
Bola.net - Tampangnya memang kurang meyakinkan sebagai pesepakbola, namun Peter Crouch sebenarnya seorang striker yang bagus, plus humoris.
Crouch baru saja memutuskan untuk pensiun di usia 38 tahun. Ia mengumumkan keputusan gantung sepatu itu melalui akun Twitter miliknya, @petercrouch.
Sebagai seorang pesepakbola, fisik Crouch memang sangat menonjol. Tingginya mencapai 2,01 meter. Namun tubuhnya kurus. Ia pun mendapat dipanggil 'Beanpole' di Inggris, yang merupakan julukan bagi orang yang tinggi dan kurus di sana.
Fisiknya terlihat rapuh. Apalagi kompetisi Premier League terkenal sangat mengandalkan fisik. Namun hebatnya Crouch mampu bertahan hingga 21 tahun di kompetisi tersebut.
Crouch memulai karirnya di pentas Premier League sejak tahun 1998 silam. Tottenham menjadi klub profesional pertamanya.
Setelah itu ia bermain bagi enam tim yang berbeda di sepanjang karirnya di EPL, termasuk Liverpool dan Stoke City. Ia terakhir kali membela klub Burnley.
Di sepanjang karirnya, ia mencetak 106 gol di Premier League. 53 di antaranya ia cetak melalui kepalanya. Catatan ini membuatnya menjadi raja serangan udara di Premier League.
53 – Peter Crouch scored 53 headed goals during his Premier League career, the most of any player. Indeed, he is the only player in the competition’s history to score 50 or more goals with his head. Artistry. pic.twitter.com/2hhoh0DwJN
— OptaJoe (@OptaJoe) July 12, 2019
Akrobatik
Namun, Crouch juga sering mencetak gol indah dengan kakinya. Ia bahkan sanggup melakukannya secara akrobatik.
Tengok saja golnya bersama Liverpool di Liga Champions pada September 2006 silam. Ia menjebol gawang Galatasaray dengan tendangan gunting.
Crouch's greatest goal? 🤔
— UEFA Champions League (@ChampionsLeague) July 12, 2019
Happy retirement, @petercrouch! 👏👏👏#UCL | @LFC pic.twitter.com/3M0pz0XncA
Gol ini menjadi gol terbaik yang pernah dicetak di pentas Liga Champions. Gol Crouch terpilih melalui sebuah poling yang digelar UEFA pada bulan April lalu.
Selain Crouch, ada tiga pemain lain yang golnya dimasukkan dalam poling itu. Mereka adalah Gareth Bale, Cristiano Ronaldo dan Mario Mandzukic.
Apakah gol itu kebetulan? Tentu tidak. Crouch juga pernah melakukannya dengan Portsmouth, saat bersua dengan Stoke City pada musim 2008-09. Simak golnya di bawah ini pada detik 00.44.
"Oh, superb from Peter Crouch!" 💥☄️#OnThisDay in 2008, @petercrouch rejoined @Pompey... pic.twitter.com/TAvcuBqANG
— Premier League (@premierleague) July 11, 2019
Crouch juga pernah mencetak gol akrobatik itu saat membela Stoke City. Gol itu ia cetak ke gawang klub Stevenage. Simak golnya di tautan INI.
Suami dari Abbey Clancy ini juga pernah mencetak gol voli yang sangat indah. Tepatnya saat ia membela Stoke City melawan Manchester City pada bulan Maret tahun 2012 silam.
OFFICIAL: @petercrouch has announced his retirement from football 😭
— Dugout (@Dugout) July 12, 2019
Here he is scoring an absolute worldie for @stokecity against Manchester City 🚀 pic.twitter.com/xY3M3OZRt6
Crouch menyebut bahwa gol ini bisa disebut sebagai gol terbaik di sepanjang karirnya. Pengakuan itu terlontar dalam sesi tanya jawab dengan fans via Facebook.
"Tendangan gunting untuk Liverpool dalam pertandingan melawan Galatasaray [pada 2006] ditambah tendangan overhead untuk Portsmouth melawan Stoke [pada 2008] juga sangat bagus, tapi saya pikir untuk sesaat ketika semuanya datang bersama, gol Man City adalah yang terbaik," seru pria yang sudah menulis dua buah buku ini.
Humoris
Crouch juga pernah terpilih untuk membela Timnas Inggris. Ia mencatatkan 42 caps dan mencetak 22 gol. Satu di antaranya ia cetak saat melawan Trinidad dan Tobago di laga grup B Piala Dunia 2006 silam.
Saat itu laga berlangsung imbang hingga menit ke-82. Pada menit ke-83, Crouch akhirnya sukses memecah kebuntuan The Three Lions. Ia menyundul bola hasil umpan silang David Beckham. Namun dalam prosesnya, ia tertangkap kamera 'menjambak' rambut gimbal bek lawan, Brent Sancho.
Beanpole kemudian ditanya mengapa ia menjambak sang lawan dalam sebuah sesi tanya jawab dangan fans yang dihelat FourFourTwo. Jawabannya pun khas Crouch: Menggelitik.
"Itu seperti gerakan alami. Saya bahkan tidak tahu saya melakukannya sampai saya melihat semua foto sesudahnya. Ketika Anda berduel untuk bola udara, Anda hanya mencoba segalanya untuk mengalahkan pengawal Anda," jawabnya.
"Sejujurnya saya tidak menyadari bahwa saya telah melakukannya, tetapi jelas itu buruk ketika Anda melihatnya kembali. Ia (Brent) tidak mengatakan apa pun setelah pertandingan, tetapi sejak saat itu Kenwyne Jones mengatakan kepada saya bahwa saya tidak terlalu disukai di Trinidad, jadi saya belum pernah berlibur ke sana!"
Suatu waktu, Dirk Kuyt, rekannya waktu di Liverpool, pernah bercerita bahwa Crouch nyaris menabraknya di arena gokart. Kuyt memang tidak mengada-ada. Crouch memang 'sengaja' hendak menabrak pria asal belanda tersebut.
"Itu terjadi sesaat sebelum final Liga Champions (2006-07). Kami semua berada di kamp pelatihan di Portugal dan pergi ke arena balapan gokart. Saya hendak menepi ke pit dan menyadari rem saya tidak berfungsi. Saya melihat Xabi Alonso dan Dirk Kuyt berdiri di sana, [dan] mengetahui bahwa saya akan menabrak salah satu dari mereka dan saya berpikir, 'Siapa di antara keduanya yang paling berharga?'"
Tentu saja saat itu Alonso merupakan salah satu tulang punggung skuat Liverpool. Hampir tak ada pemain yang bisa menggantikan perannya di lini tengah. Jadi pada akhirnya Crouch memilih mengarahkan gokart-nya pada Kuyt.
"Saya memujinya, ia melompat keluar dari jalur. Saya [bergegas] kembali ke trek, panik dan melompat keluar. Kendaraan gokart saya menabrak dinding dan kemudian terbakar. Saya tidak tahu apakah itu merupakan faktor dalam pemilihan tim Rafa menjelang final..." kelakarnya.
Di final UCL 2006-07 itu, Crouch memang dicadangkan oleh Rafael Benitez. Ia menjadikan Kuyt sebagai penyerang tunggal. Beanpole sendiri baru dimasukkan pada menit ke-78. Saat itu Liverpool akhirnya kalah 2-1 dari AC Milan.
Selebrasi Robot
Crouch juga terkenal sebagai pemain yang mempopulerkan selebrasi robot. Selebrasinya itu ia lakukan bersama Timnas Inggris.
RoboCrouch melakukan selebrasi itu usai mencetak gol di laga uji coba kontra Hungaria pada tahun 2006. Kemudian ia melakukannya lagi saat melawan Jamaika, di mana ia mengemas hattrick dan membantu timnya menang 6-0.
Namun Crouch tidak melakukan selebrasi itu lagi. Ia mengaku hanya akan melakukannya jika Inggris memenangi Piala Dunia, yang tentunya tak pernah terjadi hingga ia pensiun saat ini. Namun di lain kesempatan, seperti yang dikutip oleh Observer, ada alasan lain mengapa ia tak melakukan Robot Dance itu.
"Itu lucu pada saat itu, tetapi saya tidak ingin terus melakukannya sampai menjadi tidak lucu. Saya sudah berhenti melakukannya untuk saat ini, tetapi jika saya pernah mencetak gol yang sangat besar Anda tidak pernah tahu [apa yang akan pernah terjadi]."
Enjoy retirement, Peter Crouch! You will be missed!
Advertisement
Berita Terkait
-
Liga Inggris 21 Oktober 2025 23:02
Ryan Gravenberch Absen Latihan Jelang Laga Liverpool vs Eintracht Frankfurt
-
Liga Champions 21 Oktober 2025 22:07
-
Liga Inggris 21 Oktober 2025 21:25
LATEST UPDATE
-
Liga Champions 22 Oktober 2025 05:23
-
Liga Champions 22 Oktober 2025 04:59
-
Liga Champions 22 Oktober 2025 04:47
-
Liga Champions 22 Oktober 2025 04:35
-
Liga Champions 22 Oktober 2025 04:26
-
Liga Champions 22 Oktober 2025 04:14
MOST VIEWED
- Faktor X di Balik Kemenangan MU: Ternyata Aksi Suporter Liverpool Juga Berpengaruh!
- Kontroversi Liverpool vs MU: Mengapa Gol Bryan Mbeumo Tetap Disahkan Meski Alexis Mac Allister Cedera Kepala?
- Kemenangan Manis: Rapor Pemain MU saat Tundukkan Liverpool di Anfield
- Link Live Streaming & Jadwal Pertandingan Liverpool vs Manchester United di Liga Inggris, Hari Minggu 19 Oktober 2025
HIGHLIGHT
- 9 Pemain yang Pernah Disarankan Ralf Rangnick untu...
- Manchester United Terpuruk, 4 Eks Pemainnya Malah ...
- 5 Pemain Manchester United yang Bakal Diuntungkan ...
- 7 Pemain Premier League yang Kariernya Bisa Selama...
- 4 Pelatih Paling Cepat Capai 250 Kemenangan di Pre...
- 9 Bek Tengah Incaran Liverpool di Bursa Transfer 2...
- 10 Transfer Termahal Dalam Sejarah AC Milan: Dari ...