST UPDATE