Mengapa Manchester United Torehkan Rekor Pendapatan Justru Ketika Finis Terburuk di Premier League?

Mengapa Manchester United Torehkan Rekor Pendapatan Justru Ketika Finis Terburuk di Premier League?
Pemain Manchester United berjalan keluar dari lapangan setelah laga melawan Manchester City di Etihad Stadium, 14 Sept 2025. (c) AP Photo/Dave Thompson

Bola.net - Manchester United memang tengah limbung di lapangan, tetapi kondisi finansial mereka justru mencatatkan hasil gemilang. Klub berjuluk Setan Merah itu resmi mengumumkan rekor pendapatan tertinggi sepanjang sejarah, mencapai £666,5 juta atau sekitar Rp13,1 triliun pada musim 2024/2025.

Pencapaian ini cukup mengejutkan, mengingat United sama sekali tidak berpartisipasi di Liga Champions musim lalu.

Lebih ironis lagi, rekor finansial tersebut kontras dengan performa buruk mereka di kompetisi domestik. United harus puas finis di posisi ke-15 Premier League 2025/2026, yang menjadi pencapaian terburuk sejak musim 1973/74 ketika mereka terdegradasi ke Divisi II.

Meski demikian, capaian ini menjadi bukti bahwa United tetap memiliki magnet besar di dunia sepak bola. Popularitas global, dukungan fans yang luar biasa, serta strategi komersial agresif menjadikan mereka tetap kuat secara finansial meski krisis performa belum teratasi.

1 dari 3 halaman

Strategi Komersial Jadi Tulang Punggung

Lompatan pendapatan United banyak ditopang sektor komersial dan pemasukan dari laga kandang. Kerja sama sponsor utama dengan Snapdragon yang berjalan penuh musim lalu menghasilkan pemasukan komersial £333,3 juta (sekitar Rp6,56 triliun), naik 10 persen dibanding musim sebelumnya.

Old Trafford pun mencatat rekor baru dengan peningkatan pendapatan hari pertandingan sebesar 17 persen, yakni £160,3 juta (sekitar Rp3,15 triliun). Angka tersebut menjadi yang tertinggi dalam sejarah klub Inggris.

Peningkatan ini berhasil menutup kerugian dari sektor hak siar televisi yang anjlok akibat absennya United di Liga Champions.

Basis suporter yang loyal serta brand yang tak pernah kehilangan pamor membuat aliran pendapatan klub tetap stabil. Fakta ini kembali menegaskan bahwa kekuatan Manchester United jauh melampaui sekadar performa di atas lapangan.

Pertandingan Selanjutnya
Premier League Premier League | 20 September 2025
Man United Man United
23:30 WIB
Chelsea Chelsea
2 dari 3 halaman

Tantangan: Rugi Beruntun

Di balik catatan positif itu, United masih bergulat dengan kerugian finansial. Musim lalu, mereka mencatat kerugian operasional sebesar £18,4 juta (Rp362 miliar) dan kerugian bersih £33 juta (Rp650 miliar).

Walau jumlah tersebut lebih baik ketimbang musim sebelumnya yang merugi £113,2 juta, tren kerugian tahunan mereka kini sudah memasuki enam musim beruntun.

Omar Berrada, CEO Manchester United, menilai catatan finansial ini menjadi bukti ketangguhan klub.

"Dapat menghasilkan pendapatan rekor selama tahun yang penuh tantangan bagi klub ini menunjukkan ketangguhan yang merupakan ciri khas Manchester United," ujarnya.

Ia juga menegaskan bahwa klub kini fokus menata fondasi jangka panjang, baik di dalam maupun di luar lapangan. United menargetkan pendapatan musim 2025/2026 berada di kisaran £640 juta–£660 juta (Rp12,6–Rp13 triliun).

Sumber: GiveMeSport