Kylian Mbappe: Kisah Hidup, Inspirasi, dan Tekanan Besar di Balik Kesuksesan

Aga Deta | 11 September 2025 12:10
Kylian Mbappe: Kisah Hidup, Inspirasi, dan Tekanan Besar di Balik Kesuksesan
Aksi Kylian Mbappe dalam laga PSG vs Real Madrid di semifinal Piala Dunia Antarklub 2025, Kamis (10/7/2025). (c) AP Photo/Adam Hunger

Bola.net - Kylian Mbappe kini menjalani babak baru dalam kariernya setelah meninggalkan PSG pada musim panas 2024. Ia bergabung dengan Real Madrid lewat status bebas transfer dan langsung menjadi sorotan dunia.

Namun, kepindahannya ke Santiago Bernabeu bukan sekadar soal pilihan karier. Di balik keputusan besar itu, ada kisah panjang yang dibagikan oleh sang ibu sekaligus agen, Fayza Lamari.

Advertisement

Dalam wawancaranya dengan L’Equipe, Lamari mengisahkan bagaimana perjalanan putranya penuh dengan impian, tekanan, sekaligus pelajaran hidup. Kisah ini menunjukkan sisi lain Mbappe yang jarang terlihat di lapangan.

Bukan hanya tentang sepak bola, tetapi juga tentang bagaimana seorang anak harus tumbuh di tengah sorotan publik. Lamari menggambarkan betapa tipis batas antara kesuksesan dan kehilangan kehidupan pribadi.

1 dari 5 halaman

Pilihan Meninggalkan PSG

Pilihan Meninggalkan PSG

Ekspresi Kylian Mbappe usai membobol gawang Osasua di laga perdana La Liga 2025/2026 (c) AP Photo/Manu Fernandez

Ketika meninggalkan PSG, banyak pihak menilai Mbappe mengambil risiko besar. PSG dianggap lebih dekat dengan gelar Liga Champions, sementara Madrid sedang membangun ulang skuadnya.

Meski begitu, keputusan Mbappe sudah bulat. Lamari menegaskan putranya ingin memulai dari nol bersama klub impiannya sejak kecil.

“Mereka mengatakan PSG lebih dekat meraih Liga Champions, dan dia menjawab dengan mata polos: ‘Ya, saya tahu, tapi itu tidak masalah, saya mulai dari nol.’ Saat itu saya kembali menemukan Kylian yang dulu saya impikan di kamarnya,” ujar Lamari.

“Ketika para fans bersorak atau mencemooh dia, di situlah kamu kehilangan anakmu. Dia menjadi milik semua orang, kecuali kamu. Pada level itu, tidak ada kehidupan di luar sepak bola,” tambahnya.

2 dari 5 halaman

Inspirasi dari Zidane dan Ronaldo

Inspirasi dari Zidane dan Ronaldo

Ekspresi Kylian Mbappe usai membobol gawang Osasuna di laga perdana La Liga 2025/2026 (c) AP Photo/Manu Fernandez

Sejak kecil, Mbappe sudah terpesona dengan Real Madrid. Dua sosok penting yang mempengaruhinya adalah Zinedine Zidane dan Cristiano Ronaldo.

Menurut Lamari, putranya bahkan sampai merasa dirinya orang Portugis karena begitu kagum pada Ronaldo. Mbappe mendukung Portugal hanya demi idolanya.

“Itu bermula dengan Zidane ketika dia berusia empat tahun. Lalu Cristiano Ronaldo – baginya, dia adalah orang Portugis. Dia akan menonton pertandingan Portugal dan mendukung Ronaldo. Dia berkata: ‘Saya orang Portugis’,” ungkap Lamari.

“Pada usia 14, dia berkata kepada saya: ‘Ibu, dia menyentuh jaket saya. Saya tidak akan mencucinya lagi’,” kenang Lamari tentang pertemuan Mbappe dengan Zidane.

3 dari 5 halaman

Popularitas, Kerendahan Hati, dan Tekanan

Popularitas, Kerendahan Hati, dan Tekanan

Selebrasi penyerang Real Madrid, Kylian Mbappe usai mencetak gol ke gawang Osasuna di jornada 1 La Liga 2025-2026. (c) AP Photo/Manu Fernandez

Ketenaran selalu datang dengan konsekuensi besar. Lamari menekankan bahwa dirinya lebih bangga dengan sikap Mbappe sebagai pribadi daripada sebagai pemain bola.

Ia juga jujur mengakui ada masa ketika putranya bersikap arogan. Sebagai seorang ibu, ia merasa bertugas untuk mengingatkan agar Mbappe tetap membumi.

“Saya tidak suka kata ‘ikon.’ Itu menakutkan saya. Orang-orang membicarakan ketenaran tetapi tidak tentang ekspektasi dan konsekuensinya. Saya lebih bangga dengan pria yang dia jadi, bukan pemainnya,” kata Lamari.

“Tentu ada masa ketika dia arogan. Tapi sebagai ibu, kamu harus membawanya kembali ke bumi. Dia berhak merasa lelah kadang-kadang. Dia juga manusia,” tegasnya.

4 dari 5 halaman

Beratnya Hidup dalam Sorotan Publik

Beratnya Hidup dalam Sorotan Publik

Penyerang Real Madrid, Kylian Mbappe saat melawan PSG di semifinal Piala Dunia Antarklub 2025. (c) AP Photo/Adam Hunger

Lamari menggambarkan betapa cepatnya perjalanan Mbappe, dari Monaco hingga menjadi bintang global. Semua itu tidak hanya memberi kebanggaan, tapi juga tekanan besar.

Bagi orang tua, eksposur media juga menjadi beban. Mereka ikut merasakan dampak sistem sepak bola modern yang keras.

“Orang tua adalah korban dari sistem ini. Ketika anakmu terkenal, isolasi bukan yang membuatmu tertekan, melainkan penilaian publik,” ucap Lamari.

“Itu adalah momen tersulit bagi saya. Dia menangis, dan saya berkata: ‘Kita akan berjuang.’ Saat itu kamu menyadari betapa rapuh semuanya. Jika Kylian melakukan kesalahan di Swedia, saya sendiri yang akan membawanya ke polisi,” tutup Lamari.

Sumber: Madrid Universal

5 dari 5 halaman

Klasemen La Liga

LATEST UPDATE