
Bola.net - Skandal Calciopoli yang mengguncang sepak bola Italia pada tahun 2006 silam kembali menjadi perbincangan hangat. Mantan Presiden Federasi Sepak Bola Italia (FIGC), Franco Carraro, baru-baru ini mengungkap pandangan kontroversialnya mengenai insiden tersebut.
Dalam sebuah wawancara, Carraro menegaskan bahwa keputusan untuk mencabut dua gelar Serie A milik Juventus pada saat itu sudah sangat tepat. Namun, ia dengan keras menyebut bahwa Inter Milan seharusnya tidak dihadiahi salah satu dari gelar lungsuran tersebut.
Pria yang kini berusia 85 tahun itu juga mengungkap sebuah penyesalan terbesar dalam kariernya. Ia mengakui ada sebuah "kesalahan politik besar" yang tanpa sadar ia buat dan menjadi salah satu pemicu utama meledaknya skandal Calciopoli.
Pengakuan mengejutkan ini seolah membuka kembali luka lama dan perdebatan yang tak pernah usai di Serie A. Mari kita simak cerita lengkap dan pandangan Franco Carraro mengenai salah satu era tergelap dalam sejarah sepak bola Italia.
Luka Lama yang Tak Terlupakan
Skandal Calciopoli pertama kali meledak pada pekan-pekan terakhir musim kompetisi Serie A 2005-06. Sepak bola Italia saat itu benar-benar dibuat gempar oleh sebuah investigasi besar-besaran yang dilakukan oleh pihak berwenang.
Investigasi tersebut berpusat pada dugaan adanya sebuah kampanye sistematis untuk memengaruhi penunjukan wasit dalam pertandingan. Direktur Juventus pada saat itu, Luciano Moggi, disebut-sebut sebagai tokoh utama di balik skandal ini.
Kasus ini sontak memicu gelombang pengunduran diri massal, pemecatan, dan serangkaian persidangan yang berjalan selama bertahun-tahun. Di level olahraga, Juventus pun harus menerima hukuman yang paling berat di antara klub-klub lainnya.
Selain didegradasi ke Serie B dengan hukuman pengurangan sembilan poin, mereka juga harus merelakan dua gelar Serie A mereka. Gelar pada musim 2004-05 dan 2005-06 yang mereka raih di atas lapangan resmi dicabut oleh FIGC.



Penyesalan Pribadi Franco Carraro
Dalam wawancaranya bersama media ternama Italia, La Gazzetta dello Sport, Franco Carraro mengungkap luka lama yang masih ia rasakan. Ia mengaku sangat menderita pada saat itu karena integritas dan kejujurannya sempat diragukan oleh publik.
Meskipun pada akhirnya ia dibersihkan dari semua tuduhan, ingatan pahit itu masih terus membekas hingga hari ini. Ia pun dengan jujur mengakui bahwa semua kekacauan itu berawal dari sebuah kesalahan besar yang ia perbuat.
"Sungguh menyakitkan bagi saya bahwa orang-orang meragukan kejujuran saya, mungkin karena saya mengundurkan diri untuk menghindari rasa malu bagi Federasi di awal musim berikutnya," kata Carraro.
"Saya dibersihkan dari semua kesalahan, tetapi itu masih membuat saya menderita hingga hari ini. Saya juga ditinggalkan dengan penyesalan pahit bahwa semuanya berawal dari kesalahan politik besar saya sendiri."
Kesalahan Politik Fatal di Tahun 2004
Lebih lanjut, Carraro menjelaskan secara rinci mengenai "kesalahan politik besar" yang ia maksudkan tersebut. Ia mengatakan bahwa kesalahannya terjadi pada tahun 2004, jauh sebelum skandal ini meledak ke permukaan.
Saat itu, ia sebenarnya sudah berniat untuk mengganti duo penunjuk wasit Serie A, Pierluigi Pairetto dan Paolo Bergamo. Ia kemudian mencoba untuk menawarkan posisi tersebut kepada wasit legendaris, Pierluigi Collina.
Namun, Collina saat itu mengaku belum siap untuk pensiun dan menolak tawaran tersebut. Informasi mengenai tawaran ini kemudian bocor dan sampai ke telinga Pairetto dan Bergamo.
"Pada saat itu, mereka pikir mereka bisa mempertahankan pekerjaan mereka dengan bersandar pada Moggi. Saya membuat kesalahan, saya seharusnya mengganti mereka pada tahun 2004 dengan orang lain," jelas Carraro.
Scudetto yang Seharusnya Tak Diberikan
Terlepas dari semua penyesalan pribadinya, Carraro tetap setuju bahwa klub-klub yang terbukti bersalah dalam skandal Calciopoli harus dihukum berat. Ia merasa bahwa keputusan untuk mencabut dua gelar Juventus adalah sebuah langkah yang sudah tepat dan diperlukan.
Menurutnya, para direktur Juventus pada saat itu telah terbukti melakukan kesalahan yang sangat fatal. Oleh karena itu, hukuman pencabutan dua gelar Scudetto sudah sepantasnya mereka terima sebagai konsekuensinya.
Akan tetapi, ia sama sekali tidak setuju dengan keputusan untuk memberikan gelar musim 2005-06 kepada Inter Milan. Menurutnya, gelar tersebut seharusnya dibiarkan kosong tanpa ada pemenangnya.
"Namun, gelar Inter dari tahun 2006 seharusnya tidak diberikan kepada siapa pun. Keduanya seharusnya dibiarkan tanpa pemenang, seperti tradisi," tegasnya.
Bukan Pengaturan Skor
Perlu diketahui, ada banyak sekali persidangan yang berlangsung selama bertahun-tahun terkait skandal Calciopoli ini. Sidang-sidang ini bahkan tidak hanya meliputi ranah olahraga, tetapi juga sampai ke ranah sipil atau hukum pidana.
Selain Juventus, beberapa klub besar lainnya juga turut mendapatkan sanksi dalam skandal ini. Ada nama Fiorentina, Milan, Lazio, Reggina, dan Arezzo yang semuanya dijatuhi hukuman pengurangan poin.
Meskipun ada kesalahpahaman umum yang beredar luas di kalangan publik, tidak ada satu pun pihak dalam skandal Calciopoli yang didakwa atau terbukti bersalah telah melakukan pengaturan skor (match-fixing).
Tuduhan utama yang terbukti pada saat itu hanyalah sebatas adanya upaya untuk memengaruhi proses penunjukan wasit-wasit tertentu. Tujuannya adalah agar wasit yang diinginkan bisa memimpin sebuah pertandingan yang dianggap krusial.
Advertisement
Berita Terkait
-
Liga Italia 5 September 2025 05:55
Gabung AC Milan, David Odogu Tak Pernah Bayangkan Bisa Satu Tim dengan Luka Modric
-
Liga Italia 4 September 2025 22:59
Ayah Santiago Gimenez Sentil AC Milan Yang Ingin Tukar Putranya Dengan Striker Roma
LATEST UPDATE
-
News 5 September 2025 10:59
-
Tim Nasional 5 September 2025 10:57
-
Tim Nasional 5 September 2025 10:46
-
Tim Nasional 5 September 2025 10:35
-
News 5 September 2025 10:25
-
Olahraga Lain-Lain 5 September 2025 10:00
MOST VIEWED
- Edon Zhegrova Resmi Gabung Juventus: Sebuah Mimpi, Ambisi Besar, dan Pesan untuk Bianconeri
- Mengenal David Odogu: Bek Baru AC Milan yang Pernah Angkat Trofi Piala Dunia di Indonesia
- Hasil Perombakan Besar-besaran AC Milan, Hanya Sedikit Pemain Dari Musim Lalu yang Selamat
- Klub Liga Italia Paling Boros di Bursa Transfer Musim Panas 2025: Awas Kaget!
HIGHLIGHT
- Eberechi Eze
- 7 Pemain yang Pernah Disejajarkan dengan Lionel Me...
- 9 Transfer yang Direbut Klub Lain: Eze, Willian, H...
- Eberechi Eze Menyusul? 5 Pemain yang Lebih Memilih...
- 5 Manajer Premier League yang Paling Berisiko Dipe...
- 4 Pemain Bebas Transfer yang Bisa Direkrut Real Ma...
- 3 Klub Premier League yang Bisa Rekrut Gianluigi D...