Macam-Macam Protes Rider MotoGP Soal Sprint: Kewalahan, Minta Balapan Dikurangi
Anindhya Danartikanya | 11 Desember 2023 15:19
Bola.net - Menjelang MotoGP 2024, ada keresahan yang menghantui para rider, yakni banyaknya jumlah balapan yang akan digelar musim depan. Mereka ingin jumlah balapan dikurangi. MotoGP 2024 akan menggelar 22 seri, yang berarti akan ada 44 balapan, yakni 22 Sprint dan 22 Grand Prix.
Sejak awal digagas, Sprint memicu amarah para rider karena Dorna Sports dan FIM tak berdiskusi dengan mereka terlebih dahulu. Selain itu, Sprint dianggap menuntut fisik dan mental pembalap, sehingga mereka berisiko melakukan kesalahan lebih besar di lintasan, yang memicu cedera.
Sepanjang 2023, ada 358 kecelakaan di kelas para raja yang dialami 29 rider. Selain itu, terhitung 14 dari 22 pembalap reguler mengalami cedera parah akibat kecelakaan hebat. Tak hanya itu, dari 20 seri yang digelar, MotoGP tak pernah diikuti formasi lengkap akibat banyak rider yang absen.
Berikut pernyataan para pembalap MotoGP yang memprotes jumlah balapan yang dinilai terlalu banyak, seperti yang dilansir dari Motorsport Total dan GPOne.
Marc Marquez: "Sprint bagus untuk pertunjukan dan bisa lebih menarik daripada balapan utama. Menurut saya, balapan-balapan utama terlalu panjang. Pada pertengahan balapan, ada banyak lap di mana tak banyak hal yang terjadi. Sprint lebih baik. Namun, ada terlalu banyak balapan bagi para rider. Kebanyakan rider berharap Sprint digelar setengah musim. Namun, tampaknya kami akan tetap harus menjalani Sprint di semua tempat tahun depan. Anda harus memahami berapa banyak cedera yang terjadi di Sprint tahun ini, terutama saat start. Semua orang menyerang karena hanya ada sedikit kans untuk memperbaiki posisi."
Jorge Martin: "Bagi saya, Sprint fantastis. Namun, menurut saya, Sprint juga jauh lebih menuntut fisik ketimbang balapan pada Minggu. Jika Anda menjalani balapan pada Sabtu, maka Anda harus full attack pada Jumat. Terkadang, Anda tidak siap untuk itu. Itulah alasan mengapa banyak kecelakaan. Jika ada start lebih banyak, risiko pun meningkat. Solusi satu-satunya adalah mengurangi jumlah balapan."
Joan Mir: "Jika dilihat dari tingkat keselamatan, format baru ini tidak bekerja dengan baik. Kami harus memperbaikinya. Format baru ini juga memastikan bahwa para pembalap harus mencapai potensi penuhnya pada Jumat, sehingga nyaris tak ada waktu untuk mempersiapkan diri dengan tenang."
Pecco Bagnaia: "Saya rasa Sprint cukup baik. Namun, mungkin bakal lebih baik jika mereka sedikit mengurangi jumlah balapan. Tentu saja dengan lebih banyak balapan akan ada lebih banyak peluang kecelakaan dan cedera. Makin banyak balapan yang kami jalani, persentase cedera juga makin tinggi."
Aleix Espargaro: "Saya tidak suka jadwal ini dan kalender balapnya. Banyaknya cedera bukanlah kebetulan. Di setiap rapat Safety Commission, semua rider meminta balapan dikurangi. Kami ini bukan robot. Saya punya hidup yang sangat baik. Saya tiba dengan jet pribadi pada Kamis. Namun, para mekanik datang ke sirkuit pada Selasa dan pulang pada Senin. Mereka tak punya gaji yang baik. Mereka harus mencari keseimbangan."
Franco Morbidelli: "Sprint di setiap akhir pekan terasa sangat berat. Formula 1 bahkan tak melakukannya. Selain itu, mereka duduk di dalam mobil. Bagi kami, Sprint jauh lebih menuntut fisik, berbahaya dan berisiko. Sprint harus direduksi."
Fabio Quartararo: "Ini (banyaknya cedera) bukan kebetulan. Ini masalah besar. MotoGP olahraga berbahaya, dan sebagai pembalap, saya bisa jamin bahwa Anda lebih lelah menjalani Sprint ketimbang Grand Prix. Motor kami semakin menuntut fisik dan saya rasa tak perlu ada Sprint di setiap seri. Kami tak boleh melanjutkan langkah ini. Entah apa yang dipikirkan rider lain, tapi bagi saya ini tidak tepat. Mau 42 atau 44 balapan, tak ada bedanya. Sangat disayangkan kami harus menjalani semua balapan ini tanpa pernah melihat grid yang utuh. Ini memalukan."
Sumber: Motorsport Total, GPOne
Baca juga:
- Pol Espargaro Soal Alasan Balik ke Repsol Honda: Fisik Saya Sudah Tak Sanggup
- Ngotot Ingin Punya 6 Rider, KTM Pede Turunkan 3 Tim di MotoGP 2025: Banyak Manfaatnya!
- Ducati Kecewa Dituduh Anak Tirikan Jorge Martin agar Tak Juarai MotoGP 2023
- Menang Pakai 2 Motor Berbeda, 3 Rider MotoGP Bakal Berebut Rekor Bergengsi pada 2024
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Kala Ramadhan Sananta Unjuk Gigi di Laga Timnas Indonesia vs Chinese Taipei
Tim Nasional 5 September 2025, 22:51 -
Cedera Tidak Parah, Lamine Yamal Siap Perkuat Timnas Spanyol Lagi
Liga Spanyol 5 September 2025, 22:31
LATEST UPDATE
-
Permainan Timnas Indonesia yang Diinginkan Patrick Kluivert Mulai Menemukan Bentuknya
Tim Nasional 6 September 2025, 01:00 -
Debut Manis Miliano Jonathans, Apresiasi Sananta buat Suporter Timnas Indonesia
Tim Nasional 6 September 2025, 00:33 -
Dukungan Suporter Timnas Indonesia Tinggalkan Kesan Mendalam buat Pemain Lawan
Tim Nasional 6 September 2025, 00:22 -
Chelsea Coba Tikung MU untuk Perburuan Bintang Timnas Inggris Ini
Liga Inggris 5 September 2025, 23:48 -
Garuda Beringas: Timnas Indonesia Mendominasi Laga Kontra Chinese Taipei
Tim Nasional 5 September 2025, 23:39 -
Timnas Indonesia Menang Telak, Erick Thohir: Makasih Ya, Chinese Taipei!
Tim Nasional 5 September 2025, 23:35 -
Harry Maguire Diincar 2 Klub Arab Saudi, Lepas Gak Nih, MU?
Liga Inggris 5 September 2025, 23:23 -
Ulasan Performa Beckham Putra di Laga Indonesia vs Chinese Taipei: Kelas!
Tim Nasional 5 September 2025, 23:20
LATEST EDITORIAL
-
Isak Catat Rekor Baru, Ini 5 Transfer Termahal Premier League
Editorial 3 September 2025, 14:48 -
Rekor Pecah Lagi! 5 Pemain Liverpool dengan Harga Fantastis
Editorial 3 September 2025, 13:18 -
6 Pemain yang Menolak Chelsea untuk Gabung Tottenham, Termasuk Xavi Simons
Editorial 1 September 2025, 17:24