Kaka dan Mahakarya Abadi yang Ia Ciptakan di Bawah Langit Old Trafford

Kaka dan Mahakarya Abadi yang Ia Ciptakan di Bawah Langit Old Trafford
Kaka saat memperkuat AC Milan (c) AC Milan

Bola.net - Reinier bakal meninggalkan Real Madrid tanpa pernah sekali pun bermain untuk tim utama. Pemain asal Brasil itu bakal kembali ke tanah air untuk memperkuat Atletico Mineiro, menutup kisah lima tahun penuh kepahitan di Eropa.

Kabar ini membawa publik mengingat sosok Kaka, legenda Brasil yang dulu menjadi inspirasi banyak pemain muda termasuk Reinier. Reinier bahkan sempat digadang-gadang sebagai 'penerus Kaka'. Bedanya, Kaka tak hanya bersinar, tapi juga meninggalkan warisan abadi di jagat sepak bola.

Salah satu peninggalan terindah Kaka adalah mahakarya abadi yang ia ciptakan di bawah langit Old Trafford pada malam Liga Champions. Gol ikonik itu menjadikannya bagian dari sejarah stadion megah itu.

Agar kamu tidak ketinggalan informasi terbaru seputar Liga Champions, kamu bisa join di Channel WA Bola.net dengan KLIK DI SINI.

1 dari 3 halaman

4 Sentuhan, 4 Korban, 1 Mahakarya

Laga leg pertama semifinal Liga Champions 2006/07 mempertemukan Manchester United dan AC Milan. Tuan rumah menang 3-2 lewat gol Cristiano Ronaldo dan dwigol Wayne Rooney, tapi dua gol tandang Kaka memberi cerita berbeda.

Dari dua gol itu, gol kedua Kaka menjadi legenda tersendiri. Ia mencetaknya hanya dengan empat sentuhan yang menaklukkan Darren Fletcher, Gabriel Heinze, Patrice Evra, dan Edwin van der Sar secara berurutan.

Sentuhan pertama mengatasi Fletcher, sentuhan kedua mengecoh Heinze. Sentuhan ketiga membuat Heinze dan Evra bertabrakan, lalu sentuhan keempat menyusupkan bola melewati kaki Van der Sar. Ia menggoreskan sebuah lukisan indah di atas kanvas hijau Old Trafford.

2 dari 3 halaman

Gol Terbaik dalam Karier Kaka

Delapan tahun berselang, Kaka mengenang gol tersebut dalam sebuah wawancara. Ia memilih gol itu sebagai gol terbaik sepanjang kariernya, bahkan di antara banyak gol indah lainnya.

"Gol kedua di semifinal Liga Champions leg pertama melawan Manchester United adalah yang terbaik dalam karier saya," kata Kaka. "Ketika melihat operan panjang Dida, yang saya pikirkan hanyalah untuk mencoba melakukan sesuatu yang spesial."

Kaka menambahkan, mencetak gol seperti itu di Old Trafford adalah pengalaman luar biasa. Stadion bersejarah itu menjadi saksi bagaimana seni bisa hidup di lapangan sepak bola.

3 dari 3 halaman

Akhir Bahagia dan Musim Tak Terlupakan

Milan kalah di leg pertama, tapi membalikkan keadaan di leg kedua dengan kemenangan 3-0 di San Siro. Kaka mencetak satu gol dan membawa timnya lolos ke final dengan agregat 5-3.

Di Athena, Milan menumbangkan Liverpool 2-1, membalas kekalahan dramatis dua tahun sebelumnya. Kaka menyumbang assist dan mengakhiri musim sebagai top skor Liga Champions.

Itu musim emas bagi Kaka—gelar juara, gelar individu, dan satu mahakarya. Golnya di Old Trafford bukan sekadar momen, tapi warisan abadi dari seorang maestro sejati.