
Bola.net - Empat dari lima Liga Papan Atas Eropa berencana untuk kembali menggelar pertandingan dalam waktu dekat. Tapi rencana tersebut tidak disarankan untuk dilakukan oleh kepala medis FIFA, Michel D'Hooghe.
Seperti yang diketahui, banyak kompetisi di Eropa, atau dunia secara keseluruhan, harus dihentikan sementara. Hal ini dikarenakan pandemi virus Corona yang sedang merajalela di berbagai negara.
Virus Corona tidak pandang bulu. Kompetisi papan atas seperti Premier League, La Liga, Serie A, bahkan Liga Champions dan Liga Europa sekalipun harus merasakan dampak dari wabah ini.
Belakangan ini, tanda-tanda positif mulai terlihat di berbagai negara. Kompetisi papan atas pun mulai mencari cara untuk segera menggelar pertandingan meski dengan skema tanpa penonton.
Scroll ke bawah untuk membaca informasi selengkapnya.
Agar kamu tidak ketinggalan informasi terbaru seputar Liga Champions, kamu bisa join di Channel WA Bola.net dengan KLIK DI SINI.
FIFA Tidak Menyarankan
Bundesliga bisa menjadi kompetisi pertama yang kembali digelar. Pihak penyelenggara berencana melangsungkan laga pertama pasca pandemi virus Corona pada awal bulan Mei mendatang.
Sayangnya, rencana tersebut tidak mendapatkan reaksi positif dari D'Hooghe. Ia tidak menyarankan kompetisi dilanjutkan paling tidak sampai musim panas nanti.
"Saya akan merasa sangat senang jika kami bisa memulai, dengan cara yang konvensional, kejuaraan berikutnya dan tidak perlu memiliki apapun sebelum awal musim depan," ujarnya kepada Telegraph.
"Jika mereka bisa memulai musim 2020/21 pada akhir bulan Agustus atau awal September saya akan merasa senang. Dengan begitu mereka bisa menghindari serangan kedua dari virus, yang bisa saja terjadi," lanjutnya.
Waktunya Nyawa Diutamakan
Dari pengalamannya, D'Hooghe tahu bahwa manusia akan lebih mengutamakan aspek ekonomi ketimbang kesehatan. Tapi untuk saat ini, ia berharap publik lebih fokus terhadap kesehatannya sendiri.
"Dalam karir, saya melihat banyak situasi di mana ada keseimbangan antara ekonomi dan kesehatan. Seringnya ekonomi menang, terlepas dari masalah jet-lag atau bermain di ketinggian atau kondisi yang ekstrim semacam polusi," tambahnya.
"Jika ada situasi di mana argumen medis seharusnya menang melawan argumen ekonomi, inilah saatnya. Ini bukan soal uang, ini soal hidup dan kematian. Sangat sederhana," pungkasnya.
(Goal International)
Baca juga:
- Iwan Bule Merespons Bantuan Rp 7,7 Miliar dari FIFA untuk PSSI
- PSSI Akan Dapat Dana Bantuan Corona Senilai Rp7,7 Miliar dari FIFA
- Aplaus Dunia Sepak Bola untuk Pekerja Medis di Tengah Pandemi Virus Corona
- Kelas! David Beckham dan Pemain Top Dunia Beri Penghormatan untuk Tenaga Medis
- Dampak Corona, FIFA Resmi Izinkan Kontrak Pemain Diperpanjang dan Bursa Transfer Dipindah
Advertisement
Berita Terkait
LATEST UPDATE
-
Liga Champions 23 Oktober 2025 10:49
-
Otomotif 23 Oktober 2025 10:30
-
Liga Champions 23 Oktober 2025 10:22
-
Liga Champions 23 Oktober 2025 10:08
-
Olahraga Lain-Lain 23 Oktober 2025 09:52
-
Tim Nasional 23 Oktober 2025 09:51
MOST VIEWED
- Kenan Yildiz, Real Madrid, dan Stadion Bernabeu: Mimpi Masa Kecil yang Jadi Kenyataan!
- Jadwal Siaran Langsung Liga Champions di SCTV Malam Ini, Selasa 21 Oktober 2025
- Prediksi Arsenal vs Atletico Madrid 22 Oktober 2025
- Hasil Arsenal vs Atletico Madrid: The Gunners Bantai Tim Tamu, Gyokeres Sumbang Dua Gol
HIGHLIGHT
- 9 Pemain yang Pernah Disarankan Ralf Rangnick untu...
- Manchester United Terpuruk, 4 Eks Pemainnya Malah ...
- 5 Pemain Manchester United yang Bakal Diuntungkan ...
- 7 Pemain Premier League yang Kariernya Bisa Selama...
- 4 Pelatih Paling Cepat Capai 250 Kemenangan di Pre...
- 9 Bek Tengah Incaran Liverpool di Bursa Transfer 2...
- 10 Transfer Termahal Dalam Sejarah AC Milan: Dari ...