
- Sebagaimana diketahui, torch relay Asian Games 2018 menghadirkan banyak kejutan, di samping sambutan meriah dari masyarakat di berbagai daerah di Indonesia. Salah satunya adalah keterlibatan atlet legendaris Indonesia sebagai pembawa obor dalam torch relay Asian Games 2018. Bukan hanya satu, melainkan ada tujuh atlet veteran nasional sekaligus.
Ketujuh atlet tersebut, antara lain Ellyas Pical (tinju), Nico Thomas (tinju), Pascal Wilmar (bola voli), Abdul Rozak (taekwondo), Sutiyono (balap sepeda), Tati Sumirah (bulutangkis), dan Alexander Pulalo (sepak bola). Mereka dilibatkan oleh Grab selaku official mobile platform partner bukan saja untuk memeriahkan acara kirab, tetapi juga menggelorakan program #KemenanganItuDekat.
Program tersebut untuk menyebarkan semangat kemenangan ke semua lapisan masyarakat, termasuk dengan menghadirkan para atlet legendaris agar semua pihak dapat termotivasi. Selain itu progam #KemenanganItuDekat juga untuk mewujudkan impian para atlet legendaris yang tertunda, terutama dalam mencetak generasi atlet muda berprestasi.
Setidaknyanya hal itulah yang ingin diwujudkan oleh Ellyas Pical. Salah satu legenda tinju yang pernah mengharumkan nama bangsa tersebut bercita-cita punya sekolah tinju sendiri. “Cita-cita saya punya sekolah tinju sendiri, supaya saya bisa mendidik anak-anak kecil menjadi petinju, menjadi juara dunia,” ungkap juara tinju IBF kelas Bantam Junior pada 1985-1989 tersebut.
Alasan Ellyas Pical pun bukan tanpa sebab. Dari lubuk hatinya, ia masih ingin menjadi atlet. Hanya peraturan membuat usianya yang kini 40 tahun, tak bisa jadi atlet lagi. Sementara alasannya ingin melatih anak-anak untuk menjadi petinju, sebetulnya lebih kepada pengalaman yang pernah dialaminya. Ia pun mengungkapkannya lewat #CeritaKemenangan yang dialaminya.
“Buat saya tinju adalah segalanya, saya mulai latihan dari umur saya 13 tahun. Om melihat saya karena saya selalu bandel di jalanan. Om suruh saya, ‘Eh kamu harus jadi petinju, mari sini saya latih kamu, sampai kamu betul-betul jadi petinju.’ Ya saya mulai jadi petinju,” kata Ellyas Pical.
Ellyas Pical juga ingat momen dirinya mendapatkan kemenangan pertama, hingga begitu haru karena bisa mengharumkan Indonesia.
“Juara yang saya ingat juara IBF pertama melawan Ju-do Chun, saya menjadi juara dunia, ronde ke delapan saya pukul KO. Itu saya rasa bangga, bisa menjadi juara dunia, mengharumkan nama bangsa dan Negara,” ungkap Ellyas Pical.
Apa yang dicita-citakan oleh Ellyas Pical, yaitu memiliki sekolah tinju sendiri dapat dibantu lewat program #KemenanganItuDekat. Hal ini karena Grab mengapresiasi satu tagar #KemenanganItuDekat yang digunakan di media sosial, seperti Instagram dan Twitter, senilai Rp5000,-. Donasi yang terkumpul lantas akan disalurkan ke tujuh atlet legendaris nasional, agar mereka bisa mewujudkan mimpi kemenangannya, termasuk Ellyas Pical.
Advertisement
Berita Terkait
-
Bulu Tangkis 11 Oktober 2023 11:35
Pertama Kali Tanpa Medali di Asian Games, Ada Apa dengan Bulu Tangkis Indonesia?
-
Tim Nasional 9 Oktober 2023 05:55
Hasil Lengkap dan Klasemen Sepak Bola Asian Games 2023 Hangzhou
LATEST UPDATE
-
Tim Nasional 22 Oktober 2025 09:45
-
Tim Nasional 22 Oktober 2025 09:43
-
Liga Champions 22 Oktober 2025 09:42
-
Liga Champions 22 Oktober 2025 09:20
-
Liga Champions 22 Oktober 2025 09:17
-
Liga Champions 22 Oktober 2025 08:57
BERITA LAINNYA
-
bolatainment 21 Oktober 2025 15:47
-
bolatainment 17 Oktober 2025 17:38
-
bolatainment 17 Oktober 2025 15:14
-
bolatainment 17 Oktober 2025 14:41
-
bolatainment 17 Oktober 2025 10:57
-
bolatainment 15 Oktober 2025 14:55
HIGHLIGHT
- 9 Pemain yang Pernah Disarankan Ralf Rangnick untu...
- Manchester United Terpuruk, 4 Eks Pemainnya Malah ...
- 5 Pemain Manchester United yang Bakal Diuntungkan ...
- 7 Pemain Premier League yang Kariernya Bisa Selama...
- 4 Pelatih Paling Cepat Capai 250 Kemenangan di Pre...
- 9 Bek Tengah Incaran Liverpool di Bursa Transfer 2...
- 10 Transfer Termahal Dalam Sejarah AC Milan: Dari ...