Kartu Merah Berlebihan yang Merusak Atalanta

Kartu Merah Berlebihan yang Merusak Atalanta
Pelatih Atalanta, Gian Piero Gasperini. (c) AP Photo/Alessandra Tarantino

Bola.net - Atalanta menelan kekalahan 0-2 dari Inter Milan dalam laga yang seharusnya bisa membawa mereka ke puncak klasemen Serie A. Pelatih Gian Piero Gasperini menegaskan bahwa hasil tersebut tidak mengurangi kualitas timnya. Dia tetap menggaungkan nama La Dea sebagai salah satu tim terbaik di Eropa.

Kekalahan ini bermula dari sundulan bebas Carlos Augusto yang memanfaatkan sepak pojok Hakan Calhanoglu. Gol itu terjadi setelah jeda enam menit akibat keadaan darurat medis di tribune. Lautaro Martinez kemudian memastikan kemenangan Inter dengan gol kedua.

Namun, bagi Gasperini, momen krusial terjadi saat Ederson diusir wasit. Dua kartu kuning beruntun akibat protes membuat Atalanta kehilangan keseimbangan.

1 dari 6 halaman

Keputusan Kontroversial yang Memicu Kemarahan

Gasperini tak bisa menyembunyikan kekecewaannya terhadap kepemimpinan wasit. Dia menganggap keputusan memberikan kartu merah kepada Ederson telah merusak jalannya pertandingan.

"Kartu merah itu merusak akhir pertandingan, bukan hanya untuk tim saya, tetapi juga bagi lawan dan semua yang menonton," ujar Gasperini kepada DAZN, seperti dikutip Football Italia.

"Tidak ada alasan untuk sampai ke titik itu, keputusan itu tidak perlu diambil. Masih ada sekitar 20 menit tersisa yang seharusnya bisa tetap menarik."

Pertandingan Selanjutnya
Serie A Serie A | 14 September 2025
Atalanta Atalanta
20:00 WIB
Lecce Lecce
Serie A Serie A | 13 September 2025
Juventus Juventus
23:00 WIB
Inter Milan Inter Milan
2 dari 6 halaman

Wasit yang Berlebihan dan Keputusan yang Tak Konsisten

Menurut Gasperini, wasit terlalu keras dalam menyikapi Ederson. Dia menyoroti beberapa kejadian sebelumnya yang tak berujung kartu kuning.

"Wasit terlalu berlebihan terhadap Ederson. Ada insiden lain yang serupa, seperti Bellanova, tapi tidak dihukum," tambahnya.

"Ederson memang salah karena bertepuk tangan dengan sarkastik, tapi sejujurnya, wasit telah merusak pertandingan ini. Ada kejadian yang jauh lebih buruk, tetapi beberapa wasit memilih untuk mengabaikannya."

3 dari 6 halaman

Atalanta Terkejut oleh Gol Pembuka

Gol pertama Inter terjadi dalam situasi yang unik, setelah permainan dihentikan cukup lama karena kejadian di tribune penonton. Gasperini mengakui bahwa timnya seharusnya lebih waspada.

"Kami tampil baik dalam bertahan di situasi bola mati pada babak pertama. Namun, jeda karena seorang suporter yang sakit membuat ritme permainan terganggu," ujar Gasperini.

"Kami harusnya lebih fokus. Dalam pertandingan yang seimbang seperti ini, momen-momen kecil bisa menentukan. Kami juga mengalami situasi serupa di Supercoppa Italiana melawan Inter. Mereka memang lebih baik dalam mengelola momen-momen seperti ini."

4 dari 6 halaman

Ambisi Scudetto yang Belum Pudar

Dengan sembilan pertandingan tersisa, Atalanta masih berada di posisi ketiga, enam poin di belakang Inter. Mereka juga unggul lima poin atas Bologna di peringkat keempat.

"Sekarang waktunya jeda internasional. Kami harus menemukan kekuatan untuk menjalani sembilan pertandingan terakhir dengan performa terbaik," kata Gasperini.

"Kami tidak merasa terkikis oleh hasil ini. Kami menghadapi salah satu tim terbaik di Eropa dan dunia. Kami bermain dengan keberanian, menciptakan peluang, dan bertahan dengan baik. Atalanta seharusnya bangga dengan penampilan ini."

5 dari 6 halaman

Rekor Buruk yang Perlu Diakhiri

Atalanta memiliki rekor buruk saat menghadapi Inter. Mereka telah kalah dalam delapan pertemuan terakhir di semua kompetisi dan belum menang atas Nerazzurri sejak 2018.

Selain itu, mereka juga mengalami masalah dalam laga kandang. Atalanta belum menang dalam enam pertandingan terakhir di Gewiss Stadium, termasuk hasil imbang mengecewakan melawan Venezia, Cagliari, dan Torino.

Meski begitu, Gasperini dan pasukannya tak akan menyerah begitu saja. La Dea masih punya kesempatan untuk menulis kisah berbeda di sisa musim ini.

Sumber: Football Italia