Gerbang Kota Roma Terbuka Lebar untuk Lazio di Liga Europa

Keunggulan Agregat dan Mentalitas Juara

Lazio menang dramatis di Republik Ceko. Gol Alessio Romagnoli sempat membawa mereka unggul sebelum disamakan oleh Plzen melalui Rafiu Durosinmi.

Dua kartu merah yang diterima Nicolo Rovella dan Samuel Gigot seolah jadi pukulan telak. Namun, di detik-detik terakhir, Gustav Isaksen muncul sebagai pahlawan dengan gol kemenangan.

Hasil itu membuat Lazio memiliki keuntungan besar. Mereka kini hanya butuh hasil imbang di kandang sendiri untuk melaju ke perempat final.

Rekor Impresif Lazio di Kandang

Stadio Olimpico adalah benteng kokoh bagi Lazio di Liga Europa. Musim ini, mereka tak terkalahkan dalam empat laga kandang dengan tiga kemenangan dan satu hasil imbang.

Nice dibantai 4-1, Porto dikalahkan 2-1, Ludogorets ditahan 0-0, dan Sociedad takluk 1-3. Statistik ini menjadi sinyal buruk bagi Plzen yang wajib menang di Roma.

Sebaliknya, Plzen justru memiliki catatan buruk dalam laga tandang. Dalam dua lawatan terakhirnya di Liga Europa, mereka kalah 1-3 dari Athletic Bilbao dan 0-1 dari Ferencvaros.

Faktor Kepercayaan Diri dan Pengalaman

Meski performa Lazio di semua kompetisi tidak stabil, mereka memiliki pengalaman lebih baik dibanding Plzen. Dari sepuluh laga terakhir, Lazio menang empat kali, seri tiga kali, dan kalah tiga kali.

Namun, di kompetisi Eropa, mereka kerap menunjukkan ketangguhan. Ditambah dukungan suporter di Olimpico, kepercayaan diri mereka tentu semakin tinggi.

Plzen harus tampil apik jika ingin menciptakan kejutan. Mereka butuh kemenangan dengan selisih dua gol, tugas yang sangat sulit di markas Lazio.

Lazio Diunggulkan, Plzen Cari Cara Balikkan Keadaan

Lazio memiliki semua yang dibutuhkan untuk melaju ke perempat final. Keunggulan agregat, faktor kandang, dan pengalaman membuat mereka lebih diunggulkan.

Plzen harus mencari cara untuk membalikkan keadaan. Namun, menghadapi Lazio yang kuat di Olimpico, tugas itu tidak mudah.

Elang Biru siap terbang tinggi. Plzen terancam jatuh dan tersingkir dari Liga Europa.