Jack Miller: Dulu Suka Mabuk-mabukan, Kini Jadi Rider Top MotoGP
Anindhya Danartikanya | 29 Mei 2020 15:45
Bola.net - Jack Miller, memang belum pernah jadi juara dunia selama berkarier di Grand Prix. Meski begitu, ia rider yang disukai banyak penggemar MotoGP berkat gaya balap yang agresif dan tak kenal takut, serta karakternya yang humoris, blak-blakan, kerap bertingkah konyol, dan sering menolong para rival yang kesusahan.
Karakter ini sudah ia bawa sejak masih di Moto3. Namun, eks Team Principal Repsol Honda, Livio Suppo, yakin karakter Miller yang 'semau gue' harus dikendalikan saat Honda membawanya melompat langsung dari Moto3 ke MotoGP pada 2015 dengan kontrak tiga musim. Hal ini ia nyatakan via GPOne, Kamis (28/5/2020).
Suppo menyoroti kebiasaan JackAss yang suka mabuk-mabukan. Masih membandel usai berkali-kali diberi peringatan, akhirnya Miller didenda 20.000 euro oleh Honda karena mabuk pada suatu malam saat ia masih membela LCR Honda, yakni saat usianya masih 20 tahun.
"Saya bisa membenarkan bahwa Jack memang kami denda karena terlalu banyak mengonsumsi alkohol, dan ia satu-satunya rider yang pernah saya denda. Selama 22 tahun, saya tak pernah melakukannya! Jack suka mengulangi kebandelannya, dan ia bikin kacau lebih dari sekali," kisah Suppo.
Sampai Harus Ditangani Banyak Pihak

"Saya pun menjatuhkan denda, yang nilainya cukup besar, dan saya bilang padanya, 'Kuharap, dengan bicara padamu seolah aku ini ayahmu, jika lain kali kau mabuk lagi, kau akan merenungkan seberapa banyak kerugian yang sudah kau dapatkan'," lanjut pria asal Italia tersebut.
Suppo bahkan mengaku, untuk mengendalikan kebandelan Miller, Honda meminta bantuan tangan dingin Alberto Puig, sosok yang dikenal lihai mendisiplinkan rider-rider bandel dan lalu mengorbitkan mereka menjadi rider hebat. Kini, ia menggantikan Suppo sebagai Manajer Tim Repsol Honda.
"Alberto saat itu menjabat sebagai konsultan Honda, dan kami sangat melibatkannya sebagai pelatih. Tapi ia langsung muak pada Jack," kisah Suppo, yang juga mengaku sempat cemas Miller bakal hilang kendali karena punya gaji besar saat turun di MotoGP.
"Jadi, perubahan Jack saat ini berkat Alberto dan Aki Ajo, manajernya, yang mampu membuat seorang rider yang terlalu cepat naik ke MotoGP menjadi lebih dewasa. Perlu diingat, gaji besar bisa membuat Anda hilang kendali dalam usia semuda itu," lanjutnya.
Hukuman yang Berbuah Manis

Suppo pun yakin menghukum Miller sangatlah tepat karena sikap tegas ternyata sukses mengubah mentalitasnya sebagai pebalap. Seiring berjalannya waktu, meski pada 2018 hengkang dari Honda, Miller belajar fokus pada kariernya, dan akhirnya digaet menjadi rider tim pabrikan Ducati pada 2021.
"Saya harus melakukan itu untuk dirinya sendiri, demi masa depannya. Ia punya talenta yang bisa meledak, tapi dia keras kepala. Pada suatu Minggu malam dalam sebuah pesta, ia benar-benar bikin kacau, pernah juga pada hari Jumat di paddock," tuturnya.
"Jadi, Jack memang harus diberi pelajaran, agar ia bisa melihat betapa ia nyaris membuat talentanya terbuang sia-sia. Saya senang bisa mendendanya, karena mungkin, tanpa hukuman macam itu, ia takkan berubah," pungkas Suppo, yang pensiun dari MotoGP pada akhir 2017.
Video: Marc Marquez Optimistis MotoGP Dimulai Pertengahan Juli 2020
Baca Juga:
- 'Tak Perlu ke Moto2, Jack Miller Terbukti Bisa Garang'
- MotoGP Inggris dan Australia 2020 Resmi Dibatalkan Akibat Covid-19
- Musim Lebih Singkat, MotoGP Rilis Aturan Baru Soal Alokasi Mesin
- Kilas Balik: Kontroversi Jack Miller dari Moto3 Langsung ke MotoGP
- Aleix Espargaro Prihatin Danilo Petrucci Terancam Didepak Ducati
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Man United vs Arsenal: Duo EPL Berebut Wonderkid 18 Tahun Olympiakos yang Lagi Naik Daun
Liga Inggris 18 November 2025, 17:01
-
Dua Wajah Florian Wirtz: Tajam untuk Timnas Jerman, Meredup di Liverpool
Liga Inggris 18 November 2025, 16:39
LATEST UPDATE
-
Evaluasi Timnas Indonesia U-22 jelang SEA Games 2025: Progres Terlihat, PR Masih Ada
Tim Nasional 19 November 2025, 04:25
-
Imbang 2-2 Lawan Mali, Ini 3 Pemain Timnas Indonesia U-22 yang Layak Dapat Apresiasi
Tim Nasional 19 November 2025, 04:00
-
Kabar Buruk untuk Arsenal, Pemulihan Kai Havertz Alami Kemunduran
Liga Inggris 19 November 2025, 02:20
-
Arsenal Buka Peluang Lepas 4 Pemain di Bursa Transfer Januari, Siapa Saja?
Liga Inggris 19 November 2025, 00:56
-
Manchester United Bisa Jual Marcus Rashford dan Kobbie Mainoo untuk Patuhi PSR
Liga Inggris 19 November 2025, 00:30
-
3 Opsi Pengganti Mohamed Salah di Liverpool, Termasuk Pemain dari Klub Rival
Liga Inggris 19 November 2025, 00:00
-
Lupakan Ronaldo, Bruno Fernandes Buktikan Jadi Pemain Paling Penting di Timnas Portugal
Piala Dunia 18 November 2025, 23:41
-
Analisis Calon Pengganti Robert Lewandowski: Menimbang 4 Kandidat Ideal untuk Barcelona
Liga Spanyol 18 November 2025, 23:22
-
Kiper Persis Solo Gianluca Pandeynuwu Ukir Sejarah di BRI Super League 2025/2026
Bola Indonesia 18 November 2025, 23:11
-
Benjamin Sesko Absen Kontra Everton, Kembalinya Diperkirakan Desember
Liga Inggris 18 November 2025, 22:46
-
Blunder Pemain Naturalisasi Malaysia Saat Sidang FIFA: Salah Sebut Asal Nenek
Tim Nasional 18 November 2025, 22:37
-
2 Laga Timnas Indonesia U-22 vs Mali: Kalah di Laga Pertama, Imbang di Laga Kedua
Tim Nasional 18 November 2025, 22:36
LATEST EDITORIAL
-
4 Pemain yang Bisa Didatangkan Liverpool di Januari untuk Selamatkan Musim
Editorial 19 November 2025, 01:56
-
3 Bintang Manchester United yang Bisa Ditukar dengan Antoine Semenyo
Editorial 19 November 2025, 01:37
-
Tempat Lahirnya Legenda: 10 Stadion Paling Ikonik dalam Sejarah Sepak Bola
Editorial 13 November 2025, 10:55






