Paolo Maldini: Kesetiaan dan Dedikasi pada AC Milan yang Berakhir dengan Pemecatan

Paolo Maldini: Kesetiaan dan Dedikasi pada AC Milan yang Berakhir dengan Pemecatan
Paolo Maldini (c) AC Milan

Bola.net - Paolo Maldini, salah satu pemain terbaik yang pernah dimiliki Italia, adalah mantan bek dan mantan kapten AC Milan. Sepanjang karier profesionalnya, hanya satu klub yang diperkuatnya.

Setelah pensiun, dia juga kembali ke Milan. Dia menjadi Direktur Teknik di sana. Dia memberikan semua dedikasinya. Namun, baru-baru ini, Maldini berpisah dengan Milan.

Kabarnya, Maldini dipecat karena adanya ketidakcocokan dengan Gerry Cardinale, pemilik baru Milan. Banyak yang sangat menyayangkannya.

Pasalnya, berkat kejelian Maldini dalam merekrut pemain, Milan berhasil meraih Scudetto Serie A 2021/2022. Itu adalah Scudetto mereka yang ke-19, juga yang pertama sejak 2010/2011.

Maldini adalah sosok yang yang setia pada Rossoneri. Itu juga yang membuatnya sangat identik dengan klub ini.

1 dari 8 halaman

Lahir, Besar, dan Main di Milan

Paolo Maldini lahir di kota Milan, 26 Juni 1968. Dia adalah putra dari bek legendaris AC Milan, Cesare Maldini, yang kemudian mengikuti jejaknya.

Maldini bergabung dengan akademi Milan pada tahun 1978. Dia lalu melakoni debutnya bersama tim senior pada musim 1984/1985 di usia 16. Dia dimainkan oleh pelatih Nils Liedholm dalam laga melawan Udinese pada 20 Januari 1985, menggantikan Segio Battistini yang cedera.

Itu adalah satu-satunya penampilan Maldini bersama Milan pada musim debutnya. Namun, dia kemudian menjadi langganan starter pada musim berikutnya.

Madini menempati posisi bek kanan. Dia diberi seragam nomor punggung 3, yang sebelumnya dipakai oleh Cesare, sang ayah.

2 dari 8 halaman

Dari Bek Kanan ke Bek Kiri, hingga Diserahi Ban Kapten Rossoneri

Maldini mengawali kariernya di Milan sebagai bek kanan. Namun, Maldini kemudian digeser ke kiri oleh pelatih Arrigo Sacchi seiring keberadaan Mauro Tassotti di sisi kanan Milan.

Maldini bukan pemain berkaki kidal. Akan tetapi, dia sanggup menggunakan kedua kakinya dengan baik, juga ditunjang dengan tactical versatility yang brilian. Itu membuatnya bisa ditempatkan di mana pun di barisan pertahanan.

Menyusul pensiunnya Franco Baresi dan Mauro Tassotti pada musim 1996/1997, Maldini ditunjuk menjadi kapten Milan. Sempat melalui periode sulit di awal, Maldini kemudian dikenal sebagai kapten di era kesuksesan Milan.

3 dari 8 halaman

Sederet Gelar Juara, Nomor 3 Dipensiunkan

Sederet Gelar Juara, Nomor 3 Dipensiunkan

Kapten AC Milan, Paolo Maldini, ketika merayakan gelar Liga Champions 2002/03 (c) UEFA

Memperkuat Milan sejak musim 1984/1995, Maldini pensiun di akhir musim 2008/2009. Selama 25 musim, mayoritas sebagai bek kiri, Maldini pensiun dengan mencatatkan 902 penampilan dan 33 gol dengan seragam Milan.

Selama memperkuat Milan, dan sebagian besar sebagai kapten mereka, Maldini turut mempersembahkan sederet gelar juara. Itu meliputi lima titel European Cup/Liga Champions dan tujuh Scudetto Serie A.

Dikenal dengan julukan Il Capitano (Sang Kapten), kesetiaan Maldini pada Milan juga diakui dengan dipensiunkannya nomor punggung 3 miliknya. Sebelumnya, Milan juga mempesiunkan nomor milik Baresi, yakni nomor 6.

Namun, Maldini mengatakan bahwa nomor 3 itu akan 'dihidupkan' kembali jika ada salah satu putranya yang main untuk Milan.

Pada musim 2019/2020, putra Maldini, Daniel, masuk tim senior Milan. Akan tetapi, nomor 3 tidak dimunculkan kembali karena Daniel Maldini merasa belum siap mewarisi nomor ikonik milik sang ayah.

4 dari 8 halaman

Menolak Tawaran Chelsea dan Arsenal

Menolak Tawaran Chelsea dan Arsenal

Paolo Maldini (c) AFP

Sepanjang memperkuat Milan, Maldini bukannya tak pernah mendapatkan tawaran dari klub-klub lain. Ada beberapa klub luar Italia yang ingin memakai jasanya, tetapi dia memilih untuk tetap di Milan.

Dua di antaranya adalah Chelsea dan Arsenal. Tawaran itu datang di era 1990-an.

"Saya mendapatkan dua tawaran di pertengahan 1990-an. Satu dari Chelsea, dan satunya lagi dari Arsenal," ungkap Maldini kepada Top Calcio 24 pada 2017 lalu.

"Di periode itu, Milan melalui dua musim bermasalah. Namun, saya tidak pernah punya niat untuk hengkang."

"Kami (saya dan Milan) kemudian bertemu untuk membicarakan perpanjangan kontrak. Kedua pihak sama-sama ingin tetap bersama."

Dua musim bermasalah yang dimaksud Maldini kemungkinan adalah musim 1996/1997 dan 1997/1998, ketika Rossoneri finis peringkat 11 dan 10 di Serie A setelah dia dipercaya memakai ban kapten.

5 dari 8 halaman

Menolak Tawaran Real Madrid

Menolak Tawaran Real Madrid

Paolo Maldini saat membela AC Milan (c) AP Photo/Alberto Pellaschiar

Sebelum pensiun di usia 41, Maldini juga mendapatkan tawaran dari raksasa Spanyol, Real Madrid. Namun, Maldini merasa dia sudah lewat masa keemasannya.

Berikut ini petikan wawancaranya dengan Sky Sport Italia dari tahun di mana Maldini masih bermain untuk Milan.

"Satu-satunya klub di dunia yang saya rasa memiliki tradisi dan ambisi seperti Milan adalah Real Madrid, tapi mereka tak pernah menghubungi saya (sebelumnya)," ungkap Maldini waktu itu.

"Mereka memang menghubungi tahun lalu, tapi saya sudah berusia 34."

"Sekarang, saya pasti akan mengakhiri karier di Milan. Sebelumnya, saya 99 persen yakin. Sekarang, saya 100 persen yakin."

6 dari 8 halaman

Tak Ingin Jadi Pelatih

Tak Ingin Jadi Pelatih

Carlo Ancelotti (c) AP Photo/Manu Fernandez

Sebelum pensiun, Maldini sempat mengungkapkan kalau dia tak pernah berniat banting setir jadi pelatih. Itulah yang kemudian terjadi.

Carlo Ancelotti, salah satu mantan pelatih Maldini di Milan, pernah menawarinya untuk bergabung dengannya di Chelsea. Dia kabarnya sudah sempat bertemu dengan Ancelotti dan bos Chelsea waktu itu, Roman Abramovich.

Namun, Ancelotti kemudian mengumumkan kalau Maldini menolak tawaran untuk menjadi bagian dari staf kepelatihannya di Chelsea.

Maldini rupanya ditakdirkan untuk kembali ke Milan.

7 dari 8 halaman

Direktur Teknik, Scudetto 2021/2022, Semifinal Liga Champions 2022/2023

Direktur Teknik, Scudetto 2021/2022, Semifinal Liga Champions 2022/2023

AC Milan, juara Serie A 2021/2022 (c) AP Photo

Pada Agustus 2018, beberapa minggu setelah kepemilikan Milan berpindah ke Elliott Management Corporation, Maldini menerima tawaran untuk menjadi Direktur Strategi & Pengembangan. Dia bekerja bersama Leonardo, yang kala itu menjadi Direktur Olahraga.

Itu menandai kembalinya Maldini ke Milan pasca-pensiun sebagai pesepakbola.

Pada 14 Juni 2019, Maldini diangkat menjadi Direktur Teknik. Ini bisa dibilang sebagai langkah yang menandai kebangkitan Milan.

Tiga tahun setelah Maldini menjabat sebagai Direktur Teknik, Milan menjuarai Serie A 2021/2022, Scudetto pertama mereka dalam 11 tahun. Maldini berjasa besar karena merekrut pemain-pemain seperti Theo Hernandez, Rafael Leao, Fikayo Tomori, Mike Maignan, hingga Olivier Giroud.

Maignan bahkan memenangi penghargaan Kiper Terbaik, sedangkan Leao diganjar penghargaan Pemain Terbaik musim itu.

Pada musim 2022/2023, Milan memang gagal mempertahankan gelarnya di Serie A. Namun, Milan secara mengejutkan mencapai semifinal Liga Champions pertamanya sejak 2006/2007 - meski akhirnya tersingkir oleh sang rival sekota Inter Milan.

8 dari 8 halaman

Dan... Akhirnya Diberhentikan

Selasa, 6 Juni 2023, malam WIB, Milan merilis pengumuman resmi. Mereka menyatakan bahwa Paolo Maldini telah diberhentikan dari jabatannya sebagai Direktur Teknik.

CEO RedBird selaku pemilik klub, Gerry Cardinale, banyak berbeda pendapat soal visi mereka untuk masa depan Milan, baik dari transfer pemain hingga target tim.

Sehari sebelumnya, Maldini dan Cardinale menggelar pertemuan untuk menentukan strategi di bursa transfer musim panas ini. Pertemuan itu rupanya berlangsung dengan tensi tinggi.

Diskusi yang seharusnya berjalan panjang itu bahkan selesai hanya dalam waktu sekitar 35 menit.

Menurut laporan La Repubblica, Maldini mendesak lebih banyak investasi dari pemik Milan. Sementara itu, Cardinale tidak senang karena inisiasi Maldini untuk merekrut pemain-pemain pilihannya, terutama Charles De Ketelaere dan Divock Origi, dianggap gagal.

Wartawan La Gazzetta dello Sport, Luca Bianchin, mengklaim bahwa pangkal persoalan antara Maldini dengan pemilik Milan adalah perbedaan visi misi.

Menurut Bianchin, Maldini lebih memilih pemain-pemain berpengalaman untuk diboyong, sedangkan pemilik klub menginginkan lebih banyak pemain muda.

Semua ini akhirnya berakhir dengan diberhentikannya Maldini, yang selama ini sangat setia dan berdedikasi pada Milan. Milan sebaiknya berdoa ini bukan keputusan yang salah besar.