Arne Slot Bisa Belajar! 4 Manajer Hebat yang Bangkit Setelah Kalah di Final Carabao Cup Pertamanya

Arne Slot Bisa Belajar! 4 Manajer Hebat yang Bangkit Setelah Kalah di Final Carabao Cup Pertamanya
Arne Slot dalam laga final Carabao Cup antara Liverpool vs Newcastle, Minggu (16/3/2025). (c) AP Photo/Alastair Grant

Bola.net - Arne Slot harus menerima kekalahan di final pertamanya sebagai manajer Liverpool. Timnya tumbang 1-2 dari Newcastle di Wembley dalam final Carabao Cup 2024/2025.

Meski begitu, Liverpool masih unggul nyaman di puncak klasemen Premier League. Mereka berpeluang menebus kegagalan ini dengan meraih gelar liga musim ini.

Kekalahan di final pertama bukan akhir segalanya bagi seorang manajer. Beberapa pelatih top justru bangkit dan meraih kesuksesan besar setelahnya.

Mereka belajar dari kekalahan dan menjadikan pengalaman itu sebagai motivasi. Hasilnya, mereka berhasil memenangkan trofi bergengsi di level klub maupun internasional.

Berikut adalah empat manajer hebat yang sukses bangkit setelah kalah di final Carabao Cup pertama mereka.

1 dari 4 halaman

1. Rafael Benitez

1. Rafael Benitez

Rafael Benitez saat melatih Everton. (c) AP Photo

Jose Mourinho meraih trofi pertamanya di Inggris dengan menjuarai Carabao Cup 2005 bersama Chelsea. Pada final itu, timnya mengalahkan Liverpool yang juga ditangani pelatih baru, Rafael Benitez.

Musim pertama Benitez di Premier League tidak terlalu mengesankan dengan Liverpool finis 37 poin di belakang Chelsea. Namun, kekecewaan di final Carabao Cup itu segera terbayar lunas beberapa bulan kemudian.

Di Istanbul, Liverpool memenangkan Liga Champions setelah laga dramatis melawan AC Milan. Kemenangan itu menjadi awal kejayaan Benitez bersama The Reds.

2 dari 4 halaman

2. Mauricio Pochettino

2. Mauricio Pochettino

Mauricio Pochettino saat melatih Chelsea. (c) AP Photo/Kin Cheung

Mauricio Pochettino mungkin tidak meraih trofi selama lima tahun di Tottenham, tetapi pengaruhnya tidak bisa diremehkan. Ia membawa Spurs dari tim medioker menjadi pesaing serius di Premier League dan Eropa.

Di musim debutnya, Pochettino gagal mengulang kejayaan Juande Ramos di Carabao Cup setelah kalah 0-2 dari Chelsea. Namun, di musim-musim berikutnya, Tottenham berkembang menjadi kekuatan baru, termasuk finis kedua di Premier League dengan 86 poin pada 2016/2017.

Puncak eranya adalah membawa Spurs ke final Liga Champions 2019, meski akhirnya kalah. Timnya mungkin hanya akan dikenang sebagai tim nyaris juara, tetapi hingga kini, Tottenham belum mampu membangun tim sebaik era Pochettino.

3 dari 4 halaman

3. Jurgen Klopp

3. Jurgen Klopp

Jurgen Klopp usai laga Liverpool vs Wolverhampton di Anfield, Minggu (19/05/2024). (c) AP Photo/Jon Super

Jurgen Klopp merasakan kekecewaan besar saat Liverpool kalah di final Carabao Cup 2016 dari Manchester City. Musim itu berlanjut dengan kekalahan di final Liga Europa sehingga menambah luka bagi The Reds.

Namun, Klopp tidak menyerah dan terus membangun timnya. Liverpool finis di empat besar musim berikutnya, lalu mencapai final Liga Champions, sebelum akhirnya menjuarainya pada 2019.

Kesuksesan terus berlanjut dengan gelar Premier League pertama dalam 30 tahun, serta trofi FA Cup dan dua League Cup. Klopp mengubah Liverpool menjadi tim juara yang disegani di Eropa.

4 dari 4 halaman

4. Eddie Howe

4. Eddie Howe

Pelatih Newcastle Eddie Howe mengangkat trofi Carabao Cup usai mengalahkan Liverpool di Stadion Wembley, Minggu (16/3/2025) malam WIB. (c) AP Photo/Scott Heppell

Eddie Howe menjadi manajer Inggris pertama yang memenangkan trofi besar sejak Harry Redknapp pada 2008. Ia membawa Newcastle United meraih trofi domestik pertama mereka sejak 1955.

Dua tahun setelah kalah dari Manchester United di final League Cup 2023, Newcastle akhirnya juara. Mereka mengejutkan Liverpool di final dan menulis sejarah baru di Wembley.

Howe mengungkap perubahan kecil yang mungkin berdampak besar. Newcastle menginap di luar London, menghindari tekanan Wembley lebih awal. Kini, ia telah menjadi legenda Newcastle.

Sumber: Planet Football