Tragedi Kanjuruhan Makan Korban Jiwa Terbesar di Dunia?
Aga Deta | 2 Oktober 2022 09:46
Bola.net - Kerusuhan suporter yang terjadi usai laga Arema FC versus Persebaya Surabaya di Liga 1, Sabtu (1/10/2022) malam WIB memakan korban jiwa yang sangat banyak. Kerusuhan ini jadi salah satu tragedi sepak bola dengan korban jiwa terbesar di dunia.
Dari data yang didapat hingga Minggu (2/10/2022) pukul 05.00 WIB, total 127 korban meninggal dunia di Stadion Kanjuruhan. Terdiri dari 125 suporter, 2 dari pihak kepolisian.
Korban meninggal dibawa ke RS Wava Husada, dan 3 korban dibawa ke RS Kanjuruhan. Ironisnya, salah satu korban meninggal dunia adalah anak kecil. Tak hanya suporter, pihak kepolisian juga jadi korban tawuran massal ini.
Kedua korban masing-masing bernama Brigadir Andik dan Briptu Fajar yang merupakan anggota Polres Trenggalek saat bertugas.
Jumlah korban diprediksi akan bertambah. Di media sosial banjir video dan foto-foto korban jiwa kerusuhan yang melibatkan Aremania dengan aparat polisi.
Kerusuhan pecah usai pertandingan. Aremania mengamuk karena tim kesayangannya kalah 2-3 dari kubu Bajul Ijo. Mereka menyerbu lapangan. Pihak kepolisian yang kalah jumlah, melakukan aksi respons dengan menembakkan gas air mata ke tribune. Situasi ini memperparah keadaan. Banyak penonton yang saling tindih dan bertumpuk-tumpukan karena panik dengan gas air mata.
Pastinya, jumlah korban sementara tragedi Kanjuruhan jadi yang tertinggi di dunia. Menurut catatan ada sejumlah kerusuhan sepak bola besar terjadi di berbagai belahan dunia. Namun, jumlah korbannya tak sebanyak di Malang. Simak detailnya di bawah ini.
Piala Afrika 2021 (Kamerun)
Sebanyak enam orang suporter tewas dan puluhan orang lainnya terluka saat menyaksikan laga Kamerun versus Komoro di ajang Piala Afrika 2021. Dilansir laporan CBC, insiden maut itu terjadi saat kelompok suporter mencoba merangsek masuk ke dalam Stadion Stade Olembe, Yaounde pada Selasa, (25/1/2022)
Panitia membatasi jumlah kehadiran suporter hingga 60 persen. Hal itu dilakukan guna membatasi penyebaran Covid-19. Konfederasi Sepak Bola Afrika akan menyelidiki lebih lanjut atas tragedi mengenaskan itu. Namun, penggila sepak bola Kamerun yang amat ingin menyaksikan tim kesayangannya berlaga tak tahan untuk menerabas protokoler COVID.
Ultras White Knights 2015 (Mesir)
— Zamalek SC (@ZSCOfficial) October 1, 2022
Pada tahun 2015, Mesir resmi menangguhkan liga profesional dan memerintahkan penyelidikan. Hal ini terjadi usai 40 orang tewas dan puluhan lainnya terluka dalam penyerbuan dan bentrokan antara polisi dan pendukung klub sepak bola Zamalek di sebuah pertandingan di Kairo, Mesir.
Aljazeera memberitakan tragedi kekerasan itu meletus ketika polisi mencoba mendirikan barikade dan menembakkan gas air mata. Hal itu dilakukan guna membubarkan suporter yang mencoba memaksa masuk ke stadion milik ibu kota tersebut.
Ultras White Knights adalah suporter Zamalek yang terkenal keras. Mereka kerap berbuat kerusuhan saat mendukung tim kesayangannya.
Tragedi Johannesburg (2001)
☠️ @orlandopirates Play to a Tense Draw Against Sundowns
— Orlando Pirates FC (@orlandopirates) October 1, 2022
🖥 Read the Match Review 👉🏿 https://t.co/A4rXk96wpO
⚫️⚪️🔴⭐️#Matchday #MTN8#OrlandoPirates#OnceAlways pic.twitter.com/u5tZ23YlcL
Pada 11 April 2001, laga Chiefs kontra Orlando Pirates berakhir dengan mengenaskan. Sebanyak 42 suporter yang dinyatakan tewas saat laga tersebut.
Saat peristiwa itu terjadi, di dalam stadion terjadi kerusuhan sehingga mengakibatkan suporter melarikan diri keluar. Padahal, di luar stadion masih terdapat kerumunan suporter lainnya yang belum bisa masuk ke dalam.
Efeknya, petugas keamanan kewalahan dan justru melakukan tindakan yang membuat suasana menjadi lebih kacau. Massa tak terkendali bertumbangan tanpa bisa dihindari.
Rusuh Hillsborough (1989)
Pada 15 April 1989, semifinal Piala FA yang mempertemukan Liverpool kontra Nottingham Forest terhenti ketika 96 penggemar Liverpool tewas di Stadion Hillsborough.
CNN memberitakan bahwa bencana itu terjadi ketika beberapa suporter Liverpool mulai berjalan menuju tribun Leppings Lane.
Dalam upaya untuk mengendalikan kerumunan berlebihan, Kepala Inspektur David Duckenfield, komandan polisi yang bertanggung jawab atas pertandingan pada saat itu memerintahkan gerbang keluar C untuk dibuka.
Blunder, keputusannya ini justru mengakibatkan kerumunan di tribun Lane, sehingga menewaskan banyak suporter di sana. Massa dalam jumlah besar berdesakan. Mereka saling injak karena panik dengan situasi.
Stadion Heysel (1985)
Liverpool FC remembers the 39 football fans who lost their lives at Heysel Stadium in Belgium on this day 34 years ago. pic.twitter.com/LMJelTLr8I
— Liverpool FC (@LFC) May 29, 2019
Duel puncak Piala Champions 1985 menjadi kenangan pahit bagi suporter sepak bola Inggris dan Italia.
Laga yang mempertemukan Liverpool versus Juventus berbuntut kerusuhan yang menelan banyak korban jiwa. Mengutip Sportskeeda, 39 suporter Juventus meninggal sementara 600 orang lainnya terluka.
Sebelum pertandingan dimulai, fans Liverpool sudah melempari suporter Juventus. Akibatnya, penggemar Si Nyonya Tua melarikan diri sementara yang lain mundur ke dinding beton.
Apesnya, dinding beton tersebut runtuh dan menimpa para penggemar klub tersebut. Tragedi itu mengakibatkan semua klub Inggris dilarang bermain di Eropa untuk jangka waktu lima tahun.
Sumber: Berbagai sumber
Disadur dari: Bola.com/Penulis Iwan Setiawan/Editor Aryo Yosia
Published: 10/10/2022
Baca Juga:
- Kronologi Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Usai Laga Arema FC vs Persebaya
- Ketua Umum PSSI: Arema FC Dilarang Gelar Laga Kandang di Sisa Liga 1 2022/23
- Tragedi Kanjuruhan, Manajemen Arema FC Siap Tanggung Jawab
- Buntut Tragedi Kanjuruhan, PT LIB Hentikan Liga 1 2022/23 Selama Sepekan
- Alasan Kepolisian Gunakan Gas Air Mata di Tragedi Kanjuruhan: Massa Sudah Anarkis!
- Korban Tragedi Kanjuruhan, 127 Jiwa Melayang
Berita Terkait
-
Bola Indonesia 2 Oktober 2022 09:22
-
Bola Indonesia 2 Oktober 2022 09:08
Kronologi Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Usai Laga Arema FC vs Persebaya
-
Bola Indonesia 16 Maret 2020 15:51
Klarifikasi Aremania, yang Dituding Picu Kerusuhan di Magelang
-
Bola Indonesia 19 Februari 2020 09:21
Pemprov Jatim Tanggung Kerusakan dan Korban Kerusuhan Suporter di Blitar
LATEST UPDATE
-
Bola Indonesia 30 Januari 2023 00:17
-
Liga Inggris 30 Januari 2023 00:04
-
Bola Indonesia 30 Januari 2023 00:03
-
Liga Italia 29 Januari 2023 23:57
-
Liga Italia 29 Januari 2023 23:34
-
Liga Italia 29 Januari 2023 23:06
MOST VIEWED
- Jadwal Lengkap Liga Futsal Profesional Indonesia 2022-2023
- Link Streaming BRI Liga 1: Madura United vs Persebaya Surabaya 29 Januari 2023
- 7 Pemain Persib Bandung Mendadak Gacor Berkat 'Sulap' Luis Milla: Bukan Febri Hariyadi, tapi Dedi Kusnandar!
- Link Live Streaming Liga 1: Persija Jakarta vs Persikabo 1973, 29 Januari 2023
HIGHLIGHT
- 4 Pemain Pemegang Rekor Transfer Klub yang Kini Te...
- 4 Pemain Chelsea yang Bisa Dibawa Thomas Tuchel ke...
- 4 Pemain yang Gabung MU Bareng Nani, Bagaimana Nas...
- Sebelum Luis Suarez, 5 Pemain Ini Juga Cetak Hattr...
- 5 Pemain Manchester United yang Dicomot dari Arsen...
- 5 Pemain Arsenal yang Diboyong dari Manchester Uni...
- 6 Pemain yang Berpotensi Gabung Arsenal di Januari...
KOMENTAR