Tak Lagi Krisis tapi Masih Rapuh: Liverpool Petik Pelajaran Mahal dari Kandang Spurs

Tak Lagi Krisis tapi Masih Rapuh: Liverpool Petik Pelajaran Mahal dari Kandang Spurs
Skuad Liverpool merayakan gol Hugo Ekitike di laga lawan Tottenham, Minggu (21/12/2025). (c) AP Photo/Ian Walton

Bola.net - Pembicaraan tentang krisis di Anfield perlahan mereda. Liverpool kembali menemukan pijakan lewat rangkaian hasil positif yang mengangkat suasana ruang ganti dan meredakan tekanan terhadap pelatih Arne Slot.

Namun, kemenangan tandang 2-1 atas Tottenham justru menyisakan kegelisahan. Di balik tiga poin berharga itu, 17 menit terakhir yang kacau menunjukkan bahwa kebangkitan Liverpool masih dibayangi kelemahan mendasar.

Krisis mungkin sudah lewat, tetapi laga di London utara menegaskan pekerjaan Slot belum selesai. Ada progres nyata, tetapi juga peringatan keras yang tak boleh diabaikan.

1 dari 4 halaman

Kebangkitan Liverpool dan Kredit untuk Arne Slot

Kebangkitan Liverpool dan Kredit untuk Arne Slot

Selebrasi Hugo Ekitike dalam laga Premier League antara Tottenham vs Liverpool, Minggu (21/12/2025). (c) AP Photo/Ian Walton

Liverpool datang ke laga ini dengan modal kepercayaan diri yang kembali tumbuh. Enam pertandingan tanpa kekalahan di semua kompetisi mengubah narasi yang sempat begitu suram di penghujung November.

Dari 15 poin terakhir yang tersedia di liga, The Reds mengamankan 11 poin dan menambah keyakinan lewat kemenangan tandang meyakinkan di Liga Champions atas Inter.

Perubahan suasana itu terasa signifikan jika menengok ke belakang. Kekalahan telak 1-4 dari PSV di Anfield, disusul hasil mengecewakan melawan Nottingham Forest dan Manchester City, sempat memicu keraguan besar.

Kini, Slot perlahan membalikkan situasi dengan pendekatan yang lebih pragmatis. Pelatih asal Belanda itu juga berani mengambil keputusan sulit.

Ia mencadangkan Mohamed Salah setelah sang penyerang meluapkan kekecewaan secara terbuka, sekaligus mengubah sistem permainan agar Liverpool tampil lebih rapat.

2 dari 4 halaman

Keunggulan Numerik yang Tak Termanfaatkan

Keunggulan Numerik yang Tak Termanfaatkan

Ekspresi Arne Slot di laga Tottenham vs Liverpool di Liga Inggris 2025/26, Minggu (21/12/2025). (c) AP Photo/Ian Walton

Masalahnya muncul ketika pertandingan memasuki fase krusial. Liverpool unggul jumlah pemain sejak menit ke-33 setelah Xavi Simons dikartu merah akibat tekel keras terhadap Virgil van Dijk. Dengan penguasaan bola mencapai 65 persen, keunggulan itu seharusnya menjadi modal untuk mengontrol laga.

Faktanya, Liverpool justru kesulitan mengonversi dominasi tersebut. Tottenham mampu bertahan dalam permainan dan tetap menciptakan ancaman. Ketika Richarlison memperkecil ketertinggalan pada menit ke-83, kontrol Liverpool mulai goyah.

Situasi semakin mengkhawatirkan di masa tambahan waktu. Setelah Cristian Romero menyusul keluar lapangan, tuan rumah bermain dengan sembilan orang. Namun, alih-alih menenangkan permainan, Liverpool justru terlihat panik dan kehilangan struktur.

3 dari 4 halaman

Kekacauan Akhir dan Kemarahan di Tepi Lapangan

Slot tak menutupi kekecewaannya usai laga. Ia menyoroti bagaimana timnya nyaris tak mampu memegang bola di menit-menit terakhir.

“Yang paling menyakitkan bagi saya adalah dari sembilan menit tambahan waktu, yang akhirnya menjadi 10 menit, saya rasa mereka menguasai 95 persen bola,” kata Slot.

“Setiap kali kami mendapatkan bola, kami justru membuangnya. Sulit dipercaya kami tidak bisa menahan bola sedikit lebih lama. Rasanya seperti kami yang bermain dengan sembilan orang dan mereka dengan 11, karena serangan demi serangan terus datang.”

Manajemen permainan Liverpool benar-benar hilang. Umpan-umpan ceroboh dan pelanggaran tak perlu memberi Tottenham kesempatan untuk terus menekan. Slot bahkan terlihat frustrasi di pinggir lapangan karena timnya terlalu dalam bertahan, tetapi instruksi itu tak sepenuhnya dijalankan.

4 dari 4 halaman

Puncak Kekacauan Liverpool

Momen simbolik dari kekacauan itu adalah keputusan Slot menarik Jeremie Frimpong yang sempat tergeletak akibat benturan di mulut.

Sang pemain sebenarnya masih bisa melanjutkan laga, tetapi Slot memilih memasukkan Federico Chiesa demi menghindari risiko bermain dengan 10 orang, meski hanya sebentar.

“Saya tidak ingin bermain dengan 10 orang selama 30 detik,” jelas Slot. “Ini mungkin satu-satunya negara di mana pemain harus keluar lapangan selama 30 detik saat cedera, bahkan 45 detik jika cedera kepala. Kami sudah kesulitan meski unggul satu pemain.”

Di balik kekhawatiran tersebut, Liverpool tetap memetik sejumlah hal positif. Gol pembuka lahir dari kombinasi mahal Florian Wirtz dan Alexander Isak, yang untuk pertama kalinya berbuah gol Liga Inggris.

Sayangnya, kegembiraan Isak tak berlangsung lama setelah ia mengalami cedera akibat benturan dengan Micky van de Ven.