Brutal! Simone Inzaghi Dapat Tapiro dOro Usai Kekalahan di Final Liga Champions

Brutal! Simone Inzaghi Dapat Tapiro dOro Usai Kekalahan di Final Liga Champions
Simone Inzaghi gagal membawa Inter Milan juara Liga Champions musim 2024/2025 (c) AP Photo/Matthias Schrader

Bola.net - Simone Inzaghi mendapat hadiah unik tak lama setelah Inter Milan kalah telak 0-5 dari Paris Saint-Germain (PSG). Penghargaan tersebut bernama Tapiro d’Oro dan diberikan oleh acara satir Italia, Striscia la Notizia.

Tapiro d’Oro diberikan pada figur publik yang mengalami momen memalukan atau kekalahan. Ini jadi cara lucu untuk menanggapi kejadian tersebut di mata publik.

Sebelumnya, beberapa pemain besar Serie A seperti Zlatan Ibrahimovic dan Alvaro Morata juga menerima penghargaan serupa. Kini giliran Inzaghi yang harus menghadapi momen ini.

Pelatih asal Italia itu menerima Tapiro d’Oro dengan rasa berat hati. Kekalahan telak ini menjadi babak sulit dalam kariernya.

1 dari 2 halaman

Apa Itu Tapiro dOro dan Sejarahnya

Apa Itu Tapiro dOro dan Sejarahnya

Pelatih Inter Milan, Simone Inzaghi bereaksi dalam laga final Liga Champions antara PSG vs Inter Milan di Allianz Arena di Munich, Jerman. (c) AP Photo/Martin Meissner

Tapiro d’Oro berarti “Tapir Emas” dan merupakan penghargaan satir dari media Italia. Biasanya diberikan pada orang-orang yang sedang mengalami aib atau kegagalan di depan umum.

Striscia la Notizia memperkenalkan penghargaan ini sebagai bentuk kritik yang dikemas dengan humor. Meski lucu, penghargaan ini jadi simbol momen sulit bagi penerimanya.

Sejumlah figur sepak bola Italia sudah masuk dalam daftar penerima penghargaan ini. Simone Inzaghi pun kini resmi menjadi bagian dari daftar tersebut.

Penghargaan ini mengingatkan bahwa dunia olahraga juga penuh dengan kejutan dan tantangan. Inzaghi menerima ini sebagai bagian dari perjalanan kariernya.

2 dari 2 halaman

Reaksi dan Sikap Inzaghi Setelah Kekalahan

Reaksi dan Sikap Inzaghi Setelah Kekalahan

Pelatih Inter Milan Simone Inzaghi (c) AP Photo

Inzaghi mengakui performa Inter Milan tidak maksimal melawan PSG. Ia juga menyebut bahwa lawan memang pantas menang di laga final tersebut.

Pelatih berusia 46 tahun itu mengatakan kekalahan pasti menyakitkan. Namun ia menegaskan pentingnya menerima dan belajar dari kekalahan tersebut.

“Saya selalu menjadi seorang olahragawan. Kekalahan memang menyakitkan, tapi kami menerimanya,” tambahnya.

Sumber: Football Italia