Liverpool Terjun Bebas: Deretan Statistik Kelam Mengiringi Musim Suram Sang Juara Bertahan

Liverpool Terjun Bebas: Deretan Statistik Kelam Mengiringi Musim Suram Sang Juara Bertahan
Reaksi pemain Liverpool, Mohamed Salah dalam pertandingan melawan Nottingham Forest di Premier League, Sabtu, 22 November 2025. (c) AP Photo/Ian Hodgson

Bola.net - Liverpool tengah berada dalam fase paling mengkhawatirkan sejak era kejayaan modern mereka dimulai. Kekalahan telak 0-3 dari Nottingham Forest di Anfield, Sabtu (22/11/2025) bukan sekadar hasil buruk, melainkan sebuah tamparan keras yang mengungkap betapa terpuruknya sang juara bertahan Premier League musim ini.

Hanya dalam 12 laga, tim asuhan Arne Slot sudah menelan enam kekalahan, angka yang menghapus aura dominan yang mereka tunjukkan musim lalu.

Menurut data Opta, kekalahan beruntun dengan margin tiga gol atau lebih dari Bournemouth dan Nottingham Forest menjadi catatan mengerikan. Terakhir kali Liverpool mengalami hal seperti itu terjadi pada April 1965 di bawah Bill Shankly, sebuah periode yang sudah lebih dari setengah abad silam.

1 dari 4 halaman

Rekrutan Mahal Liverpool yang Melempem

Rekrutan Mahal Liverpool yang Melempem

Penyerang Liverpool, Alexander Isak. (c) AP Photo/Jon Super

Situasi ini menunjukkan betapa drastisnya penurunan performa tim yang baru beberapa bulan lalu begitu digdaya hingga meraih gelar liga dengan relatif mudah.

Padahal, Slot sempat menuai pujian luas karena memenangkan liga tanpa tambahan pemain baru sepanjang musim lalu. Namun, ketika klub akhirnya mengucurkan dana besar sekitar £450 juta di musim panas ini, ekspektasi pun melonjak. Kedatangan dua rekrutan mahal, Florian Wirtz dan Alexander Isak, keduanya dibeli dengan banderol lebih dari £100 juta dianggap akan memperkuat kedalaman dan kualitas skuad.

Sayangnya, realita jauh dari harapan: keduanya belum menyumbang satu pun gol atau assist di liga. Situasi Isak bahkan lebih mencemaskan karena ia mencatat rekor negatif sebagai pemain Liverpool pertama yang kalah dalam empat laga awalnya sebagai starter di Premier League.

Isak juga sempat disorot karena kondisi fisiknya yang dinilai tidak optimal setelah absen di pramusim akibat aksinya memaksa pindah dari Newcastle. Namun, sulit menyalahkan satu pemain semata.

2 dari 4 halaman

Masalah Kompleks Liverpool

Masalah Kompleks Liverpool

Ekspresi pemain Liverpool usai kalah 0-3 dari Nottingham pada laga pekan ke-12 Premier League 2025/2026 (c) AP Photo/Ian Hodgson

Masalah Liverpool jauh lebih kompleks dan merata. Pada musim lalu, The Reds hanya kalah empat kali sepanjang liga, tetapi musim ini jumlah kekalahan itu sudah mereka samai bahkan sebelum kalender memasuki bulan Desember.

Lini belakang yang sebelumnya menjadi fondasi kekuatan tim kini tampil rapuh, kebobolan 20 gol dalam 12 pertandingan, hampir setengah dari total kebobolan mereka musim lalu.

Ketidakhadiran Trent Alexander-Arnold juga terbukti sangat merugikan. Meski sering dikritik soal pertahanan, kontribusi kreatifnya selama sembilan tahun di tim utama sulit tergantikan.

Kehadiran Jeremie Frimpong yang digadang-gadang sebagai penerus peran Trent belum menunjukkan konsistensi. Bahkan, Dominik Szoboszlai, seorang gelandang serang harus diturunkan sebagai bek kanan saat kekalahan telak dari Forest, gambaran jelas betapa membingungkannya situasi taktikal di skuad Slot.

Di sisi lain, performa Mohamed Salah juga menjadi sorotan. Meski masih mencetak empat gol dalam 11 pertandingan, catatan itu jauh dari standar luar biasa yang ia tunjukkan musim lalu hingga meraih gelar PFA Players’ Player of the Year. Minimnya dukungan dari para pemain baru membuat beban di lini depan semakin berat bagi sang superstar Mesir.

3 dari 4 halaman

Liverpool Juara Bertahan Terburuk

Liverpool Juara Bertahan Terburuk

Pemain Liverpool, Mohamed Salah, memberi tepuk tangan kepada para penggemar usai pertandingan Liga Inggris melawan Aston Villa, Sabtu (1/11/2025). (c) AP Photo/Jon Super

Liverpool kini berada di posisi ke-11 klasemen, terpaut delapan poin dari Arsenal di puncak dan sudah memainkan satu laga lebih banyak. Statistik menunjukkan mereka menjadi tim juara bertahan Premier League keempat yang menelan enam kekalahan dalam 12 laga pertama

Liverpool mengikuti jejak kelam Blackburn (1995-96), Chelsea (2015-16), dan Leicester City (2016-17), tiga tim yang semuanya gagal mempertahankan gelar dan mengalami musim buruk.

Dengan tekanan yang semakin besar dari publik dan media, Slot harus menemukan solusi cepat. Performa inkonsisten, pemain baru yang belum memberi dampak, dan penurunan kualitas permainan secara kolektif menjadi persoalan yang harus ditangani tanpa menunda.

Jika tidak, musim Liverpool bisa menjadi salah satu yang terburuk dalam sejarah klub,m bukan sebagai penantang gelar, tetapi sebagai juara bertahan yang gagal memenuhi ekspektasi.

Sumber: Opta