"Internet membuat orang bebas berbicara dan membuat tindak diskriminasi semakin jelas terlihat," kata Jouanno.
Komite tersebut terdiri atas 40 anggota yang dibagi dalam dua kelompok kerja, yaitu kelompok yang mengawasi masalah hukum dan satu lagi fokus kepada masalah pendidikan.
"Kita cenderung meremehkan komentar maupun gerakan yang bernada diskriminasi," kata Flessel, juara Olimpiade sebanyak lima kali yang mengaku pernah menjadi korban diskriminasi sejak awal karirnya.
"Kita harus memberi pendidikan dan jika perlu bertindak," katanya.
Inisiatif tersebut menyusul sebuah piagam melawan perilaku homoseks dalam olahraga yang diluncurkan tahun lalu oleh mantan Menteri Olahraga Rama Yade, dan Jouanno memutuskan untuk memperluas fungsinya sampai ke masalah rasisme dan diskriminasi seksual.
Sepak bola Perancis dalam beberapa minggu terakhir ini dinodai oleh tindak rasisme menyusul terungkapnya notulen hasil rapat pejabat sepak bola November lalu yang membahas rencana membatasi jumlah pemain dwi kewarganegaraan pada pusat latihan pemain junior. (ant/zul)
Advertisement
Berita Terkait
LATEST UPDATE
-
Bola Indonesia 11 September 2025 19:22
-
Liga Inggris 11 September 2025 19:19
-
Bola Indonesia 11 September 2025 18:49
-
Bola Indonesia 11 September 2025 18:45
-
Bola Indonesia 11 September 2025 18:41
-
Bola Indonesia 11 September 2025 18:29
BERITA LAINNYA
-
bola dunia lainnya 10 September 2025 10:51
-
bola dunia lainnya 10 September 2025 09:10
-
bola dunia lainnya 6 September 2025 08:47
-
bola dunia lainnya 4 September 2025 23:45
-
bola dunia lainnya 3 September 2025 09:35
-
bola dunia lainnya 1 September 2025 09:50
HIGHLIGHT
- Termasuk Kekalahan MU, 5 Momen Menggemparkan di Pi...
- Ruben Amorim Terancam, Ini 6 Kandidat Penggantinya...
- 5 Pemain yang Bisa Jadi Penyelamat Ruben Amorim di...
- 5 Pemain yang Harus Segera Angkat Kaki dari MU Usa...
- Manchester United: 5 Pelatih Pilihan Dan Ashworth ...
- 6 Pemain yang Menolak Chelsea untuk Gabung Tottenh...
- 3 Klub Premier League yang Bisa Rekrut Gianluigi D...