Timnas Indonesia Kuasai Ruang Antarlini dan Menjaga Kualitas Transisi Permainan

Gia Yuda Pradana | 6 September 2025 17:02
Timnas Indonesia Kuasai Ruang Antarlini dan Menjaga Kualitas Transisi Permainan
Aksi Marc Klok di laga Timnas Indonesia lawan Chinese Taipei, Jumat (05/09/2025). (c) Bola.net/Abdul Aziz

Bola.net - Kemenangan telak 6-0 yang diraih Timnas Indonesia atas Timnas Chinese Taipei di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Jumat (5/9/2025) malam WIB, tak sekadar pesta gol. Lebih dari itu, ada catatan menarik terkait bagaimana skuad Garuda menguasai ruang antarlini serta menjaga kualitas transisi permainan.

Gol-gol Indonesia lahir dari Jordi Amat, bunuh diri Chao Ming Hsiu, Marc Klok, Eliano Reijnders, Ramadhan Sananta, dan Sandy Walsh. Namun, yang membuat kemenangan ini istimewa adalah cara tim asuhan Patrick Kluivert menampilkan pola permainan yang cair, dinamis, dan terorganisasi sejak menit awal.

Advertisement

Pengamat sepak bola nasional, Erwan Hendarwanto, bahkan menilai ada perkembangan signifikan pada cara Indonesia mengalirkan bola dan memanfaatkan ruang. Menurutnya, struktur tim di laga ini menunjukkan progres yang perlu mendapat apresiasi.

1 dari 3 halaman

Komposisi Babak Pertama

Patrick Kluivert menurunkan susunan pemain yang cukup berbeda dari biasanya. Keputusan itu terbukti jitu. Eliano Reijnders dimainkan sebagai gelandang serang, ditemani Marc Klok dan Nathan Tjoe-A-On di lini tengah. Kombinasi tersebut menjadi motor penggerak dominasi Indonesia sejak awal pertandingan.

"Komposisi babak pertama yang cukup menarik, terutama posisi Eliano ditempatkan sebagai pemain nomer 10 yang berkolaborasi dengan dua pivot Marc Klok dan Nathan begitu dinamis dalam mengalirkan bola serta dalam melakukan rotasi," ujar Erwan Hendarwanto.

Tak hanya soal komposisi, penguasaan ruang juga jadi perhatian. "Aliran bola cukup cepat dengan intensitas tinggi, dengan struktur organisasi tim yang rapi Timnas Indonesia mampu mengakses ruang antarlini lawan dengan sangat baik," lanjut Erwan. Hasilnya, empat gol berhasil dilesakkan Indonesia sebelum turun minum.

2 dari 3 halaman

Transisi yang Terjaga

Keunggulan besar di babak pertama tidak membuat Kluivert ragu untuk melakukan banyak pergantian. Nama-nama seperti Yakob Sayuri, Ramadhan Sananta, Egy Maulana Vikri, Nathan Tjoe-A-On, Beckham Putra, dan Eliano Reijnders ditarik keluar. Masuklah Sandy Walsh, Thom Haye, Marselino Ferdinan, Stefano Lilipaly, Mauro Zijlstra, serta Miliano Jonathans yang melakoni debut.

Perubahan itu membuat ritme permainan Indonesia sedikit berubah. Intensitas tetap tinggi, tetapi ada momen-momen di mana pemain terlihat terlalu individual. "Sedikit perbedaan di babak kedua dengan beberapa pergantian, yang justru secara permainan cepat tapi terkesan terburu-buru dan saat mendapatkan peluang," kata Erwan.

Meski demikian, aspek transisi masih bisa terjaga. "Terkesan individual semua menjadi pengin mencetak gol. Namun untuk intensitas dan reaksi dalam transisi masih bisa terjaga dengan baik," sambungnya. Hal itu terbukti dengan tambahan dua gol di babak kedua.

3 dari 3 halaman

Dominasi Statistik

Selain skor, data pertandingan juga memperlihatkan dominasi Indonesia. Berdasarkan statistik Lapangbola, Timnas Indonesia menguasai 69 persen ball possession, jauh di atas Chinese Taipei yang hanya mencatat 31 persen.

Dalam hal peluang, skuad Garuda mencatatkan 23 tembakan dengan lima mengarah ke gawang. Sebaliknya, Chinese Taipei hanya mampu melakukan tujuh percobaan dengan dua tembakan tepat sasaran. Angka-angka ini menegaskan betapa Timnas Indonesia tampil sangat superior.

Lebih dari sekadar pesta gol, pertandingan ini memperlihatkan fondasi penting yang sedang dibangun Kluivert. Penguasaan ruang antarlini dan kualitas transisi bisa menjadi modal berharga bagi Indonesia saat menghadapi lawan-lawan yang lebih kuat.

Disadur dari: Bola.com/Ana Dewi/Rizki Hidayat, 6 September 2025

LATEST UPDATE