Apakah Garis Pertahanan Tinggi Barcelona Kini Jadi Masalah Serius?
Aga Deta | 7 November 2025 14:34
Bola.net - Setahun lalu, garis pertahanan tinggi Barcelona menjadi perbincangan hangat di Eropa. Strategi agresif itu dianggap sebagai kunci sukses tim asuhan Hansi Flick.
Puncak ketenaran sistem ini terjadi saat Barcelona menang telak 4-0 atas Real Madrid di Santiago Bernabeu pada Oktober 2024. Dalam laga itu, Blaugrana menampilkan permainan menekan dengan jebakan offside yang luar biasa efektif.
Hasil tersebut memecahkan berbagai rekor, termasuk menjadikan Lamine Yamal pencetak gol termuda dalam sejarah El Clasico. Namun, perhatian publik justru tertuju pada banyaknya offside yang dihasilkan dari sistem pertahanan tinggi Barcelona.
Kini, satu tahun berselang, situasinya berubah drastis. Garis pertahanan tinggi yang dulu jadi senjata utama kini justru sering disorot karena membuat Barcelona rentan kebobolan.
Keampuhan Garis Tinggi Barcelona Mulai Pudar

Musim lalu, Barcelona mencatat angka offside tertinggi di Eropa. Dalam laga-laga awal, mereka rata-rata memaksa lawan terjebak offside sebanyak tujuh kali per pertandingan.
Namun, efektivitas itu perlahan menurun. Musim ini, jumlah offside yang berhasil diprovokasi hanya sekitar 4,9 kali per laga, turun jauh dari musim sebelumnya.
Perubahan itu tampak jelas ketika Barcelona bermain imbang 3-3 melawan Club Brugge di Liga Champions. Tiga gol yang bersarang ke gawang mereka sebagian besar berawal dari celah di garis pertahanan tinggi.
Hansi Flick mengakui ada penurunan intensitas dan koordinasi tim. Ia menyebut kepercayaan diri pemain bertahan mulai goyah, terutama saat menghadapi tim dengan kecepatan transisi tinggi seperti Brugge.
Masalah dalam Transisi dan Serangan Balik

Barcelona kini lebih sering kesulitan menghadapi serangan balik cepat. Dalam 11 laga La Liga musim ini, mereka kebobolan rata-rata 0,36 gol dari situasi transisi cepat.
Angka tersebut naik tajam dibandingkan musim lalu yang hanya 0,21 gol per laga. Artinya, lawan semakin mampu mengeksploitasi ruang di belakang garis pertahanan Barcelona.
Beberapa kekalahan, termasuk saat ditundukkan Sevilla 4-1, memperlihatkan kelemahan yang sama. Hampir semua gol lawan lahir dari umpan langsung ke belakang lini belakang tinggi Barcelona.
Situasi ini diperparah oleh koordinasi antar pemain yang belum kembali ke bentuk terbaik. Tanpa tekanan efektif dari lini tengah, sistem pertahanan tinggi menjadi jauh lebih berisiko.
Faktor Kehilangan Pemain dan Cedera

Kepergian Inigo Martinez di musim panas memberi dampak besar pada lini belakang. Ia adalah bek paling berpengalaman yang memahami sistem Flick dengan baik.
Martinez bahkan mengakui kepergiannya membuat struktur pertahanan tim sedikit terguncang. Setelah pindah ke Al Nassr, Barcelona kehilangan sosok yang mampu mengatur garis pertahanan secara disiplin.
Selain itu, cedera yang menimpa Raphinha, Robert Lewandowski, dan Lamine Yamal membuat sistem pressing Barcelona menurun drastis. Ketiganya berperan penting dalam menutup ruang di lini depan.
Akibatnya, lini tengah tak lagi menjadi pelindung yang solid. Dampaknya terasa hingga ke barisan belakang yang kini kerap terlambat menutup ruang bagi lawan.
Flick Tetap Setia pada Filosofi Tinggi

Meski menghadapi kritik, Flick tidak berniat meninggalkan filosofi bermainnya. Ia menegaskan Barcelona akan tetap menekan tinggi dan memainkan garis pertahanan agresif.
Menurutnya, perubahan total bukanlah solusi. Flick percaya masalahnya ada pada eksekusi dan intensitas, bukan pada filosofi permainan itu sendiri.
Namun, keputusannya mempertahankan gaya tersebut menjadi perdebatan di kalangan pengamat. Sebagian menilai pendekatan itu kini terlalu mudah dibaca oleh lawan di Eropa.
Bagi Flick, mempertahankan identitas tim lebih penting daripada hasil jangka pendek. Ia meyakini Barcelona bisa kembali solid jika intensitas dan kepercayaan diri pemain pulih.
Sumber: Opta
Klasemen La Liga
Baca Juga:
- Lamine Yamal Bantah Isu Cedera Parah di Tengah Tren Negatif Barcelona
- Jadwal Lengkap La Liga 2025/2026
- Pemain-Pemain Barcelona yang Pantas Bermain untuk Real Madrid? Lamine Yamal Ditolak!
- Dua Hal yang Tersisa dari Laga Imbang Club Brugge 3-3 Barcelona
- Nyaris Kalah dari Club Brugge, Hansi Flick Sentil Barcelona: Ayo Berbenah!
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Ingin Jadi yang Terbaik di Dunia, Gelandang Incaran Man United Ini Berguru ke Rodri
Liga Inggris 25 Desember 2025, 11:25
LATEST UPDATE
-
Darurat Bek Tengah, AC Milan Lirik Tiga Nama Berpengalaman Ini
Liga Italia 25 Desember 2025, 13:35
-
Dua Permintaan Kenan Yildiz yang Bisa Tentukan Masa Depannya di Juventus
Liga Italia 25 Desember 2025, 12:47
-
Ingin Jadi yang Terbaik di Dunia, Gelandang Incaran Man United Ini Berguru ke Rodri
Liga Inggris 25 Desember 2025, 11:25
-
4 Alasan Manchester City dan Guardiola Jatuh Cinta pada Antoine Semenyo
Liga Inggris 25 Desember 2025, 09:28
-
Man Utd vs Newcastle: Skuad MU Dinilai Kalah Bagus, Jagokan The Magpies Menang!
Liga Inggris 25 Desember 2025, 09:00
LATEST EDITORIAL
-
Liverpool Ditikung Man City Soal Antoine Semenyo? Tenang, Ini 4 Alternatifnya!
Editorial 25 Desember 2025, 08:33
-
5 Bek Tengah yang Bisa Dibidik Barcelona di Bursa Transfer Januari
Editorial 23 Desember 2025, 20:59
-
5 Pemain yang Bisa Direkrut Liverpool pada Januari Usai Cedera Alexander Isak
Editorial 23 Desember 2025, 20:40
-
10 Pemain Premier League yang Berpotensi Pindah pada Bursa Transfer Januari 2026
Editorial 22 Desember 2025, 20:27
-
4 Opsi Transfer Darurat Manchester United Usai Bruno Fernandes Cedera
Editorial 22 Desember 2025, 20:01








