
Bola.net - Kota Munich bersiap menyambut sorotan dunia sepak bola. Pada 1 Juni 2025, Allianz Arena akan menjadi saksi laga puncak Liga Champions 2024/2025 yang mempertemukan dua kekuatan besar Eropa: Inter Milan dan PSG.
Final ini bukan sekadar ajang adu taktik dan skill kelas dunia, tetapi juga menghidupkan kembali kenangan historis yang melekat di stadion megah tersebut.
Terletak di utara kota Munich, Allianz Arena merupakan markas Bayern Munchen yang dikenal dengan desain futuristiknya. Dibalut 2.760 panel ETFE yang mampu menyala dalam berbagai warna, stadion ini terlihat seperti pesawat luar angkasa di tengah malam Bavaria. Warna merah menyala saat Bayern bermain, putih untuk timnas Jerman, dan biru ketika TSV 1860 Munich masih berbagi kandang.
Namun, di balik kemegahan dan teknologi canggihnya, stadion ini juga menyimpan luka sejarah yang sulit dilupakan: malam kelabu 19 Mei 2012. Apa yang terjadi saat itu? Mari kembali sejenak ke masa lalu.
Agar kamu tidak ketinggalan informasi terbaru seputar Liga Champions, kamu bisa join di Channel WA Bola.net dengan KLIK DI SINI.
Luka Pahit di Rumah Sendiri
Malam itu menjadi momen bersejarah: untuk pertama kalinya, Allianz Arena dipercaya menjadi tuan rumah final Liga Champions. Lebih istimewa lagi, Bayern Munchen, sang tuan rumah, berhasil melaju ke final. Dukungan penuh suporter, semangat membara, dan kepercayaan diri tinggi membuat banyak pihak yakin trofi akan tetap di Munich.
Namun, kenyataan berkata lain. Bayern sempat unggul lebih dulu melalui sundulan Thomas Müller, tetapi gol penyama Didier Drogba di penghujung waktu normal memaksa laga berlanjut ke adu penalti. Di sinilah drama memuncak.
Tendangan Bastian Schweinsteiger menghantam tiang, dan Drogba kembali menjadi tokoh utama dengan mencetak penalti penentu kemenangan bagi Chelsea. Klub asal London itu pun meraih trofi Liga Champions pertamanya, di markas lawan.
Kekalahan itu terasa begitu pahit. Di stadion sendiri, di depan ribuan pendukung setia, Bayern harus menelan kenyataan pahit. Malam yang seharusnya menjadi pesta justru berubah menjadi tragedi olahraga.
Mengubah Luka Menjadi Sejarah
Enam hari setelah kekalahan tersebut, tepatnya pada 25 Mei 2012, Bayern meresmikan museum klub mereka, FC Bayern Erlebniswelt. Terletak di kompleks Allianz Arena, museum ini tidak hanya merayakan kejayaan, tetapi juga mencatat sisi kelam perjalanan klub, termasuk kegagalan di final 2012.
Alih-alih menutupi, Bayern memilih merangkul luka itu sebagai bagian dari identitas dan pembelajaran. Mereka membuktikan ketangguhan mentalnya dengan bangkit setahun kemudian, menjuarai Liga Champions 2013 di Wembley.
Kini, 13 tahun telah berlalu. Allianz Arena kembali dipercaya menjadi tuan rumah final Liga Champions. Namun kali ini, tanpa kehadiran Bayern di lapangan. Inter Milan dan PSG datang membawa ambisi besar, sama-sama bertekad mengangkat Si Kuping Besar dan mencatatkan nama mereka dalam sejarah.
Advertisement
Berita Terkait
-
Liga Italia 5 September 2025 20:21
Klasemen Anggaran Gaji Klub-klub Serie A: Milan Posisi 5, Siapa Empat Teratas?
-
Liga Inggris 5 September 2025 19:50
Donnarumma, Sosok Kelas Dunia yang Dibutuhkan Guardiola di Posisi Penjaga Gawang
-
Liga Champions 5 September 2025 07:22
Kapan Donnarumma Tahu Dirinya Akan Dibuang PSG? Ini Jawabannya!
LATEST UPDATE
-
Tim Nasional 6 September 2025 06:14
-
Piala Dunia 6 September 2025 04:51
-
Tim Nasional 6 September 2025 03:31
-
Tim Nasional 6 September 2025 03:11
-
Tim Nasional 6 September 2025 02:53
-
Tim Nasional 6 September 2025 01:39
HIGHLIGHT
- Eberechi Eze
- 7 Pemain yang Pernah Disejajarkan dengan Lionel Me...
- 9 Transfer yang Direbut Klub Lain: Eze, Willian, H...
- Eberechi Eze Menyusul? 5 Pemain yang Lebih Memilih...
- 5 Manajer Premier League yang Paling Berisiko Dipe...
- 4 Pemain Bebas Transfer yang Bisa Direkrut Real Ma...
- 3 Klub Premier League yang Bisa Rekrut Gianluigi D...