
Bola.net - Jelang laga Chelsea vs Liverpool, pelatih Enzo Maresca buka suara soal tragedi yang menimpa Diogo Jota. Komentarnya menyoroti duka mendalam yang ternyata pernah ia rasakan secara langsung.
Manajer asal Italia itu menunjukkan empati luar biasa kepada skuad The Reds. Ia memahami betul betapa sulitnya menghadapi kehilangan rekan satu tim secara mendadak.
Pengalaman pahit ini membawanya kembali pada sebuah kenangan kelam 18 tahun silam. Saat itu, ia harus merelakan kepergian sahabatnya di Sevilla, Antonio Puerta.
Bagi Maresca, luka akibat kehilangan seperti itu tidak akan pernah bisa benar-benar sembuh. Ia berbicara dari pengalaman pribadinya yang paling menyakitkan dan membekas.
Kenangan Pahit Bernama Antonio Puerta
Empati tulus Enzo Maresca berakar dari tragedi yang menimpa rekannya di Sevilla, Antonio Puerta. Peristiwa itu terjadi pada Agustus 2007 dan meninggalkan bekas yang teramat dalam.
Puerta, seorang bek sayap berbakat timnas Spanyol, tiba-tiba kolaps di tengah pertandingan La Liga. Ia meninggal dunia tiga hari kemudian di rumah sakit akibat serangan jantung.
Maresca menjadi saksi langsung kejadian tragis tersebut dari atas lapangan. Ia berada di sana saat Puerta, sahabatnya, tiba-tiba tidak sadarkan diri di tengah laga.
Padahal hanya tiga bulan sebelumnya, mereka berdua baru saja merayakan gelar juara Piala UEFA. Puerta bahkan menjadi penentu kemenangan Sevilla di babak adu penalti.



Luka yang Tak Kunjung Sembuh
Berkaca dari pengalamannya, Maresca meyakini para pemain Liverpool mungkin tidak akan pernah pulih sepenuhnya. Ini adalah cerminan dari apa yang ia dan timnya alami bertahun-tahun lalu.
Ia secara terbuka mengungkapkan betapa sulitnya menghadapi situasi semacam ini. Menurutnya, tidak ada solusi yang bisa benar-benar menyembuhkan luka batin tersebut.
"Ini sulit. Sulit juga untuk dijelaskan karena tidak ada solusinya," kata Enzo Maresca.
Dalam kesempatan yang sama, ia menambahkan kalimat yang menyiratkan dalamnya luka tersebut. "Anda hanya harus menghadapinya. Anda tidak akan bisa menjadi lebih baik lagi," sambungnya.
Kekosongan Nyata di Ruang Ganti
Salah satu gambaran paling menyakitkan bagi Maresca adalah suasana di ruang ganti tim. Kehilangan seorang rekan meninggalkan sebuah kekosongan yang nyata setiap harinya.
Ia, yang kala itu merupakan pemain senior di Sevilla, masih mengingat jelas pemandangan pilu itu. Sebuah tempat yang biasanya terisi oleh canda tawa sahabat kini menjadi kosong selamanya.
"Anda tiba di tempat latihan. Anda bisa bayangkan ruang ganti kurang lebih seperti ruangan ini," ungkapnya.
"Anda datang dan melihat tempat itu kosong, di mana setiap hari ada rekan setim Anda di sana, itu sangat menyedihkan," jelas Maresca.
Sebuah Empati Tulus dari Sang Rival
Pengalaman personal tersebut membuat Maresca sangat memahami apa yang sedang dialami Liverpool. Ia tahu persis badai emosi yang kini dirasakan oleh para pemain dan staf The Reds.
Hubungannya dengan keluarga mendiang Puerta bahkan masih terjalin erat hingga sekarang. Maresca mengaku masih terus berkomunikasi dengan orang tua sahabatnya itu.
Setelah mengenang kembali masa-masa sulit tersebut, Maresca tampak sangat emosional di hadapan media. Ia kemudian meminta agar tidak ada lagi pertanyaan mengenai topik sensitif itu.
"Setelah 20 tahun, hanya itu yang bisa saya katakan," pungkasnya dengan nada suara yang berat.
Advertisement
Berita Terkait
MOST VIEWED
HIGHLIGHT
- Tak Selalu Sempurna, Ini 5 Penalti Terburuk Lionel...
- 10 Kuda Hitam Liga Champions yang Bisa Bikin Kejut...
- 5 Pemain Muda yang Bisa Jadi Kejutan di Liga Champ...
- Peta Panas Pelatih Premier League: Slot Nyaman, Am...
- 6 Pemain Top yang Gabung Klub Liga Arab Saudi Musi...
- Deretan Pemain dengan Gaji Fantastis di La Liga 20...
- 3 Klub Premier League yang Bisa Rekrut Gianluigi D...