Portugal ke Final: Ketika Pengalaman dan Darah Muda Menyatu Sempurna
Gia Yuda Pradana | 5 Juni 2025 10:37
Bola.net - Timnas Portugal kembali menunjukkan mental juara di panggung besar Eropa. Tertinggal lebih dulu dari tuan rumah Timnas Jerman, Selecao das Quinas tetap tenang dan menemukan cara untuk bangkit. Dua gol dalam tempo enam menit menjadi bukti bahwa mereka tak pernah kehilangan arah.
Francisco Conceicao dan Cristiano Ronaldo menjadi penentu kemenangan dalam laga semifinal di Allianz Arena. Gol cantik Conceicao menyamakan skor, lalu Ronaldo memastikan langkah ke final. Hasil akhir 2-1 menjadi cerminan karakter tangguh tim asuhan Roberto Martinez.
Kini, Portugal hanya tinggal satu laga lagi untuk mencetak sejarah. Mereka berpeluang menjadi tim pertama yang dua kali menjuarai UEFA Nations League. Final melawan Spanyol atau Prancis sudah menanti di akhir pekan.
Jerman Dominan, Portugal Menunggu Celah
Babak pertama dikuasai oleh Jerman dengan permainan agresif dan intensitas tinggi. Beberapa peluang berbahaya sempat diciptakan, tapi Diogo Costa tampil sebagai penyelamat Portugal. Aksi gemilangnya menggagalkan peluang dari Goretzka dan Woltemade.
Florian Wirtz akhirnya memecah kebuntuan di awal babak kedua. Memanfaatkan umpan dari Joshua Kimmich, yang tampil dalam laga ke-100-nya, Wirtz mencetak gol pembuka. Keunggulan Jerman terasa layak pada momen itu.
Namun, segalanya berubah setelah menit ke-60. Portugal mulai bermain lebih lepas dan mengontrol permainan. Dari situ, dua peluang bersih cukup untuk membalikkan keadaan secara dramatis.
Conceicao dan Ronaldo, Duet Generasi Penentu
Masuknya Francisco Conceicao menjadi titik balik dalam pertandingan. Hanya beberapa menit di lapangan, dia langsung mencetak gol indah dari sisi kanan. Tendangan melengkungnya tak mampu dijangkau Marc-Andre ter Stegen.
Tak lama berselang, giliran Ronaldo yang mencatatkan namanya di papan skor. Lewat kerja sama rapi antara Nuno Mendes dan Bruno Fernandes, sang kapten menyambar bola untuk membawa Portugal unggul. Itu adalah gol ke-137 Ronaldo untuk timnas.
Conceicao dinobatkan sebagai Man of the Match atas penampilan briliannya. Kecepatan dan keberaniannya menjadi senjata mematikan bagi Portugal. Sang winger muda menunjukkan bahwa masa depan Selecao berada di tangan yang tepat.
Jerman Tak Mampu Menjaga Momentum
Jerman sempat berada di jalur yang tepat menuju final. Penguasaan bola, pressing ketat, dan peluang silih berganti menjadi modal mereka selama satu jam pertama. Namun, kurangnya konsentrasi di lini belakang menjadi titik lemah yang dimanfaatkan Portugal.
Karim Adeyemi sempat nyaris menyamakan skor, tapi bola hanya membentur tiang. Ter Stegen pun sempat melakukan penyelamatan penting di akhir laga. Sayangnya, lini depan Jerman gagal tampil tajam dalam momen-momen krusial.
Kekalahan ini memperpanjang penantian Jerman untuk mengangkat trofi sejak 2017. Di hari bersejarah Kimmich mencetak caps ke-100, justru Portugal yang berpesta. Julian Nagelsmann harus segera mengevaluasi timnya sebelum memasuki Kualifikasi Piala Dunia.
Portugal Satu Langkah Lagi Menuju Gelar Kedua
Kemenangan ini menegaskan kualitas Portugal sebagai salah satu kekuatan utama di Eropa, khususnya di UEFA Nations League. Mereka tampil solid di semua lini, menggabungkan ketenangan para senior dengan energi anak-anak muda. Saat tertinggal, mereka tidak panik, melainkan merespons dengan cara paling efektif.
Ronaldo tetap menjadi pemain penting dalam laga-laga besar. Namun sorotan utama malam itu adalah Francisco Conceicao, yang tampil luar biasa dalam tekanan. Dia bukan hanya pencetak gol penyeimbang, tapi juga pembawa semangat baru.
Portugal kini hanya butuh satu kemenangan lagi untuk menjadi juara Nations League untuk kedua kalinya. Lawan mana pun di final tak akan mudah, tapi Portugal telah membuktikan: mereka tahu caranya menang — bahkan ketika segalanya terasa nyaris musnah.
Baca Artikel-artikel Menarik Lainnya:
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Musim Bencana! Liverpool Dianggap Sudah Tamat dalam Perebutan Gelar Premier League
Liga Inggris 13 November 2025, 13:27
-
'Asuransi' AC Milan untuk Persaingan 4 Besar
Liga Italia 13 November 2025, 04:59
LATEST UPDATE
-
Duel Taktik: Adu Kuat Tembok Pertahanan Inter dan Milan di Derby della Madonnina
Liga Italia 13 November 2025, 19:32
-
Solusi untuk Krisis Striker AC Milan Ada di Barcelona?
Liga Italia 13 November 2025, 19:19
-
Italia vs Norwegia: Misi Berat Azzurri Jaga Asa Lolos Otomatis ke Piala Dunia 2026
Piala Dunia 13 November 2025, 17:44
-
Bahlil Respons Isu IUP Raja Ampat: Saya Belum Lahir Barang Itu Sudah Ada
News 13 November 2025, 17:37
-
Menkes Budi Ungkap Fakta: Gaji Rp 100 Juta Masih Terima Bantuan Iuran BPJS
News 13 November 2025, 17:27
-
BRI Super League: Musim Hujan dan Dampaknya pada Latihan Persik Kediri
Bola Indonesia 13 November 2025, 17:26
-
93 Tahun Kejayaan Arsenal di Era Highbury: Dari Rumah Sepak Bola ke Legenda Abadi
Liga Inggris 13 November 2025, 17:15
-
Kisah I Gede Siman Sudartawa dan Ambisi Membangun Karier Baru
Open Play 13 November 2025, 17:00
-
Gaji Termahal Serie A Jadi Masalah, Juventus dan Vlahovic Buat Perjanjian Khusus
Liga Italia 13 November 2025, 16:51
-
Andreas Christensen Akui Masa Depannya di Barcelona Masih Abu-Abu
Liga Spanyol 13 November 2025, 16:43
-
Dean Huijsen Buktikan Nilainya di Real Madrid Meski Dikritik
Liga Spanyol 13 November 2025, 16:03
LATEST EDITORIAL
-
Tempat Lahirnya Legenda: 10 Stadion Paling Ikonik dalam Sejarah Sepak Bola
Editorial 13 November 2025, 10:55
-
Florian Wirtz Selanjutnya? 10 Rekrutan Terburuk dari Juara Bertahan Premier League
Editorial 12 November 2025, 11:23
-
6 Gelandang yang Bisa Jadi Target Manchester United pada Bursa Transfer Januari 2026
Editorial 12 November 2025, 10:55
-
8 Penendang Penalti Terbaik Sepanjang Masa di Premier League, Siapa Paling Akurat?
Editorial 11 November 2025, 13:01






