
Bola.net - Banyaknya sms yang meminta kepada pemerintah untuk turun tangan menyelesaikan konflik PSSI, ditanggapi dingin oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Menurut orang nomor satu di Indonesia tersebut, pemerintah telah banyak ikut campur, padahal sesuai statuta FIFA, tak boleh ada intervensi atau campur tangan dari pemerintah.
SBY mengakui, setidaknya tiga kali pemerintah melakukan campur tangan kepada PSSI. Meski dirinya yakin hal tersebut tidak melanggar aturan FIFA.
Yang pertama adalah, menggelar Kongres Sepakbola Nasional di Malang, Jawa Timur, pada 2010 dengan tujuan memajukan persepakbolaan nasional.
"Waktu itu banyak suara-suara yang meminta untuk menurunkan Bapak Nurdin Halid dari jabatannya, namun saya langsung tidak setuju," ujar SBY.
"Jangan melakukan tindakan-tindakan yang bertentangan dengan norma organisasi. Kalo topiknya Kongres Sepakbola, mari kita bicara bagaimana memajukan sepakbola di negeri kita," tegasnya.
Yang kedua, lanjut dia, ketika terjadi kenaikan tiket di tengah animo pendukung tim nasional yang menanjak pada penyelenggaraan Piala Asia di Jakarta.
"Saya katakan jangan begitu dong. Rakyat sedang semangat-semangatnya justru dinaikkan," ujarnya.
Dan yang ketiga, menurut SBY adalah ketika terjadi deadlock dan perselisihan antara pengurus PSSI yang sampai ke FIFA.
"Kita hampir kena sanksi. Saya, dengan niat yang baik, undang ketua KONI, KOI, Menpora. Tolonglah pendekatan yang baik ke FIFA. Jika sampai dilarang atau dibekukan, yang marah dan sedih rakyat kita. Tolonglah dilakukan pendekatan yang baik. Alhamdulillah berkat hal cara kita itu, Indonesia tidak jadi dapat sanksi dari FIFA."
Kini di tengah konflik PSSI yang baru dan menurutnya PSSI sudah tak lagi mendengarkan rakyat, SBY mengingatkan bahwa pemerintah tidak bisa terus-terusan mencampuri PSSI.
"Ada suara, serahkan ke civil society, saya setuju. Tapi, saya berharap saudara-saudara kita yang ada di kepengurusan PSSI, dengarkanlah suara rakyat, jangan lukai rakyat," tegasnya.
"Jangan sibuk ribut. Masa tidak ada habis-habisnya. Carikan solusinya dengan baik, sehingga semangat yang begitu tinggi dari rakyat kita, tidak justru dihadiahi dengan konflik dan perselisihan yang tidak habis."
SBY pun tak lupa menghimbau kepada semua pihak, untuk memberi dukungan kepada PSSI untuk menjalankan tugasnya dengan baik.
"Saya pikir pemerintah tidak harus selalu ikut campur tangan. Kita kasih kehormatan sekarang kepada PSSI untuk melakukan tugasnya, utamakan kepentingan rakyat. Kalo ada konflik, ada statuta dari FIFA. Jalankan itu," tegas SBY. (yul/end)
Menurut orang nomor satu di Indonesia tersebut, pemerintah telah banyak ikut campur, padahal sesuai statuta FIFA, tak boleh ada intervensi atau campur tangan dari pemerintah.
SBY mengakui, setidaknya tiga kali pemerintah melakukan campur tangan kepada PSSI. Meski dirinya yakin hal tersebut tidak melanggar aturan FIFA.
Yang pertama adalah, menggelar Kongres Sepakbola Nasional di Malang, Jawa Timur, pada 2010 dengan tujuan memajukan persepakbolaan nasional.
"Waktu itu banyak suara-suara yang meminta untuk menurunkan Bapak Nurdin Halid dari jabatannya, namun saya langsung tidak setuju," ujar SBY.
"Jangan melakukan tindakan-tindakan yang bertentangan dengan norma organisasi. Kalo topiknya Kongres Sepakbola, mari kita bicara bagaimana memajukan sepakbola di negeri kita," tegasnya.
Yang kedua, lanjut dia, ketika terjadi kenaikan tiket di tengah animo pendukung tim nasional yang menanjak pada penyelenggaraan Piala Asia di Jakarta.
"Saya katakan jangan begitu dong. Rakyat sedang semangat-semangatnya justru dinaikkan," ujarnya.
Dan yang ketiga, menurut SBY adalah ketika terjadi deadlock dan perselisihan antara pengurus PSSI yang sampai ke FIFA.
"Kita hampir kena sanksi. Saya, dengan niat yang baik, undang ketua KONI, KOI, Menpora. Tolonglah pendekatan yang baik ke FIFA. Jika sampai dilarang atau dibekukan, yang marah dan sedih rakyat kita. Tolonglah dilakukan pendekatan yang baik. Alhamdulillah berkat hal cara kita itu, Indonesia tidak jadi dapat sanksi dari FIFA."
Kini di tengah konflik PSSI yang baru dan menurutnya PSSI sudah tak lagi mendengarkan rakyat, SBY mengingatkan bahwa pemerintah tidak bisa terus-terusan mencampuri PSSI.
"Ada suara, serahkan ke civil society, saya setuju. Tapi, saya berharap saudara-saudara kita yang ada di kepengurusan PSSI, dengarkanlah suara rakyat, jangan lukai rakyat," tegasnya.
"Jangan sibuk ribut. Masa tidak ada habis-habisnya. Carikan solusinya dengan baik, sehingga semangat yang begitu tinggi dari rakyat kita, tidak justru dihadiahi dengan konflik dan perselisihan yang tidak habis."
SBY pun tak lupa menghimbau kepada semua pihak, untuk memberi dukungan kepada PSSI untuk menjalankan tugasnya dengan baik.
"Saya pikir pemerintah tidak harus selalu ikut campur tangan. Kita kasih kehormatan sekarang kepada PSSI untuk melakukan tugasnya, utamakan kepentingan rakyat. Kalo ada konflik, ada statuta dari FIFA. Jalankan itu," tegas SBY. (yul/end)
Advertisement
Berita Terkait
LATEST UPDATE
-
Liga Italia 21 November 2025 04:26 -
Liga Inggris 21 November 2025 04:17 -
Liga Inggris 21 November 2025 04:04 -
Liga Italia 21 November 2025 00:59 -
Liga Italia 21 November 2025 00:44 -
Liga Inggris 21 November 2025 00:33
MOST VIEWED
- Buntut Laga Selangor vs Persib: Polisi Malaysia Gandeng Polri dan Interpol Minta Keterangan Adam Alis
- Kiper Persis Solo Gianluca Pandeynuwu Ukir Sejarah di BRI Super League 2025/2026
- Prediksi Persija Jakarta vs Persik Kediri 20 November 2025
- Thom Haye Terkesan dengan Sosok Bojan Hodak di Persib Bandung: Emosional, Tapi Orang yang Baik
HIGHLIGHT
- 6 Alasan Mengapa Manchester United Bisa Jadi Penan...
- Juventus Resmi Pecat Igor Tudor, Ini 5 Kandidat Pe...
- 7 Rekan Satu Tim di Timnas yang Pernah Bertikai He...
- 4 Striker Terbaik Versi Harry Kane, Nama Thierry H...
- Real Madrid Siap Cuci Gudang? 4 Pemain Ini Bisa Pe...
- 3 Pemain Terbaik Versi Zlatan Ibrahimovic: Messi N...
- Terancam Gagal ke Piala Dunia, 6 Pemain Inggris In...











:strip_icc()/kly-media-production/medias/5419303/original/086747900_1763684691-IMG_4817.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5419291/original/051773200_1763682506-IMG-20251121-WA0012.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5419290/original/034527900_1763678882-1000666977.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5418428/original/045146300_1763618090-Kamar_hotel_tempat_ditemukannya_jenazah_Dosen_Untag_Semarang__3_.png)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5376526/original/002811900_1760007161-sppg1.jpg)

