
Bola.net - Banyak yang beranggapan bahwa metode yang digunakan Antonio Conte selama melatih cenderung kasar dan banyak menuntut. Pria yang kini menukangi Inter Milan tersebut sadar akan hal itu.
Conte kembali menunjukkan kelasnya sebagai salah satu pelatih terbaik dunia saat ini selama melatih Inter. Ia berhasil membawa klub berjuluk Nerazzurri tersebut meraih 10 kemenangan dari 12 laga yang telah terlewati di Serie A.
Serangkaian hasil positif itulah yang membuat Inter Milan sanggup menempel ketat Juventus, yang saat ini duduk di puncak klasemen Serie A. Ia berhasil mengubah Inter yang d dua musim sebelumnya harus berjuang keras untuk finis di peringkat empat.
Kendati demikian, mantan pelatih Chelsea tersebut masih tetap mendapatkan sorotan dari publik. Ia dianggap terlalu menuntut para pemainnya untuk memberikan kontribusi maksimal selama di lapangan.
Scroll ke bawah untuk membaca informasi selengkapnya.
Antonio Conte Sadar Diri
Conte sadar dan membenarkan anggapan orang-orang terhadap dirinya. Tetapi, ia melakukan hal tersebut karena ingin meraih kemenangan dan mencatatkan sejarah. Baginya, kemenangan hanya bisa diraih jika pemain bisa mengerahkan 110 persen kemampuannya.
"Saya harus menjadi contoh yang baik dan tidak hanya memberi 100 persen, tetapi 110 persen. Begitu anda mengirimkan ini secara harian, sudah pasti anda meningkatkan standar bagi mereka yang bekerja untuk anda, para pemain," ujar Conte dikutip dari Football Italia.
"Tuntutannya harus tinggi bagi kami semua jika ingin menciptakan sejarah - atau dalam pengertian kami, memenangkan sesuatu. Itu karena pemenang menuliskan sejarah bagi klub yang ia wakili. Saya sadar saya sangat menuntut dan banyak orang kesulitan berurusan dengan saya," lanjutnya.
Memang Harus Menuntut Banyak
Pria berumur 50 tahun itu juga sadar bahwa tidak semua pemain bisa mengikuti kecepatan proses yang ia terapkan. Tetapi semua itu dibutuhkan agar Inter Milan mampu mendapatkan sesuatu yang membanggakan pada akhir musim.
"Jika ambisi anda meraih kemenangan, meraih sesuatu yang penting dan menuliskan sejarah, maka sudah tak bisa dihindari bahwa anda harus menuntut lebih dari diri sendiri serta orang lain," tambahnya.
"Itulah cara untuk mempercepat dan mencoba menang. Bukanlah sebuah pemberian bila kami meraih kemenangan, namun yang tepenting dari itu, pada akhir musim, anda tahu telah melakukan segalanya demi mencapai titik maksimal," tutupnya.
(Football Italia)
Advertisement
Berita Terkait
-
Liga Italia 22 Oktober 2025 13:24
Dosa Finansial Ronaldo: Juventus Masih Bayar Mahal Kesalahan Empat Tahun Lalu
-
Liga Champions 22 Oktober 2025 08:57
Jadwal Liga Champions Pekan Ini Live di SCTV, 21-23 Oktober 2025
-
Liga Champions 22 Oktober 2025 08:27
Man of the Match Union Saint-Gilloise vs Inter Milan: Denzel Dumfries
LATEST UPDATE
-
Liga Champions 22 Oktober 2025 13:34
-
Liga Italia 22 Oktober 2025 13:24
-
Liga Champions 22 Oktober 2025 13:12
-
Liga Spanyol 22 Oktober 2025 12:29
-
Liga Champions 22 Oktober 2025 11:59
-
Liga Champions 22 Oktober 2025 11:49
MOST VIEWED
- Como 2-0 Juventus: Ketika Keputusan Tudor Menimbulkan Tanda Tanya Besar
- Como 2-0 Juventus: Ketegangan Antara Tudor dan Fabregas Berlanjut
- Saat Kesabaran Stefano Pioli Habis: Kalian Nonton Pertandingannya atau Cuma Lihat Hasil?!
- Pidato Cesc Fabregas Usai Kemenangan Como atas Juventus Langsung Viral: Benar-Benar Bikin Haru
HIGHLIGHT
- 9 Pemain yang Pernah Disarankan Ralf Rangnick untu...
- Manchester United Terpuruk, 4 Eks Pemainnya Malah ...
- 5 Pemain Manchester United yang Bakal Diuntungkan ...
- 7 Pemain Premier League yang Kariernya Bisa Selama...
- 4 Pelatih Paling Cepat Capai 250 Kemenangan di Pre...
- 9 Bek Tengah Incaran Liverpool di Bursa Transfer 2...
- 10 Transfer Termahal Dalam Sejarah AC Milan: Dari ...