Geliat Para Naga Asia

Bola.net - -

Oleh Ronny Wicaksono

Benua Asia hanya mengirimkan empat wakilnya ke Afrika Selatan tahun ini, namun dari keempat tim tersebut hanya tiga yang benar-benar berasal dari benua Asia karena satu tim merupakan tim 'adopsi' dari zona Oceania, Australia. Yang lebih hebat lagi ketiga tim wakil Asia tersebut semuanya berasal dari Asia Timur: Korea Selatan, Korea Utara dan Jepang. Tahun ini Asia Barat memang tak menempatkan satu wakil pun di putaran final Piala Dunia meski sebelumnya mereka pernah mendominasi kekuatan sepak bola Asia. Bahrain yang menjadi harapan wakil Asia Barat harus merelakan tiket putaran final ke tangan Selandia Baru, setelah mereka takluk di babak playoff melawan juara Oceania tersebut. Dan perjalanan para naga Asia tersebut di benua hitam Afrika pun dimulai dengan fantastis. Bermodalkan semangat kolektif, nasionalisme tinggi dan tak kalah penting, pengalaman para penggawa yang tengah atau pernah merumput di Liga Eropa, para wakil Asia Timur ini berhasil menunjukkan kalau kehadiran mereka di Piala Dunia bukanlah sekedar sebagai penggembira semata. Kekurangan dalam segi fisik dan skill individu yang selama ini menjadi titik kelemahan tim Asia, berhasil ditutup dengan strategi matang dan kerja sama tim yang padu, membangkitkan kekuatan yang selama ini tak pernah terduga sebelumnya. Awal yang bagus ini setidaknya menjadi peringatan bagi tim-tim mapan untuk tak lagi meremehkan kekuatan Asia. Berikut review singkat bola.net untuk Anda: KOREA SELATAN Korea Selatan menjadi salah satu langganan Asia di putaran final Piala Dunia dengan mencatat tujuh kali penampilan dengan enam di antaranya diraih secara beruntun sejak 1986 hingga 2010 sekarang. Prestasi Korea Selatan di Piala Dunia adalah yang terbaik di antara kontestan asal Asia manapun, yakni ketika mereka mencapai babak semifinal edisi 2002 di kandang sendiri, sebelum dihentikan tim Panser Jerman. Mereka lolos ke Afrika Selatan sebagai pemuncak Grup B Zona Asia setelah di laga terakhir menundukkan Kuwait 4-0 di kandangnya. Hasil undian Piala Dunia menempatkan mereka di Grup B bersama favorit juara Argentina, jawara Eropa 2004 Yunani serta satu wakil Afrika Nigeria. Di pertandingan perdana, Korea Selatan harus meladeni Yunani yang terkenal kuat dalam bertahan serta mengandalkan permainan fisik dan serangan balik. Strategi racikan pelatih Otto Rehhagel itu berbuah sukses di Portugal kala Yunani merengkuh mahkota Piala Eropa 2004.

Kapten Park Ji-Sung menggenapkan kemenangan Korea Selatan atas Yunani (c)AFP
Namun Korea Selatan yang ditangani Huh Jung-Moo justru tampil lebih superior dengan kecepatan serta kreativitas mereka. Alhasil, Yunani pun dibuat tak berkutik dan harus menyerah dengan skor telak 2-0 berkat gol Lee Jung-Soo menit ketujuh dan pemain Manchester United sekaligus kapten tim, Park Ji-Sung menit ke-51. Di laga berikut, ujian sebenarnya baru akan datang bagi skuad Korea Selatan kala mereka meladeni juara dunia dua kali Argentina, tim yang dihuni talenta-talenta kelas dunia dan menjadi salah satu favorit di perhelatan Piala Dunia kali ini. Andai bisa memetik poin dari Albiceleste, langkah Korea Selatan ke babak berikutnya akan semakin lapang. Tim Samurai Biru terbang ke Afrika Selatan sebagai runner-up Grup A kualifikasi zona Asia, di bawah Australia. Ini menjadi penampilan keempat mereka di putaran final sejak kali pertama berpartisipasi pada edisi 1998 di Prancis. Prestasi terbaik mereka adalah kala menembus babak kedua Piala Dunia 2002 yang diadakan di kandang sendiri, dengan Korea Selatan sebagai tuan rumah bersama. Kali ini mereka menempati Grup E bersama tim kuat Belanda, Denmark dan Kamerun. Laga pertama kontra The Indomitable Lions Kamerun menandai awal impresif skuad asuhan Takeshi Okada ini di Afrika Selatan. Strategi menumpuk pemain di lini tengah demi melapis lini pertahanan dan melancarkan serangan balik, berhasil membawa mereka mengimbangi permainan menyerang yang diperagakan Kamerun, tim yang lebih superior dalam penampilan dan prestasi di Piala Dunia. Jepang bahkan sukses mencuri sebiji gol lewat bintang CSKA Moscow, Keisuke Honda di menit 39.

Gol tunggal Keisuke Honda memastikan kemenangan Jepang atas Kamerun (c)AFP
Pertandingan berat telah menanti mereka di laga kedua ketika mereka bakal menghadapi salah satu favorit juara, Belanda, tim dengan gaya permainan ofensif dan skill di atas rata-rata. Jepang harus menampilkan permainan yang lebih baik ketimbang saat melawan Kamerun jika mereka ingin memetik hasil dari laga ini, dan andai mereka sukses melakukannya peluang mencatat prestasi lebih baik dari tahun 2002 terbuka lebar di depan mereka. KOREA UTARA Lolos babak kualifikasi sebagai runner-up Grup B Zona Asia di bawah saudara mereka Korea Selatan, Korea Utara tampil di putaran final untuk kali kedua sejak tahun 1966 silam. Namun meski partisipasi mereka di Piala Dunia paling minim di antara negara Asia Timur lain, prestasi mereka tak bisa dipandang remeh. Pada penampilan perdana mereka di Piala Dunia 1966 itu, Korea Utara membuat kejutan dengan membekuk Italia 1-0 untuk melangkah ke perempat final sebelum dihentikan Portugal dengan skor 5-3 setelah sebelumnya memimpin 3-0. Di Piala Dunia 2010 kali ini, mereka kurang beruntung masuk ke Grup G, grup maut yang berisikan tim-tim raksasa macam Brasil, Portugal dan Pantai Gading. Namun itu tak menyurutkan semangat mereka dan membuat mereka kecil hati, bahkan mereka tertantang untuk menunjukkan kapasitas mereka meski memasang skuad dengan pemain yang hampir semuanya merumput di liga lokal. Melawan juara dunia lima kali Brasil di laga perdana, skuad Korea Utara tampil berani dan memberikan perlawanan sengit pada para pemain Brasil yang kualitasnya jauh di atas mereka. Bahkan penyerang Jong Tae-Se yang bermain sendiri di lini depan mampu merepotkan pertahanan Tim Samba lewat serangan balik cepat yang dibangunnya, membuat para pemain bertahan Brasil tak punya pilihan selain menjatuhkannya.

Jong Tae-Se menghadirkan kesulitan untuk skuad Brasil (c)AFP
Mereka bahkan membuat jantung pendukung Brasil berdegup kencang ketika mengejar ketinggalan di menit 88 lewat gol Ji Yun-Nam, dan meski akhirnya kalah, hasil yang sudah diprediksi banyak pihak, Korea Utara berhasil membuka mata dunia akan kekuatan baru tim Asia. Berikutnya mereka akan kembali melakoni laga berat melawan Portugal, tim dengan gaya permainan mirip Brasil. Jika Brasil saja kerepotan menghadapi mereka, maka mereka punya peluang untuk mengejutkan Portugal dan meraih hasil maksimal demi meloloskan diri dari grup keras ini. Sekarang, kita tinggal menunggu sampai sejauh mana perjalanan ketiga naga Asia tersebut di Afrika Selatan kali ini dan sekaligus berharap semoga ketiganya, atau setidaknya salah satu dari mereka, mampu memberikan kebanggsan bagi seluruh benua Asia. Semoga..

Berita Terkait