Sir Gareth Southgate, Pelatih Ketujuh yang Menerima Gelar Kebangsawanan dari Kerajaan Inggris
Asad Arifin | 26 Juni 2025 14:12
Bola.net - Setiap gelar kebangsawanan selalu membawa kisah besar yang lebih bermakna dari sekadar deretan piala. Gareth Southgate kini resmi menyandang gelar 'Sir' setelah Kerajaan Inggris menganugerahinya gelar kehormatan pada Rabu (25/6) lalu.
Penganugerahan tersebut dilakukan dalam sebuah seremoni di Kastil Windsor. Gelar ini diberikan sebagai bentuk penghargaan atas dedikasinya di dunia sepak bola, meskipun Southgate belum berhasil mempersembahkan trofi bagi Timnas Inggris.
Namun, sebagaimana halnya banyak cerita lain, angka dan medali tak selalu cukup untuk menjelaskan. Dalam konteks ini, kisah Southgate adalah tentang mengubah arah sejarah, memperbaiki citra yang sempat tercoreng.
Southgate tercatat sebagai pelatih ketujuh yang menerima gelar kebangsawanan. Namanya kini sejajar dengan para legenda seperti Sir Alf Ramsey, Sir Matt Busby, Sir Alex Ferguson, dan Sir Bobby Robson.
Ksatria Tanpa Mahkota
Berbeda dari para pendahulunya, hanya Southgate dan Sir Walter Winterbottom yang menerima gelar ini tanpa pernah menjuarai turnamen besar.
Bagi sebagian pihak, pencapaian ini mungkin akan selalu dipandang sebagai kekurangan dalam catatan karier Southgate. Ia nyaris membawa Inggris juara dalam tiga turnamen besar: semifinal Piala Dunia 2018, final Euro 2020 yang sempat tertunda, dan final Euro 2024.
Namun, selalu ada tembok tak kasatmata yang menghadangnya—tipis, tapi sulit ditembus.
Namun, siapa pun yang hanya menilai dari hasil akhir semata akan melewatkan sesuatu yang lebih mendalam. Southgate tak sekadar hampir meraih trofi; ia nyaris merevolusi sepak bola Inggris. Dan dalam banyak aspek, ia telah melakukannya.
Menyatukan Bangsa yang Terbelah
Saat Southgate ditunjuk sebagai pelatih kepala Timnas Inggris pada akhir 2016, kondisi tim yang diwarisinya jauh dari ideal. Inggris baru saja melewati masa kepemimpinan singkat nan penuh kontroversi bersama Sam Allardyce.
Ketika itu, Timnas Inggris terasa lebih sebagai beban ketimbang kebanggaan. Dukungan suporter mengendur, para pemain tampil dalam tekanan, dan media tak henti-hentinya melontarkan kritik.
Dalam waktu yang relatif singkat, ia menumbuhkan kembali rasa memiliki. Ia membuat para pemain kembali bangga mengenakan seragam Inggris. Ia pun membuka akses lebih luas kepada media dan publik, membangun kepercayaan yang sebelumnya jarang terlihat.
Perubahan itu membuahkan hasil. Inggris melaju hingga semifinal Piala Dunia 2018 di Rusia. Mereka bahkan nyaris juara di Euro 2020, hanya kalah lewat adu penalti dari Italia di Wembley. Di Euro 2024, Southgate kembali mengantar The Three Lions ke final.
Sumber: BBC Sport
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Prediksi Latvia vs Inggris 15 Oktober 2025
Piala Dunia 13 Oktober 2025, 22:31 -
Bukan Anak-Anak, Player Escort Laga Inggris vs Wales Adalah Kakek-Nenek
Piala Eropa 10 Oktober 2025, 09:19 -
Thomas Tuchel Kecewa Atmosfer Wembley Lesu Saat Inggris Dominasi Wales
Piala Eropa 10 Oktober 2025, 07:29 -
Prediksi Inggris vs Wales 10 Oktober 2025
Piala Dunia 8 Oktober 2025, 14:32
LATEST UPDATE
-
Prediksi Persib Bandung vs Selangor FC 23 Oktober 2025
Bola Indonesia 22 Oktober 2025, 18:14 -
Frankfurt Mencari Pijakan, Liverpool Berambisi Mempertahankan Superioritasnya
Liga Champions 22 Oktober 2025, 18:02 -
Tradisi Apik Monaco, Tren Positif Tottenham
Liga Champions 22 Oktober 2025, 17:21 -
Karya Jurnalistik Akan Masuk Revisi UU Hak Cipta, Menteri Hukum: Harus Dilindungi
News 22 Oktober 2025, 17:17 -
Luka Modric Akui Eks Real Madrid Ini Jadi Alasan Utamanya Pindah ke AC Milan
Liga Italia 22 Oktober 2025, 16:56 -
Cek Jadwal Aksi Pemain Indonesia di Liga Europa 2025/26: Tayang di Vidio
Liga Eropa UEFA 22 Oktober 2025, 16:12
LATEST EDITORIAL
-
6 Kandidat Pengganti Igor Tudor di Juventus: Ada Eks Inter Milan
Editorial 21 Oktober 2025, 22:27 -
4 Pemain Baru Manchester United yang Bantu Ruben Amorim Taklukkan Liverpool di Anfield
Editorial 21 Oktober 2025, 22:04