Kisah 27 Tahun Silam: Patrick Kluivert Menolak Manchester United, Sir Alex Ferguson Naik Pitam

Kisah 27 Tahun Silam: Patrick Kluivert Menolak Manchester United, Sir Alex Ferguson Naik Pitam
Sir Alex Ferguson hadir dalam laga leg kedua semifinal Liga Europa 2024/2025 antara Manchester United vs Athletic Bilbao, Jumat (9/5/2025) dini hari WIB. (c) AP Photo/Dave Thompson

Bola.net - Manchester United bukanlah klub yang asing dengan penolakan dalam perburuan pemain bintang. Namun, dari sekian banyak kegagalan di bursa transfer, hanya sedikit yang membekas sekuat penolakan Patrick Kluivert pada musim panas 1998.

Keputusan itu tidak hanya memengaruhi arah karier Kluivert sendiri, tetapi juga menjadi titik awal salah satu musim paling monumental dalam sejarah klub berjuluk Setan Merah.

Saat itu, usia Kluivert baru menginjak 22 tahun, namun namanya sudah tenar di kancah sepak bola Eropa. Ia baru saja membela Timnas Belanda di Piala Dunia 1998 dan menjalani musim yang kurang memuaskan bersama AC Milan.

Melihat situasi tersebut, Manchester United mencoba memanfaatkan celah. Sir Alex Ferguson, yang dikenal memiliki mata tajam dalam mengenali talenta muda, melihat Kluivert sebagai tambahan ideal untuk lini serangnya.

Dalam pandangannya, Kluivert merupakan prototipe penyerang modern: cepat, kuat, cerdas, dan tajam di depan gawang.

1 dari 3 halaman

Kluivert Menolak Tawaran dari Manchester United

Kluivert Menolak Tawaran dari Manchester United

Sir Alex Ferguson hadir dalam laga leg kedua semifinal Liga Europa 2024/2025 antara Manchester United vs Athletic Bilbao, Jumat (9/5/2025) dini hari WIB. (c) AP Photo/Dave Thompson

Alih-alih menerima pinangan Manchester United, Kluivert memilih bergabung dengan FC Barcelona. Keputusan ini memicu amarah Sir Alex Ferguson, sosok yang biasanya tidak mudah menampakkan emosinya di hadapan media.

"Kami diyakinkan bahwa dia ingin berbicara dengan kami, tetapi Anda tahu seperti apa agen. Mungkin dia tidak tahu seberapa besar klub Manchester United," kata Ferguson kepada The Independent saat itu.

Bagi Ferguson, ini bukan sekadar kegagalan merekrut pemain. Ia menilai Kluivert telah melewatkan kesempatan besar dan menyampaikan kekecewaannya secara blak-blakan. Bahkan dalam autobiografinya yang dirilis pada 1999, Ferguson kembali menyinggung penolakan tersebut.

"Kluivert bahkan tidak mau berbicara dengan kami, saya tidak merasa ragu bahwa ia kemungkinan besar akan menjadi pecundang yang lebih besar daripada kami," tegas Ferguson dalam bukunya.

2 dari 3 halaman

Satu Pintu Tertutup, Pintu Lain Terbuka

Satu Pintu Tertutup, Pintu Lain Terbuka

Stadion Old Trafford, markas Manchester United. (c) AP Photo/Jon Super

Namun, Ferguson bukan tipe pelatih yang larut dalam kekecewaan. Setelah gagal mendapatkan Kluivert, ia langsung mengalihkan fokus ke target lain: Dwight Yorke. Penyerang asal Trinidad & Tobago itu didatangkan dari Aston Villa, dan keputusannya terbukti jitu.

Yorke membentuk duet mematikan bersama Andy Cole. Keduanya menjadi kunci utama keberhasilan Manchester United meraih treble pada musim 1998/99, Liga Champions, Premier League, dan Piala FA. Yorke bahkan menutup musim sebagai pencetak gol terbanyak klub dengan total 29 gol di semua ajang.

Meski gagal mendatangkan Kluivert, United justru menemukan kombinasi yang sempurna di lini serang. Yorke tak hanya piawai mencetak gol, tapi juga menghadirkan chemistry luar biasa bersama Cole, yang sulit ditandingi dalam beberapa tahun berikutnya.

3 dari 3 halaman

Kluivert dan Manchester United, Dua Jalan Menuju Sukses

Kluivert dan Manchester United, Dua Jalan Menuju Sukses

Pelatih Timnas Indonesia, Patrick Kluivert (c) Bola.net/Bagaskara Lazuardi

Karier Kluivert tidak lantas meredup. Ia menikmati enam musim penuh prestasi bersama Barcelona, mencetak 122 gol dari 257 pertandingan, dan menjadi idola Camp Nou. Ia juga terus menjadi pilar Timnas Belanda, memperkuat reputasinya sebagai salah satu penyerang terbaik pada masanya.

Kendati demikian, tak sedikit yang percaya bahwa jika Kluivert memilih Manchester United, ia bisa saja mencapai level kesuksesan yang berbeda—mungkin bahkan lebih besar. Sebuah spekulasi yang selamanya akan tinggal sebagai 'andaikan'.

Kini, penolakan Kluivert terhadap Manchester United dipandang dengan sudut pandang yang lebih luas. Bagi Setan Merah, keputusan itu justru menjadi berkah tersembunyi. Karena penolakan itulah Dwight Yorke datang, dan klub pun melangkah menuju masa kejayaan.

Sumber: talkSPORT