
Bola.net - Kompetisi Shopee Liga 1 2020 terancam berhenti di tengah jalan akibat pandemi virus Corona. PSSI sudah memutuskan menunda semua pertandingan Liga 1 dan 2, dan kemungkinan bakal digelar lagi setelah 1 Juli mendatang.
Jika penyebaran virus corona belum teratasi, bisa jadi kompetisi tidak dilanjutkan lagi. Sebenarnya ini bukan pertama kalinya kompetisi dihentikan di Indonesia.
Pada 1998 dan 2015, kompetisi juga tidak dilanjutkan karena alasan berbeda. Pada 1998, Liga Indonesia berhenti lantaran situasi politik yang mengakibatkan kerusuhan meledak di berbagai tempat sehingga faktor keamanan jadi pertimbangan utama kompetisi tidak berlanjut.
Sedangkan pada 2015, Liga Indonesia berhenti pada awal musim karena FIFA menjatuhkan banned kepada PSSI. Waktu itu pemerintah ikut campur tangan lewat Menpora dan sempat tidak sejalan dengan PSSI. Hal tersebut membuat FIFA menjatuhkan sanksi membekukan sepak bola Indonesia.
Legenda sepak bola Bali, I Made Pasek Wijaya, jadi sosok yang mengalami tiga kali keadaan ini. Pada 1998, dia masih aktif bermain di Pelita Jaya. Sedangkan musim 2015, dia sebagai asisten pelatih Arema. Sekarang, Pasek jadi pelatih kepala Bali United U-18.
Tak Sesulit Sekarang
“Saya mengalami kompetisi berhenti pada tiga kondisi ini. Ya, mau bagaimana lagi? Pelaku sepak bola seperti saya hanya bisa menjalaninya saja,” jelas I Made Pasek Wijaya.
Dari tiga kasus yang sudah terjadi, I Made Pasek Wijaya melihat berhentinya kompetisi pada tahun ini menjadi yang paling sulit. Bukan semata karena semua elemen merasakan pemangkasan gaji, tapi juga ada banyak efek lain.
“Waktu musim 2015, saya masih jadi asisten pelatih Arema situasinya tidak sesulit sekarang. Dulu kompetisi berhenti, tapi masih ada aktivitas seperti turnamen atau undangan uji coba. Klub juga masih dapat pemasukan dari turnamen,” jelasnya.
Tak Bisa Diprediksi
Namun, saat ini virus corona membuat semua aktivitas terhenti. Bahkan masyarakat diimbau lebih banyak berada di rumah.
“Sekarang kondisinya saya rasa paling sulit karena tidak bisa diprediksi selesai kapan. Saya sendiri hanya di rumah. Pemain Bali United juga saya instruksikan latihan sendiri di rumah. Tapi saya berikan program dan memantaunya lewat vidio,” lanjut pelatih 50 tahun ini yang memang menjadi pelatih kepala Bali United U-18.
Selain sepak bola, kondisi Bali juga lesu. Tempat pariwisata banyak yang tutup. Pemasukan warga setempat juga menurun. Padahal, Bali mengandalkan pemasukan dari sektor pariwisata.
Disadur dari: Bola.com/Penulis Iwan Setiawan/Editor Benediktus Gerendo Pradigdo
Published: 9 April 2020
Baca juga artikel-artikel lainnya:
- Bali United - I Made Andhika Wijaya Bersyukur Jadi Seorang Ayah
- Pelatih Persebaya, Aji Santoso: Gaji Sudah Berjalan 25 Persen
- Kalau Kompetisi Dinyatakan Selesai, Yoyok Sukawi Pikirkan Nasib Pemain
- Cerita Redi Rusmawan dari Persita, Menikah Tanpa Resepsi di Tengah Pandemi Corona
- Nukilan Wawancara FIFA dengan Osvaldo Haay
Advertisement
Berita Terkait
-
Tim Nasional 11 Oktober 2025 22:25
Meski Sulit, Luciano Leandro Tetap Yakin Timnas Indonesia Bisa Kalahkan Irak
-
Tim Nasional 11 Oktober 2025 22:12
Jay Idzes Born-Leader, Motivasi Pemain Timnas Indonesia Raih Tujuan Besar
-
Tim Nasional 11 Oktober 2025 21:49
Wartawan Arab Saudi Prediksi Timnas Indonesia Kalahkan Irak, Ini Skornya
-
Tim Nasional 11 Oktober 2025 21:31
Wartawan Irak Masih Ingat Momen Juara Piala Asia 2007 di SUGBK
LATEST UPDATE
-
Tim Nasional 12 Oktober 2025 03:23
-
Liga Inggris 12 Oktober 2025 02:53
-
Tim Nasional 12 Oktober 2025 02:30
-
Piala Dunia 12 Oktober 2025 02:10
-
Piala Dunia 12 Oktober 2025 01:49
-
Liga Inggris 12 Oktober 2025 01:46
HIGHLIGHT
- Selain Hugo Ekitike, 5 Selebrasi Pemain yang Beruj...
- 5 Pemain MU Paling Cepat Cetak 100 Gol, Bruno Fern...
- 10 Pemain Tercepat Raih 50 Gol Liga Champions: Haa...
- Peta Panas Pelatih Premier League: Slot Nyaman, Am...
- 5 Pemain yang Berpeluang Besar Raih Ballon dOr 202...
- 5 Pemain Peraih Ballon dOr Terbanyak: Lionel Messi...
- Tampil Impresif di Lapangan, 11 Pemain Ini Malah G...