
Bola.net - - Pelatih Liverpool, Jurgen Klopp ternyata menyimpan kisah unik di balik kariernya di dunia sepak bola. Klopp pernah menempuh studi kedokteran, tetapi pada salah satu persimpangan hidupnya, dia memilih jadi pelatih.
Nama Jurgen Klopp mulai dikenal ketika dia menangani Borussia Dortmund. Saat itu, Klopp pernah membimbing Dortmund meraih beberapa trofi, juga mencapai final Liga Champions. Namanya kemudian dikenal sebagai salah satu pelatih top.
Namun, jauh sebelum itu, Klopp memulai kariernya dengan menangani Mainz pada 2001 silam. Dia menghabiskan tujuh tahun di sana sebelum hengkang ke Dortmund. Setelah tujuh tahun berikutnya, Klopp meninggalkan Dortmund untuk Liverpool.
Kini, dia dikenal sebagai salah satu pelatih terbaik yang pernah menangani Liverpool. Dia membentuk tim yang kuat di setiap lini. Pertahanan Liverpool termasuk yang terbaik di Premier League musim ini, juga lini serang mereka.
Sayangnya, trofi itu tak kunjung tiba. Klopp nyaris meraihnya musim ini, dengan 97 poin dari 38 laga di Premier League. Jumlah poin tersebut seharusnya sudah cukup, tetapi tidak ketika Manchester City masih terlalu tangguh dengan 98 poinnya.
Kini, beberapa hari ke depan, tepatnya Minggu (2/6) dini hari WIB, Klopp punya kesempatan lain untuk mempersembahkan trofi. Liverpool bakal melawan Tottenham Hotspur di final Liga Champions dalam dua musim beruntun.
Musim lalu, mereka gagal di hadapan Real Madrid. Sekarang, Liverpool punya kesempatan kedua. Dan pada kesempatan inilah Klopp mengenang kembali perjalanannya sebagai pelatih. Baca selengkapnya di bawah ini ya, Bolaneters!
Perubahan Hidup
Menempuh studi kedokteran membuktikan bahwa Klopp berotak encer. Saat masih bermain sebagai pesepak bola, dia membagi hidupnya pada beberapa porsi. Ada porsi untuk bermain, ada porsi untuk belajar. Keputusan itu ternyata keliru.
"Pada usia 33 hidup saya berubah. Gagasan awalnya adalah untuk belajar ilmu medis, tetapi saya tidak bisa belajar sambil bermain sepak bola. Saya mencoba menciptakan hidup saya yang berpusat di permainana sapeka bola. Saya tidak benar-benar bertanggung jawab. Itu sungguh bukan keputusan cerdas," ujar Klopp kepada Independent.
"Lalu, hidup berubah dengan keputusan menjadi pelatih [di Mainz]. Mendapatkan kesempatan itu terasa seperti menang lotere. Lihat, ketika anda bermain sepak bola seperti yang saya lakukan, anda harus berpikir lebih banyak soal permainan itu ketika anda dianggap sebagai bocah genius."
"Itu banyak membantu saya. Saya memulai sepak bola di usia lima tahun, dan menjadi pelatih di pertengahan 30. 28 tahun itulah pelajaran saya," tutupnya.
Pada laga Liverpool vs Tottenham di final Liga Champions nanti, kecerdasan Jurgen Klopp bakal menghadapi ujian yang sebenarnya.
Advertisement
Berita Terkait
-
Liga Champions 22 Oktober 2025 04:59
Setelah Cetak Hat-trick Perdana, Fermin Lopez Pede Tatap Laga El Clasico
LATEST UPDATE
-
Liga Champions 22 Oktober 2025 06:06
-
Liga Champions 22 Oktober 2025 05:59
-
Liga Champions 22 Oktober 2025 05:51
-
Liga Champions 22 Oktober 2025 05:45
-
Liga Champions 22 Oktober 2025 05:42
-
Liga Champions 22 Oktober 2025 05:30
MOST VIEWED
- Faktor X di Balik Kemenangan MU: Ternyata Aksi Suporter Liverpool Juga Berpengaruh!
- Kontroversi Liverpool vs MU: Mengapa Gol Bryan Mbeumo Tetap Disahkan Meski Alexis Mac Allister Cedera Kepala?
- Kemenangan Manis: Rapor Pemain MU saat Tundukkan Liverpool di Anfield
- Link Live Streaming & Jadwal Pertandingan Liverpool vs Manchester United di Liga Inggris, Hari Minggu 19 Oktober 2025
HIGHLIGHT
- 9 Pemain yang Pernah Disarankan Ralf Rangnick untu...
- Manchester United Terpuruk, 4 Eks Pemainnya Malah ...
- 5 Pemain Manchester United yang Bakal Diuntungkan ...
- 7 Pemain Premier League yang Kariernya Bisa Selama...
- 4 Pelatih Paling Cepat Capai 250 Kemenangan di Pre...
- 9 Bek Tengah Incaran Liverpool di Bursa Transfer 2...
- 10 Transfer Termahal Dalam Sejarah AC Milan: Dari ...