Dua Pemain yang Menggendong Man City: Erling Haaland dan Gianluigi Donnarumma

Dua Pemain yang Menggendong Man City: Erling Haaland dan Gianluigi Donnarumma
Selebrasi penyerang Manchester City, Erling Haaland usai mencetak gol ke gawang Burnley di lanjutan Liga Inggris 2025-2026. (c) AP Photo/Jon Super

Bola.net - Josep Guardiola kembali mengukir tonggak bersejarah di Premier League. Kemenangan Manchester City atas Brentford menjadi kemenangan ke-250 sang pelatih di liga, diraih hanya dalam 349 pertandingan. Tidak ada manajer lain yang mampu mencapai angka tersebut secepat ini, bahkan Sir Alex Ferguson memerlukan 404 pertandingan.

Sembilan tahun di Inggris telah menempa Guardiola menjadi pelatih yang lebih adaptif terhadap dinamika zaman. Ia memadukan prinsip permainan khasnya dengan tuntutan Premier League yang keras dan dinamis. Namun, pertandingan di London barat itu juga menjadi pengingat: dalam sepakbola modern, fondasi klasik tetap tak tergantikan.

City kembali membuktikan bahwa tim dengan tulang punggung solid selalu menjadi kandidat juara. Dan ketika Anda memiliki penyerang serta kiper terbaik di liga, keunggulan psikologisnya bisa menjadi pembeda. Kini, di bawah Pep, City memiliki dua sosok itu dalam diri Erling Haaland dan Gianluigi Donnarumma.

Dua pemain ini menjadi faktor penentu kemenangan 1-0 atas Brentford. Gol tunggal Haaland dan deretan penyelamatan Donnarumma memastikan City pulang dengan tiga poin penting dan kini hanya berjarak tiga angka dari Arsenal di puncak klasemen.

1 dari 3 halaman

Haaland Tunjukkan Dominasi Fisik, Satu Gol Bernilai Tiga Poin

Haaland kembali membuktikan diri sebagai penyerang paling berbahaya di Premier League. Gol tunggalnya pada menit kesembilan bukan sekadar hasil insting tajam, tetapi juga kekuatan fisik dan mental. "Bagi saya, ini gol yang sesungguhnya," ujar Haaland usai laga. "Pertarungan fisik seperti ini yang memotivasi saya."

Gol tersebut lahir dari umpan lengkung Josko Gvardiol yang sempat dibaca Sepp van den Berg. Namun, tekanan konstan dari Haaland membuat bek asal Belanda itu kehilangan keseimbangan. Dalam sepersekian detik, Haaland memutar tubuh, menguasai bola, dan melepaskan tembakan klinis tanpa cacat.

Kepanikan yang ia tanamkan di benak lawan bukan hal baru. Bek Burnley dan bahkan duet Luke Shaw-Harry Maguire pernah merasakan efek serupa musim ini. "Begitu lawan mulai mendorong dan memprovokasi, justru itu yang memacu saya," tutur Haaland, menggambarkan bagaimana agresivitas lawan justru menjadi bahan bakar performanya.

Statistiknya pun mengesankan: dari sembilan laga di semua kompetisi musim ini, Haaland hanya gagal mencetak gol sekali. Guardiola menyebut sang striker kini lebih dewasa dan menyatu dengan tim. "Ia tak hanya mencetak gol, tetapi juga bekerja keras dan menekan lawan. Ia kini merasa klub ini miliknya," ucap Pep.

2 dari 3 halaman

Donnarumma Jadi Penyelamat, Ciptakan Ketenangan di Lini Belakang

Donnarumma Jadi Penyelamat, Ciptakan Ketenangan di Lini Belakang

Kiper Manchester City, Gianluigi Donnarumma melakukan pemanasan jelang laga melawan AS Monaco di Liga Champions. (c) AP Photo/Philippe Magoni

Jika Haaland menjadi pembeda di depan, maka Donnarumma menjadi benteng kokoh di belakang. Ia hampir tidak bekerja di babak pertama, tetapi saat Brentford bangkit di babak kedua, sang kiper menunjukkan kelasnya.

Momen krusial datang saat Igor Thiago hampir mencetak gol penyeimbang. Namun, melihat Donnarumma keluar dari garis gawang membuat penyerang Brentford itu ragu. Ia kehilangan momentum dan akhirnya tembakannya mentah di dada sang kiper raksasa asal Italia.

Itu menjadi clean sheet ketiga Donnarumma dari enam laga sejak bergabung dari Paris Saint-Germain. Lebih dari sekadar kemampuan refleks, yang ia bawa adalah aura ketenangan.

"Dia mulai bermain di level tertinggi sejak usia 17 tahun," ujar Guardiola. "Sekarang di usia 26, pengalamannya seperti berabad-abad. Komposurnya luar biasa, dan kehadirannya memberi rasa aman bagi tim."

Efek Donnarumma tidak hanya terlihat dari penyelamatan, tetapi juga bagaimana ia mengomandoi lini belakang. Kepercayaan dirinya menular, membuat City terlihat jauh lebih solid dibanding musim lalu yang penuh inkonsistensi.

3 dari 3 halaman

Tulang Punggung City Mulai Stabil, Tapi Cedera Rodri Jadi Alarm

Di laga kontra Brentford, untuk pertama kalinya City menurunkan komposisi "tulang punggung" yang konsisten: Donnarumma di belakang, Gvardiol dan Ruben Dias di pertahanan, Rodri di lini tengah, dan Haaland di depan. Kombinasi ini memberi kontrol penuh di babak pertama.

Sayangnya, keseimbangan itu terganggu saat Rodri ditarik keluar menit ke-21 karena cedera hamstring. Ia mengaku cederanya tidak parah, namun tetap harus absen di jeda internasional bersama Spanyol. Absennya Rodri bisa menjadi ancaman serius bagi kestabilan City, mengingat perannya yang vital dalam menjaga ritme permainan.

Meski begitu, kehadiran Nico Gonzalez sempat menjaga tempo hingga jeda babak pertama. City juga belajar dari kegagalan mempertahankan keunggulan di laga-laga sebelumnya, seperti melawan Brighton dan Arsenal. Kali ini, mereka tampil lebih disiplin hingga akhir.

Pep Guardiola boleh puas dengan performa timnya, terutama dari dua pemain kunci: Haaland dan Donnarumma. Namun, ia sadar musim masih panjang dan ketergantungan pada individu bisa berbahaya. Konsistensi tim dan kedalaman skuad akan sangat menentukan.